tag:blogger.com,1999:blog-384837907654998272024-02-02T13:52:48.679-08:00Denny KusumoDennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.comBlogger65125tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-9948169067956600612015-07-02T19:30:00.003-07:002015-07-02T19:30:46.287-07:00ANALISIS LAPORAN KEUANGANPELUANG DAN TANTANGAN DALAM ANALISIS LINTAS BATAS<br />
Analisis keuangan lintas batas mencakup berbagai wilayah yurisdiksi. Sejumlah Negara memiliki perbedaan yang sangat besar dalam praktik akuntansi, kualitas pengungkapan, system hukum dan undang-undang, sifat dan ruang lingkup resiko usaha, dan cara untuk menjalankan usaha.<br />
Analisis dan penilaian keuangan internasional ditandai dengan banyak kontradiksi. Di satu sisi, begitu cepatnya proses harmonisasi standar akuntansi telah mengarah pada semakin meningkatnya daya banding informasi keuangan di seluruh dunia.<br />
Terlepas dari konradiksi yang masih terus berlanjut, hambatan untuk analisis dan penilaian keuangan internasional semakin menurun dan pandangan pada analisis secara umum masih positif. Globalisasi pasar modal, kemajuan dalam teknologi informasi dan kompetisi antar pemerintah nasional, bursa efek dan perusahaan-perusahaan untuk menarik investor dan kegiatan perdagangan yang meningkat masih terus berlanjut.<br />
<br />
KERANGKA DASAR ANALISIS USAHA<br />
Palepu, Bernard, dan Healy membuat suatu kerangka dasar yang bermanfaat untuk analisis dan penilaian usaha dnegan menggunakan data laporan keuangan. Kerangka dasar tersebut terdiri dari empat tahap analsis:<br />
1. Analisis strategi usaha<br />
2. Analisis akuntansi<br />
3. Analisis keuangan<br />
4. Analisis prospektif<br />
<br />
ANALISIS STRATEGI USAHA INTERNASIONAL<br />
Analisis strategi usaha merupakan langkah penting dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini memerikan pemahaman kualitiatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Hal ini memastikan bahwa analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan perspektif holistik. Dengan mengidentifikasikan faktor pendorong laba dan risiko usaha yang utama, analisis strategi usaha membantu para analis untuk membuat peralaman yang realistis.<br />
Analisis strategi usaha sering kali rumit dan sukar dilakukan dalam lingkungan internasional.<br />
<br />
· Ketersediaan Informasi<br />
<br />
Analisis strategi usaha sulit dilakukan khususnya dibeberapa negara karena kurang andalnya informasi mengenai perkembangan makro ekonomi. Pemerintah di negara maju kadang-kadang dianggap telah menerbitkan statistik ekonomi yang keliru atau menyesatkan.<br />
Memperoleh informasi mengenai industri juga sukar dilakukan di banyak negera dan jumlah serta kualitas informasi perusahaan sangat berbeda-beda. Ketersediaan informasi khusus mengenai perusahaan sangat rendah di banyak negara berkembang.<br />
<br />
· Rekomendasi untuk melakukan analisis<br />
<br />
Keterbatasan data membuat upaya untuk melakukan analsis starategi usaha dengan menggunakan metode riset tradisional menjadi sukar dilakukan. Seringkali, perlu dilakukan perjalanan untuk mempelajari iklim bisnis setempat dan bagaimana industri dan perusahaan sesungguhnya beroperasi, khususnya dinegara-negara pasar berkembang. WWW juga menawarkan akses yang sangat cepat terhadap informasi yang hingga akhir-akhir ini masih belum tersedia atau sukar untuk diperoleh.<br />
Informasi negara juga dapat ditemukan dalam penerbitan ”siaran internasional” yang disebarkan oleh kantor akuntan besar, bank, dan broker.<br />
<br />
ANALISIS AKUNTANSI<br />
Tujuan analisis akuntansi adalah untuk menganalisis sejauh mana hasil yang dilaporkan perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Para analis perlu untuk mengevaluasi kebijakan dan estimasi akuntasi, serta menganalisis sifat dan ruang lingkup fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan<br />
Para manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat pertimbangan yang terkait dengan akuntansi, karena merekalah yang tahu paling banyak mengenai kondisi operasi dan keuangan perusahaan mereka.<br />
Healy dan rekannya menyarankan proses berikut ini dalam melakukan evaluasi kualitas akuntansi suatu perusahaan<br />
1. identifikasikanlah kebijakan akuntansi utama<br />
2. Analisislah fleksibilitas akuntansi<br />
3. Evaluasilah strategi akuntansi<br />
4. Ecaluasilah kualitas pengungkapan<br />
5. Identifikasikanlah potensi terjadinya masalah<br />
6. Buatlah penyesuaian atas distorsi akuntansi<br />
<br />
Perbedaan antar negara dalam kualitas pengukuran akuntasi, pengungkapan, dan audit sangat dramatis. Karekteristik nasional yang menyebabkan perbedaan ini mencakup praktik yang diwajibkan dan diterima secara umum, pengawasan dan penegakan aturan dan ruang lingkup diskresi manajemen atas pelaporan keuangan<br />
Kualitas pengungkapan dan tingkat keyakinan audit harus diamati dengan sangat ketat pada saat melakukan analisis terhadap laporan keuangan sebuah perusahaan Jerman. Pengungkapan catatan kaki kebijakan akuntansi cukup terbatasjumlahnya dalam beberapa laporan tahunan perusahaan Jerman.<br />
Lingkungan audit jerman sangat berbeda dibandingkan dengan lingkungan di negera-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat. Aturan independensi auditor di Jerman tidak terlalu komprehendif dan rumit bila dibandingkan dengan yang ada di Inggris dan di Amerika Serikat, dan para manajer di jerman mungkin saja menganggapnya tidak patut bagi auditor untuk menanyakan pernyataan lisan mereka. Auditor Jerman juga lebih segan menerima.<br />
Auditor eksternal memainkan peranan yang penting dalam memastikan apakah standar akutansi dipatuhi. Sistem hukum memberikan mekanisme penegakan aturan yang memastkan para auditor untuk tetap independen dalam praktiknya.<br />
Pelaporan keuangan di Cina menunjukkan bagaimana pengukuran akuntansi, pengungkapan, dan kualitas audit dapat berbeda secara dramastis bila dibandingkan dengan praktik akuntansi di negara-negara Anglo-Amerika.<br />
<br />
· Saran-saran untuk para analisis<br />
<br />
Pada saat melakukan analisis, para analis harus sesering mungkin bertemu dengan manajemen untuk mengevaluasi insentif pelaporan keuangan dan kebijakan akuntansi mereka. Banyak perusahaan di negara pasar berkembang yang sangat tertutup dan para manajer mungkin tidak memiliki insentif yang kuat untuk melakukan pengungkapan yang lengkap dan kredibel.<br />
Akhirnya teknologi komunikasi baru memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap seluruh tahap riset keuangan.<br />
<br />
ANALISIS KEUANGAN INTERNASIONAL<br />
Tujuan analisis keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa kini dan masa lalu, dan untuk menilai apakah kinerjanya dapat dipertahankan. Analisis rasio dan analisis arus kas merupakan alat yang penting dalam melakukan analisis keuangan. Analisis rasio mencakup perbandingan rasio antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, perbandingan rasio suatu perusahaan antar waktu atau dengan periode fiskal yang lain, dan atau perbandingan rasio terhadap beberapa acuan yang baku.<br />
Analisis arus kas berfokus pada laporan arus kas, yang memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan, yang diklasifikasikan menjadi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, serta pengungkapan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas secara periodik.<br />
<br />
Analisis rasio<br />
Dua masalah yang harus dibahas ketika melakukan analisis rasio dalam lingkungan internasional:<br />
1. Apakah pebedaan lintas negara dalam prinsip akuntansi menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam angka-angka laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan dari negara yang berbeda<br />
2. seberapa jauh perbedaan dalam budaya serta kondisi persaingan dan ekonomi lokal memengaruhi interprestasi ukuran akuntansi dan rasio keuangan, meskipun pengukuran akuntansi dari negara yang berbeda disajikan ulang agar tercapai ’daya banding akuntansi’<br />
Sejumlah bukti kuat menunjukkan adanya perbedaan besar antar negara dalam profitabilitas, pengungkit, dan rasio serta jumlah laporan keuangan lainnya yang berasal dari faktor akuntansi dan non-akuntansi<br />
Seberapa besar perbedaan dalam pos-pos laporan keuangan disebabkan oleh perbedaan prinsip-prinsip akuntansi nasional. Suatu penelitian sebelumnya mengenai rekonsiliasi LK oleh emiten asing yang disusun oleh SEC cukup informatif.<br />
Lima jenis perbedaan laporan keuangan yang diungkapkan oleh sejumlah besar emiten adalah:<br />
1. Depresiasi dan amortisasi<br />
2. Biaya yang ditangguhkan atau dikapitalisasi<br />
3. Pajak tangguhan<br />
4. Pensiun<br />
5. Translasi mata uang asing<br />
<br />
Penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari dua pertiga emiten yang mengungkapkan perbedaan laba yang material melaporkan bahwa laba menurut GAAP AS lebih rendah dibandingkan dengan laba menurut GAAP non AS. Hampir setengah dari antaranya melaporkan perbedaan laba lebih besar dari 25%<br />
Dengan demikian, bukti dari pengungkapan rekonsiliasi emiten SEC mengindikasikan bahwa perbedaan GAAP dapat menyebabkan keragaman angka-angka laporan keuangan yang sig. Para analis sering kali harus memilih untuk membuat laporan keuangan lebih dapat dibandingkan dengan membuat penyesuaian prinsip akuntansi terhadap laporan keuangan yang sedang dianalisis.<br />
<br />
Analisis arus kas<br />
Analisis arus kas memberi masukan mengenai arus kas dan manajemen suatu perusahaan. Laporan arus kas yang sangat mendetail diwajibkan menurut GAAP AS, GAAP Inggris, IFRS dan standar akuntansi di sejumlah negara yang jumlahnya makin bertambah. Ukuran-ukuran yang berkaitan dengan arus kas sangat bermanfaat khususnya dalam analisis internasional karena tidak dipengaruhi oleh perbedaan prinsip akuntansi, bila dibandingkan dengan ukuran-ukuran berbasis laba.<br />
<br />
Mekanisme untuk mengatasinya<br />
Beberapa pendekatan bisa digunakan. Beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara internasional, atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum. Beberapa lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasi di negara-negara tersebut.<br />
Brown, Soybel, dan Stickney menggambarkan penggunaan algoritma penyajian ulang untuk meningkatkan perbandingan kinerja keuangan lintas negara. Mereka menyajikan ulang kinerja operasi perusahaan-perusahaan AS dan Jepang menurut dasar pelaporan yang sama.<br />
Algoritma penyajian ulang yang relatif sederhana cukup efektif untuk digunakan. Satu pendekatan adalah memfokuskan pada beberapa perbedaan LK yang paling material, dimana tersedia cukup informasi untuk melakukan penyesuian yang dapat diandalkan.<br />
<br />
ANALISIS PROSPEKTIF INTERNASIONAL<br />
Analisis prospektif Mencakup tahap peramalan dan penilaian. Ketika melakukan peramalan para analis membuat ramalan mengenai prospek perusahaan secara eksplisit berdasarkan strategi usaha, catatan akuntansi dan analisis keuangan. Ketika melakukan penilaian, analisis mengubah ramalan kuantitatif menjadi suatu estimasi nilai perusahaan. Penilaian digunakan secara implisit maupun eksplisit dalam banyak keputusan usaha. Terdeapat banyak pendekatan penilaian yang berbeda digunakan dalam praktik, mulai dari analisis arus kas terdiskonto hingga teknik yang lebih sederhana yang berdasarkan perkalian berbasis harga.<br />
<br />
Para pakar dalam melakukan penilaian internasional memberikan peringatan berikut ini kepada mereka yang melakukan analisis prospektif internasional. Setiap aturan yang telah dipelajari di negera asal anda menjadi tidak berlaku di LN. Fluktuasi kurs, perbedaan akuntansi, perbedaan praktik, dan kebiasaan bisnis, perbedaan pasar modal, dan banyak faktor lainnya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap peramalan dan penilaian internasional.Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-29337091604753164382015-07-02T19:29:00.000-07:002015-07-02T19:29:01.484-07:00PERENCANAAN DAN KENDALI MANAJEMENPersaingan global yang terjadi seiring dengan kemajuan dalam teknologi terus menerus secara signifikan mengubah ruang lingkup usaha dan ketentuan pelaporan internal. Pengurangan dalam hambatan perdagangan nasional secara terus menerus, mata uang yang mengambang, risiko kedaulatan, pembatasan terhadap pengiriman dana lintas batas nasional, perbedaan dalam sistem pajak nasional, perbedaan tingkat suku bunga dan pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah terhadap aktiva, laba dan biaya modal perusahaan merupakan variabel yang memperumit keputusan manajemen. Pada saat yang bersamaan, perkembangan seperti internet, konferensi video, dan transfer elektronik mengubah ekonomi produksi, distribusi, dan pendanaan.<br />
Persaingan global dan cepatnya penyebaran informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan nasional dalam praktik akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara lain perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya, dan kinerja, serta koordinasi operasi global melalui usaha patungan (joint ventures) dan kaitan strategik lainnya. Hal tersebut mendorong manajemen perusahaan multinasional untuk tidak hanya menerapkan teknik akuntansi internal yang dapat dibandingkan, tetapi juga menggunakan teknik-teknik ini dengan cara yang sama.<br />
<br />
1. PEMBUATAN MODEL USAHA<br />
Survey terbaru menemukan bahwa akuntan manajemen mengahabiskan lebih banyak waktu dalam masalah perencanaan strategis dibandingkan dengan masa sebelumnya. Penentuan model usaha merupakan gambaran besar, dan terdiri dari formulasi, pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis jangka panjang suatu perusahaaan. Hal ini mencakup empat dimensi utama.<br />
<br />
a. mengidentifikasi faktor-faktor utama yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.<br />
b. merumuskan teknik yang memadai untuk meramalkan perkembangan masa depan dan menganalisis kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan tersebut.<br />
c. mengembangkan sumber-sumber data untuk mendukung pilihan-pilihan strategis.<br />
d. mentranslasikan pilihan-pilihan tertentu menjadi serangkaian tindakan yang spesifikasi.<br />
<br />
2. ALAT PERENCANAAN<br />
Dalam mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal akan membantu perusahaan mengenali tantangan dan kesempatan yang ada. Baik pesaing dan kondisi pasar dianalisis untuk melihat pengaruh keduanya terhadap kedudukan persaingan dan tingkat keuntungan perusahaan. Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP. Analisis ini menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan.<br />
Alat keputusan ini digunakan dalam sistem perencanaan strategi dimana seluruhnya bergantung pada kualitas informasi tentang lingkungan internal dan eksternal suatu perusahaan. Akuntan dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh data.<br />
<br />
3. PENGANGGARAN MODAL<br />
Keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting dalam strategi global sebuah perusahaan mutinasional. Investasi asing langsung umumnya melibatkan sejumlah besar modaldan prospek yang tidak pasti. Risiko investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan manfaat dan biaya investasi yang diusulkan.<br />
Dalam lingkungan internasional, perencanaan investasi tidak sesederhana itu. Perbedaan dalam hukum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi, risiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestik. Kesulitan untuk melakukan kuantifikasi atas data-data tersebut membuat masalah yang ada bertambah buruk.<br />
4. BIAYA MODAL MULTINASIONAL<br />
Jika investasi luar negeri dievaluasi dengan menggunakan model arus kas terdiskonto, maka tingkat diskonto yang tepat harus dikembangkan. Teori penganggaran modal secara khusus menggunakan biaya modal perusahaan sebagai tingkat diskontonya, dengan demikian suatu proyek harus menghasilkan pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya modal perusahaan agar dapat diterima. Tingkat patokan (hurdle rate) ini berkaitan dengan proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan sebagai berikut.<br />
Tidaklah mudah untuk mengukur biaya modal sebuah perusahaan multinasional. Biaya modal ekuitas dapat dihitung dengan beberapa cara. Satu metode yang populer menggabungkan ekspektasi pengembalian dividen dengan ekspektasi tingkat pertumbuhan dividen. Dengan mengasumsikan Di = ekspektasi dividen per lembar saham pada akhir periode. Po = harga pasar kini saham pada awal periode dan g = ekspektasi tingkat pertumbuhan dalam dividen, biaya ekuitas, Ke dihitung sebagai berikut Ke = Di/Po + g. Meskipun modal untuk mengukur harga kini saham, di kebanyakan negara di mana saham-saham perusahaan multinasional tercatat, seringkali cukup sukar untuk mengukur Di dan g. Pertama-tama karena Di merupakan ekspektasi. Ekspektasi dividen tergantung pada arus kas operasi perusahaan secara keseluruhan. Pengukur arus kas ini diperumit oleh pertimbangan faktor-faktor lingkungan. Terlebih lagi pengukuran tingkat pertumbuhan dividen suatu fungsi ekspektasi arus kas masa depan diperumit oleh kontrol valuta asing dan restriksi pemerntah lainnya dalam transfer dana lintas batas.<br />
<br />
5. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN<br />
Isu yang Berkaitan dengan Sistem<br />
Jarak merupakan kerumitan yang jelas terlihat. Disebabkan oleh keadaan geografis, komunikasi informasi secara formal umumnya menggantikan kontak pribadi antar manajer operasi lokal dengan manajemen kantor pusat.<br />
Tiga strategi teknologi informasi global, yang masing-masing berhubungan dengan jenis organisasi multinasional tertentu. Keberhasilan yang dicapai tergantung pada kesesuaian rancangan system dengan strategi perusahaan :<br />
a) penyebaran rendah dengan sentralisasi yang tinggi. Digunakan oleh organisasi yang lebih kecil dengan operasi bisnis internasional yang terbatas dan system informasi domestik mendominasi kebutuhan<br />
b) penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang rendah. Anak perusahaan lokal diberi kendali yang signifikan atas pengembangan strategi teknologi infomasi dan system terkait mereka sendiri.<br />
c) Penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang tinggi. Disini strategi teknologi informasi global lokal dijalankan oleh perusahaan global dengan aliansi strategi di seluruh dunia. System informasi dirancang untuk mencerminkan kebutuhan perusahaan yang disesuaikan dengan keadaan lokal.<br />
<br />
6. Masalah Informasi<br />
Akuntan manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk manajemen perusahaan, mulai dari pengumpulan data hingga laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa berbagai jenis pengeluaran beban. Untuk setiap kelompok data yang disampaikan manajemen perusahaan harus menentukan periode waktu yang relevan untuk laporan, tingkat akurasi yang diperlukan, frekuensi pelaporan dan biaya serta manfaat penyusutan dan penyampaian tepat waktu.<br />
Disini faktor-faktor lingkungan juga mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilakn secara translasi. Laporan dari operasi luar negeri perusaaan multinasioanal AS umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen doalr agar para manajer kantor pusat di AS melakukan evaluasi terhadap investasi mereka dalam dolar.<br />
7. Isu-isu dalam Pengendalian Keuangan<br />
Pengendalian keuangan dan evaluasi kinerja. Pertimbangan ini juga sama pentingnya karena memungkinkan para manajer keuangan untuk :<br />
Mengimplementasikan strategi keuanagn global sebuah MNE<br />
1) Mengevaluasi sejauh mana strategi yang terpilih memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.<br />
2) Memberikan motivasi kepada manajemen dan karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.<br />
<br />
System penegndalian manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang paling efektif dan paling efisien. Sebaliknya system pengendalian keuangan merupakan system pengukuran kauntitatif dan komunikasi yang memfasilitasi penegndalian melalui :<br />
a) Komunikasi tujuan-tujuan keuangan secara tepat di dalam organisasi<br />
b) Memperinci kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja<br />
c) Mengawasi kinerja<br />
d) Mengkomunikasikan penyimpanan antara kinerja aktual dan neraca kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab.<br />
<br />
<br />
8. Sistem Pengendalian domestik vs Multinasioanal<br />
Sejumlah studi menunjukan bahwa sistem yang digunakan banyak perusahaan multinasional untuk mengendalikan operasi luar negerinya dalam banyak hal sama dengan yang digunakan secara domestic. David Hawkins menawarkan empat alasan dasar untuk hal ini :<br />
a) Pertimbangan kontrol keuangan jarang sekali merupakan sesuatu yang penting dalam tahap-tahap awal pendirian operasi luar negeri.<br />
b) Umumnya akan lebih murah untuk menggunakan sistem domestik dari pada harus membuat dari awal keseluruhan sistem yang direncanakan untuk operasi luar negeri.<br />
c) Untuk menyederhanakan penyusunan dan analisis laporan keuangan konsolidasi, pihak kontroler perusahaan harus menegaskan bahwa seluruh anak perusahaan yang beroperasi menggunakan format dan daftar yang sama untuk mencatat dan mengirimkan data keuangan dan operasi.<br />
d) Mantan eksekusi domestik yang bekerja pada operasi luar negeri dan atasan perusahaan mereka akan lebih nyaman jika mereka dapat terus menggunakan sebnayak mungkin system penegndalian domestik umumnya karena mereka mencapai tingkat manajemen tertinggi dengan menguasai sistem domestik.<br />
<br />
<br />
<br />
9. Penganggaran Operasional<br />
Setelah tujuan strategis dan anggaran modal terbuat, selanjutnya manajemen memfokuskan diri pada perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek mencakup pembuatan anggaran operasional atau rencana laba apabila diperlukan dalam organisasi. Rencana laba ini merupakan dasar bagi peramalan manajemen kas, keputusan operasi, dan skema kompensasi manajemen.<br />
Kinerja keuangan suatu operasi luar negeri dapat diukur dalam mata uang lokal, mata uang negara asal, atau kedua-duanya. Mata uang yang digunakan dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada saat menilai kinerja suatu unit luar negeri dan manajernya. Nilai mata uang yang berfluktuasi dapat mengubah laba ketika diukur dalam mata uang lokal dan akan menjadi karugian ketika dinyatakan dalam mata uang negara asal. Tiga kurs yang mungkin dapat digunakan ketika menyusun draft anggaran operasional pada awal periode :<br />
a) Kurs spot yang berlaku ketika anggaran disuusun<br />
b) Suatu kurs yang diperkirakan akan berlaku pada akhir periode anggaran (kurs proyeksi)<br />
c) Kurs pada akhir periode jika anggaran disesuaikan jika kurs berubah (kurs penutupan)<br />
<br />
10. Konsep biaya standar dan Kaizen<br />
Sistem penentuan biaya standar mencoba untuk meminimalkan varians antara biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual. Penentuan biaya kaizen menekankan untuk melakukan apa ynag diperlukan untuk mencapai tingkatan kinerja yang diinginkan dalam kondisi pasar yang kompetitif.<br />
Konsep Biaya Standar<br />
Konsep Biaya Kaizen<br />
Penegndalian biaya<br />
Pengurangan biaya<br />
Diterapkan pada kondisi manufaktur yang ada<br />
Diterapkan pada perbaikan manufaktur secara terus-menerus<br />
Tujuan : kesesuaian dengan standar kinerja<br />
Tujuan : mencapai target pengurangan biaya<br />
Standar ditentukan tiap tahun<br />
Target pengurangan biaya ditentukan setiap bulan<br />
Analisis variabs didasarkan pada aktual vs standar<br />
Analisi varians didasarkan pada pengurangan biaya secara konstan<br />
Melakukan investigasi apabila standar tidak terpenuhi<br />
Melakukan investigasi jika target biaya tida tercapai<br />
<br />
11. Evaluasi Kinerja operasi Luar Negeri<br />
Mengevaluasi kinerja merupakan pusat dari sistem pengendalian yang efektif. Sistem evaluasi kinerja yang dirancang dengan tepat memungkinkan manajemen puncak untuk :<br />
a) Mempertimbangkan profitabilitas operasi yang ada.<br />
b) Menentukan area yang memiliki kinerja tidak seperti yang diharapkan<br />
c) Mengalokasikan sumber-sumber daya perusahaan yang terbatas dengan produktif.<br />
d) Mengevaluasi kinerja manajemen.<br />
e) Memastikan perilaku manajemen konsisten dengan prioritas strategi.<br />
<br />
sumber : Sumber : Choi, Frederick D.S., and Gary K. Meek, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 2, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-73180756818460639992015-07-02T19:27:00.005-07:002015-07-02T19:27:52.874-07:00kasus 8-1 sinopec sanghai petrochemical company limitedTerletak di distrik Jinshan di shanghai, SINOPEC Shanghai Petrochemical Company Limited (SPC) adalaha salah satu perusahaan petrokimia terbesar di cina, dengan produksi dan operasi produk minyak bumi, petrokimia, serat sintetis dan plastik yang terintegrasi. SPC memproduki lebih dari 60 produk yang berbeda dalam empat kategori. Pada akhir tahun 2002, SPC memiliki total aktiva sebesar RMB26,6 miliar dan 32.000 orang karyawan. Dengan merek dagang terdaftar “Sen Ren Pai”. Produk yang dihasilkan didistribusikan ke seluruh cina dan di banyak negara lainnya. Pada bulan juni 1993, saham SPC tercatat pada byrsa efek Shanghai, bursa efek Hongkong dan Bursa efek NewYork.<br />
Anda adalah seorang analis surat berharga ekuitas dan telah diminta untuk menyiapkan sebuah laporan riset atas SPC. Analisis strategi bisnis yang anda lakukan menunjukan bahwa pertumbuhan penjualan dan kinerja keuangan SPC dapat dipertahankan. Namuhn demikian meskipun hasil analisis kualitataif anda menunjukan hasil yang menjanjikan, anda memerhatikan bahwa amalisis keuangan anda akan sukar dilakukan karena masalah kualitas akuntansi dan audit serta ketidakpahaman anda dengan standar akuntansi cina.<br />
Anda memulai analisis anda dengan mencoba memahami prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan SPC tahun 2002. Anda disarankan bahwa perusahaan menyatakan bahwa laporan keuangannya sesuai dengan standar IASB, namun kemudian anda menyadari bahwa bagaimana standar ini diterapkan adalah hal yang sama pentingnya dengan standar itu sendiri.<br />
1. periksalah sejauh mungkin ruang lingkup kesesuaian prinsip akuntansi<br />
2. seberapa andalkah penilaian anda ?<br />
3. informasi lebih lanjut seperti apakah yang akan membantu penilaian anda ?<br />
4. apakah laporan auditor yang disajikan pada lampiran 8-1 memberikan informasi yang bermanfaat dalam penilaian anda ? jelaskan .Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-24741846410521786592015-04-21T10:01:00.001-07:002015-04-21T10:01:13.179-07:00KASUS 6-2 MENGATUR INVESTASI LEPAS PANTAI (OFFSHORE) : MATA UANG SIAPA Berdasarkan argumen-argumen yang ada, menurut Anda apa yang harus menjadi mata uang fungsional dalam kasus ini ?<br />
Mata uang fungsional adalah mata uang utama, dalam arti substansi ekonomi yaitu mata uang utama yang dicerminkan dalam kegiatan operasi perusahaan. Penerapan konsep mata uang fungsional dalam laporan keuangan mata uang asing adalah: mata uang fungsional entitas asing yang merupakan mata uang utama dalam lingkungan ekonomi ditempat ia beroperasi. Menurut saya euro lebih bisa menjadi mata uang fungsional dalam kasus ini dikarenakan nilainya yang tidak terlalu berfluktuatif jika dibandingkan dengan dolar amerika yang nilainya sangat berfluktuatif karna nilainya sangat terpengaruh oleh keadaan ekonomi di Amerika Serikat.<br />
<br />Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-69629024831803111572015-04-21T09:46:00.004-07:002015-04-21T09:46:42.398-07:00PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA<div style="text-align: justify;">
Definisi Perubahan Harga</div>
<div style="text-align: justify;">
Fluktuasi nilai mata uang dan perubahan dalam harga uang atas barang dan jasa merupakan karakteristik yang terpisahkan dalam bisnis internasional. Untuk memahami istilah perubahan harga ( changing princes ), kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya termasuk dalam istilah perubahan harga itu. Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secra rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi ( inflation ), sedangkan penurunan harga disebut deflasi ( deflation ).</div>
<div style="text-align: justify;">
Inflasi telah menjadi fakta yang penting dan tetap di hampir semua Negara di dunia. Perubahan nilai mata uang moneter bener-bener diakui para akuntan dewasa ini, tetapi tedapat pertentangan mengenai cara teoritis dan praktis untuk menyelesaikannya. Di Amerika Serikat, FASB Statetment No. 33 mangharuskan pengungkapan khusus oleh perusahaan-perusahaan besar tertentu, tetapi tidak merinci kaitan pengungkapan ini dengan laporan keuangan utama. Unit moneter yang tidak stabil adalah suatu kendala penfukuran dalam pendekatan induktif-deduktif terhadap teori akuntansi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Daftar Istilah Inflasi akuntansi</div>
<div style="text-align: justify;">
Atribut. Karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh biaya hostori atau biaya penggantian merupakan atribut suatu aktiva.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyesuaian biaya kini. Nilai penyesuaian aktiva untuk perubahan dalam harga tertentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kekayaan yang dapaat dihapuskan. Jumlah aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar awalnya aktiva bersih.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mekanisme Penyesuaian. Menfaat berupa keuntungan daya beli pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui utang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ekuivalen Daya Beli Umum. Jumlah uang yang telah disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga umum.</div>
<div style="text-align: justify;">
Keuntungan kepemilikan suatu investasi. Kenaikan biaya kini suatu aktiva nonmoneter.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hiperinflasi. Laju inflasi yang sangat besar terjadi pada saaat tingkat harga umum dalam suatu perkekonomian meningkat sebesar lebih dari 25 % pertahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
Inflasi. Keniakan dalam tingkat harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perkeonomian.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aktiva Moneter. Klaim terhadap jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas atau piutang usaha.</div>
<div style="text-align: justify;">
Keuntungan Moneter. Kenaikan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama periode inflasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kewajiban Moneter. Suati kewajiban untuk membayar jumlah mata uang tetap dimasa depan seperti utang usaha atau uang dengan suku bunga tetap.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kerugiaan Moneter. Penurunan dalam daya beli secara umum yang terjasi karena terdapatnya aktiva moneter selama periode inflasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyesuaian Modal Kerja Moneter. Pengaruh perubahan harga khusus terhadap seluruh jumlah modal kerja yang digunakan oleh suatu usaha dalam menjalankan operasinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jumlah Nominal. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan dengan perubahan harga.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aktiva Moneter. Aktiva yang tidak menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap, dan peralatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyesuaian Paratis. Suatu penyesuaian yang mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan perusahaan tuan rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kewaajiban Mometer. Suatu utang yang tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas tetap dimasa depan seperti uang muka pelanggan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aktiva Permanent. Istilah di Brasil utnuk aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait serta jumlah deplasi atau amortisasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Indeks Harga. Suatu rasio biaya dimana pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa yang representative dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Daya Beli. Kemampuan umum dari suatu unti moneter untuk memperoleh barang dan jasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Laba Riil. Laba bersih yang telah disesuaikan untuk perubahan harga.</div>
<div style="text-align: justify;">
Biaya Penggantian. Biaya kini untuk mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mata Uang Pelaporan. Mata uang yang digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Metode nyatakan kembali-translasikan. Digunakan pada saat suatu induk perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan luar negeri yang beralokasi disebuah lingkungan berinflasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Prubahan Harga Khusus. Perubahan dalam harga untuk komoditas khusus seperti persediaan atau peralatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Metode tranlasikan-nyatakan kembali. Suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan mentranslasikan akun-akun laporan keuangan anak prusahaan luar negeri ke dalam mata uang induk perusahaan kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditraslasikan terhadap inflasi induk perusahaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Laporan Keuangan Dapat Memiliki Potensi Untuk Menyestakan Selama Periode Perubahan Harga</div>
<div style="text-align: justify;">
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang di catat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya ( yang lebih tinggi ). Ketidak akuratan pengukuran ini mendistorsi :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis</div>
<div style="text-align: justify;">
anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan</div>
<div style="text-align: justify;">
data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebig pada gilirannya akan menyebabkan :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenaikan dalam proporsi pajak</div>
<div style="text-align: justify;">
Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham</div>
<div style="text-align: justify;">
Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja</div>
<div style="text-align: justify;">
Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah ( seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar )</div>
<div style="text-align: justify;">
Kegagalan untuk menyesuaikan data keungan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan. Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan dalam mata uang dengan daya beli umum yang lebih rendah ( yaitu daya beli perode ini ), yang kemudian diterapkan terhadap beban terkait. Prosedur akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian daya beli yang timbul dari kepemilikan kas ( ekuivalennya ) selama periode inflasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguana dilakukan karena :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengelola masalah yang timbulkan oleh perubahan harga tergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Laporan dari para menajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan hatga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan iformasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun laju melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat signifikan. Pengaruh distorsi inflasi masa lalu dapat juga bertahan selama bertahun-tahun, mengingat umur panjang kebanyakan harta.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jenis Penyesuaian Inflasi</div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbada terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan dan ditimbulkan oleh adanya tujuan-tujuan berbeda yang tersembunyi. Akuntansi untuk laporan keuangan atas perubahan tingkatan harga umum disebut sebagai model daya beli konstan biaya historis. Akuntansi untuk perubahan harga khusus disebut sebagai model biaya kini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyesuaian Tingkat harga Umum</div>
<div style="text-align: justify;">
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum ( daya beli ) disebut sebagai mata uang konstan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan sedemikian rupa disebut sebagai jumlah nominal. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan di dalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya dialokasikan terhadap laba periode kini ( dalam bentuk beban depresiasi ), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli ( yang lebih tinggi ) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh karena itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan-perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan dengan transaksi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Indeks Harga</div>
<div style="text-align: justify;">
Perubahan tingkat harga umum diukur dengan indeks tingkat harga dalam bentuk Jumlah p1q1 / Jumlah p0q0 dimana p = harga suatu barang tertentu dan q = kuantitas yang dikonsumsi. Suatu indeks harga adalah rasio biaya. Contoh, jika sebuah keluarga yang terdiri dari empat orang menghabiskan uang $20.000 untuk membeli sebuah keranjang barang dan jasa yang representive pada akhir tahun 1 ( tahun dasar – awal tahun 2 ) dan $22.000 untuk membeli keranjang yang sama setahun kemudian ( awal tahun 3 ), indeks harga akhir tahun pada tahun 2 adalah $22.000/$20.000 atau 1,1. Angka ini menujukkan adanya laju inflasi sebesar 10 % selama tahun 2. Demikian pula halnya, apabila keranjang dalam contoh diatas $23.500 bagi suatu keluarga yang terdiri dari 4 orang pada tahun 2 kemudian ( akhir tahun 3 ), maka indeks tingkat harga umum akan menjadi $23.500/$20.000 atau 1,175 yang menunjukkan laju inflasi 17,5 % semenjak tahun dasar. Indeks untuk tahun dasar adalah $20.000/$20.000 atau 1.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penggunaan Indeks Harga</div>
<div style="text-align: justify;">
Angka indeks harga digunakan untuk mentraslasikan jumlah yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
GPLc / GPLtd x Jumlah Nominaltd = PPEc</div>
<div style="text-align: justify;">
GPLc / GPLtd x Pendapatan Total = PPEc</div>
<div style="text-align: justify;">
Dimana :</div>
<div style="text-align: justify;">
GPL = indeks harga umum</div>
<div style="text-align: justify;">
c = periode kini</div>
<div style="text-align: justify;">
td = tanggal transaksi</div>
<div style="text-align: justify;">
PPE = ekuivalen daya beli umum</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Objek Penyesuaian Tingkat Harga Umum</div>
<div style="text-align: justify;">
Secara tradisional, laba merupakan bagian dari kekayaan perusahaan ( yaitu aktiva bersih ) yang dapat ditarik oleh perusahaan selama suatu periode akuntansi tanpa mengurangi kekayaannya hingga dibawah posisi awal. Dari mana datangnya kerugian moneter? Selama inflasi perusahaan akan mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitaan dengan kegiatan operasinya. Perubahan muncul dari aktiva atau kewajiban moneter, kewajiban untuk membayarkan mata uang dengan jumlah yang tetap dimasa depan. Aktiva moneter mencakup kas dan piutang usaha yang umumnya akan menghilangkan daya beli selama periode inflasi. Kewajiban moneter mencakup kebanyakan utang yang umumnya akan menimbulkan keuntungan daya beli selama periode inflasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyesuaian Biaya Kini</div>
<div style="text-align: justify;">
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi konvensional dalam dua aspek utama yaitu (1) Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini bukan biaya historis (2) Laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode ( tanpa pertimbangan komponen pajak ), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau model fisik perusahaan. Satu cara untuk mempertahankan modal adalah dengan menyesuaikan posisi aktiva bersih awal perusahaan untuk mencerminkan perubahan dalam ekuivalen biaya kini aktiva selama periode berjalan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Metode mana yang baik?</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyesuaian biaya kini berpendapat bahwa usaha tidak dipengaruhi oleh inflasi umum, tetapi lebih dipengaruhi oleh kenailan biaya operasi khusus dan pengeluaran aktiva tetap. Group Modelo diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, disajikan ulang sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Persediaan, Pos-pos ini dinilai berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama dan disajikan ulang dengan menggunakan metode biaya penggantian atau manufaktur.</div>
<div style="text-align: justify;">
Harga Pokok Penjualan, Penyajian ulang akun ini dinilai berdasarkan nilai persediaan yang dinyataan ulang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aktiva Tetap, Pos-pos ini dicatat berdasarkan biaya akuisisi, dan disajikan ulang dengan menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari Nasional Consumer Indeks/Indeks Harga Konsumen Umum, sehingga menjadi nilai penggantian bersih yang sesuai ditentukan oleh penilai ahli independent pada tanggal 31 Des 20XX, dan sesuai denga tanggal akuisisi apabila pembelian dilakukan setelah tanggal tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Depresiasi, Pos ini dihitung berdasrkan nilai penyajian ulang aktiva tetap, yang dipertimbangkan ebagai dasar, perkiraan masa manfaat ditentukan oleh penilai independent.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyajian ulang ekuitas pemegang saham, Akun ini disajikan ulang dengan menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari NCPI, menurut umur atau tanggal kontribusinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketidakcukupan dalam penyajian ulang ekuitas pemegang saham, Saldo akun ini disajikan dengan penjumlahan aljabar dari hasil kepemilikan aktiva nonmoneter dan akumulasi hasil moneter ekuitas.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hasil dari kepemilikan aktiva nonmoneter, Pos ini menunjukka perubahan dalam nilai aktiva nonmoneter yang disebabkan oleh hal selain inflasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Akumulasi hasil moneter ekuitas, Pos ini merupakan hasil yang berawal dari penyajian awal angka-angka laporan keuangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudut Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Amerika Serikat</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( Statement of Financial Accounting Standards-SAFS ) No. 33 Berjudul “Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap ( sebelum dikurangi dengan depresiasi ) yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 Miliar ( setelah dikurangi dengan akumulasi depresiasi ) untuk selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan dan biaya beli konstan biaya kini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No. 33 menemukan bahwa :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan</div>
<div style="text-align: justify;">
Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda terlalu besar</div>
<div style="text-align: justify;">
Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini</div>
<div style="text-align: justify;">
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapan informasi berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terkini :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya</div>
<div style="text-align: justify;">
Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini</div>
<div style="text-align: justify;">
Keuntungan atau kerugiaan daya beli ( moneter ) atas pos-poss moneter bersih</div>
<div style="text-align: justify;">
Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inlasi ( perubahan tingkat harga umum )</div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi</div>
<div style="text-align: justify;">
Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini</div>
<div style="text-align: justify;">
Laba per saham ( dari operasi berjalan ) menurut dasar biaya kini</div>
<div style="text-align: justify;">
Deviden per saham biasa</div>
<div style="text-align: justify;">
Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa</div>
<div style="text-align: justify;">
Tingkat Indeks Harga Konsumen ( Consumer Price Index-CPI ) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inggris</div>
<div style="text-align: justify;">
Komite Standar Akuntansi Inggris ( Accounting Standard Committee-ASC ) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 ( Statement of Standards Accounting Practice-SSAP 16), “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33 dalam 2 hal yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Standar AS menghaaruskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan</div>
<div style="text-align: justify;">
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai pelapor keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis</div>
<div style="text-align: justify;">
Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini</div>
<div style="text-align: justify;">
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Brasil</div>
<div style="text-align: justify;">
Akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan, hukum perusahaan Brasil dan Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanent dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur devaluasi mata uang local. Aktiva permanent meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tanguhan dan deprsiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi ( termasuk setiap provisi kerugiaan yang terkait ). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.</div>
<div style="text-align: justify;">
Badan Standar Akuntansi Internasional</div>
<div style="text-align: justify;">
IAS 29 pelaporan keungan dalam Perekonomian Hiperinflasi mewajibkan ( dan bukan hanya merekomendasikan ) penyajian ualang informasi laporan keuangan utama. Secara khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perkekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca.</div>
<div style="text-align: justify;">
Isu-isu Mengenai Inflasi</div>
<div style="text-align: justify;">
Terdapat 4 isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu. Keempat isu yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih baik mengukur pengaruh inflasi</div>
<div style="text-align: justify;">
Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi</div>
<div style="text-align: justify;">
Akuntansi inflasi luar negeri</div>
<div style="text-align: justify;">
Menghindari fenomena kejatuhan ganda</div>
<div style="text-align: justify;">
Keuntungan dan Kerugiaan Inflasi</div>
<div style="text-align: justify;">
Keuntungan dan kerugiaan pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir serta transaksi dalam seluruh aktiva dan kewajiban moneter ( termasuk utang jangka panjang ). Angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugiaan pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian. Kedua angka tersebut ditentukan melalui perubahan harga khusus ( dan bukan umum ). Mekanisme penyesuaian mengindikasikan manfaat ( atau biaya ) kepada pemegang saham berasal dari pembiayaan utama selama suatu periode perubahan harga. Angka-angka ini ditambahkan atas ( dikurangi dari ) laba operasi biaya kini untuk menghasilkan ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan yang disebut sebagai “ Laba Biaya Kini Tertribusi Kepada Pemegang Saham “. Pendekatan Brasil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat direalisasi. Namun demikian, peyesuaian dan penyajian bersih aktiva pemanen atau kerugian daya beli umum atas pendanaan modal kerja yang berasal dari utang atau kewajiban. Penyesuaian aktiva permanen yang melebihi penyesuaian ekuitas menunjukkan keuntungan daya beli. Sebaliknya, penyesuaian ekuitas yang lebih besar dari penyesuaian aktiva permanen menunjukkan adanya sebagai modal kerja yang didanai oleh ekuitas. Kerugiaan daya beli diakui untuk bagian ini selama periode inflasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Keuntungan dan Kerugiaan Kepemilikan</div>
<div style="text-align: justify;">
Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2 bagian :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Laba operasi ( perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi</div>
<div style="text-align: justify;">
Keuntungan yang belum direalisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akuntansi Untuk Inflasi Di Luar Negeri</div>
<div style="text-align: justify;">
Di Amerika Serikat, FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi dengan mewajibkan perusahaan pelapor yang besar untuk melakukan ekspresimen dengan pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan pengungkapannya biaya kini. Oleh karena itu, investor memerlukan laporan keuangan yang disesuaikan dengan tingkat harga spesifik ( model biaya kini yang digunakan ) menentukan jumlah maksimum yang dapat dibayarkan oleh perusahaan sebagai deviden ( kekayaan yang dapat dibagikan ) tanpa mengurangi kapasitas produktifnya. Model biaya histories tetap saja adalah model biaya historis.</div>
<div style="text-align: justify;">
Prosedur penyesuaian tingkat harga lebih disukai berikut ini :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sajikan ulang laopran keuangan seluruh anak perusahaan, baik domestic secara spesifik maupun asing, dan laopran induk perusahaan untuk mencerminkan perubahan dalam harga spesifik ( sebagai contoh biaya kini )</div>
<div style="text-align: justify;">
Translasikan akun-akun seluruh anak perusahaan diluar negeri kedalam nilai ekuivalen mata uang domestic dengan menggunakan suatu nilai konstan ( yaitu kurs valuta asing pada tahun dasar atau tahun sekarang )</div>
<div style="text-align: justify;">
Gunakanlah indeks harga spesifik yang relavan dengan apa yang dikonsumsi oleh perusahaan dalam menghitung keuntungan atau kerugiaan moneter</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menghindari Kejatuhan Ganda</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada saat menyajikan ulang akun-akun luar negeri terhadap inflasi di luar negeri. Seseorang harus berhati-hati untuk menghindari apa yang disebut sebagai kejatuhan ganda. Masalah ini muncul karena inflasi local langsung berpengaruh kurs yang digunakan dalam translasi. Apabila teori ekonomi mengasumsikan bahwa terdapat hubungan terbalik antara laju inflasi internal suatu Negara dan nilai eksternal mata uangnya, bukti-bukti menunjukkan bahwa hubungan seperti ini jarang sekali bertahan ( paling tidak dalam jangka pendek ). Dengan demikian ukuran penyesuaian yang terjadi untuk menghapuskan kejatuhan ganda akan berbeda-beda tergantung pada sejauh mana kurs dan perbedaan inflasi berhubungan secara negative.</div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh akuntansi persediaan berikut ini menunjukkan hubungan antara inflasi dan translasi mata uang luar negeri. Perusahaan dalam contoh ini menggunakan metode penilaian persediaan FIFO dan melakukan translasi persediaan ke dalam dolar dengan kurs ini. Kita mengasumsikan beberapa hal berikut ini :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inflasi Negara local adalah 20 % selama tahun yang beru saja berakhir. Inflasi di AS adalah sebesar 6 % selama tahun teersebut</div>
<div style="text-align: justify;">
Kurs nilai tukar pembukuan pada tanggal 1 Januari adalah LC1=$1,00</div>
<div style="text-align: justify;">
Kurs nilai tukar penutupan pada tanggal 31 Desember adalah LC1=$0,88</div>
<div style="text-align: justify;">
Devaluasi mata uang selama tahun untuk mempertahankan paritas daya beli adalah 12 %</div>
<div style="text-align: justify;">
Persediaan dalam mata uang local adalah sebesar LC200 pada tanggal 1 Januari dan LC240 pada tanggal 31 Desember</div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak ada perubahan yang terjadi menyangkut jumlah fisik persediaan selama tahun tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari paparan tentang pelaporan keuangan dan perubahan harga menurut saya setiap perusahaan yang sudah bonafit wajib melakukan pelaporan keuangannya bahkan ke public atau masyarakat juga. Dan jika kita ingin melakukan bisnis internsioanal kita tidak bisa dipisahkan dengan nilai mata auang dan perubahan harga uang atas barang dan jasa. Dalam suatu perekonomian bisa mengalami yang namanya perubahan harga. Perubahan harga tersebut ada yang namanya inflasi ( kenaikan harga secara keseluruhan ) dan deflasi ( penurunan harga ). Disetiap Negara memiliki perbedaan dalam hal penilaian biaya kini yang dikaitkan terhadap inflasi di pemaparan diatas di jelaskan tentang sudut pandang internasional terhadap akuntansi inflasi antara Negara Amerika Serikat, Inggris dan Berasil. Dari itu semua ada keuntungan dan kerugiaan inflasi pada Negara Amerika Serikat, Inggris dan Brasil dan juga Kepemilikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
sumber : frederick D.S. Choi, Gary K. Meek. international accounting . 7th ed. 2011. prentice hall</div>
Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-85494542907114679292015-04-21T09:44:00.004-07:002015-04-21T09:44:39.615-07:00TRANSLASI MATA UANG ASING<div style="text-align: justify;">
Alasan melakukan translasi</div>
<div style="text-align: justify;">
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic maupun luar negeri. Untuk mecapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan, yang sama dari satu period ke periode lain sulit dilakukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri. Seperti halnya dengan konsolidasi, transaksi dalam mata uang asing, seprti pembelian barang dagang dari China oleh sebuah importer dari Kanada, harus ditranslasikan karena laporan keuangan tidak dapat disusun dari akun-akun yang dinyatakan dalam lebih dari satu mata uang. </div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi risiko mata uanng jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (pelaporan) juga berubah. Pengukuran risiko ini akan berbeda-beda tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
LB dan terminologi</div>
<div style="text-align: justify;">
Translasi tidak sama dengan konversi, yang adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap nilai tukar di masa yang akan datang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot.</div>
<div style="text-align: justify;">
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di sutu Negara asing, sembari dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai valuta asing.</div>
<div style="text-align: justify;">
Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing dilakukan sederhana saja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Nilai ekuivalen mata uang domestik diperoleh dengan mengalikan saldo dalam mata uang asing dengan kuotasi kurs langsung atau dengan membagi saldo mata uang asing dengan kuotasi tidak langsung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Permasalahan</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika kurs nilai tukar relative stabil, translasi mata uang tidak akan lebih sukar dari proses translasi satuan rinci atau kaki menjadi ekuivalennya dalam unit metric. Namun demikian, kurs nilai tukar jarang sekali stabil. Mata uang Negara –negara industry maju menemukan nilainya secar bebas dalam pasar mata uang. Nilai tukar yang berfluktuasi sering khusus terjadi di Eropa Timur, Amerika Latin, dan beberapa Negara di Asia. Fluktuasi mata uang meningkatkan jumlah nilai tukar translasi yang dapat digunakan dalam proses translasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian mata uang asing.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengaruh Alternatif Kurs Translasi Terhadap Laporan Keuangan</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketiga nilai tukar berikut ini digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik. Pertama, kurs sekarang adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan. Kedua, kurs historis adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Terakhir, kurs rata-rata yaitu rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar historis.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pengaruh penggunaan kurs nilai tukar historis dibandingkan dengan kurs nilai tukar kini terhadap laporan keuangan ketika digunakan sebagai koefisien translasi mata uang asing. Kurs nilai tukar historis umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Transaksi Mata uang Asing</div>
<div style="text-align: justify;">
Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesaiannya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing. Suatu transaksi mata uang asing dapat berdenominasi dalam suatu mata uang, tetapi diukur dalam mata uang yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
FAS No. 52 pernyataan standar akuntansi untuk mata uang asing yang wajib diterapkan di AS mengharuskan perlakuan berikut ini untuk transaksi mata uang asing :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo tercatat yang berdenominasi dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perspektif Transaksi Tunggal</div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan perspektif transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesaiannya merupakan suatu peristiwa tunggal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perspektif Dua Transaksi</div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan perspektif dua transaksi, penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut. Penggunaan metode dua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah selesai dan belum diselesaikan dimasukkan dalam penentuan laba. Pengecualian utama terhadap ketentuan yang terjadi: (1) Penyesuaian nilai tukar berkaitan dengan transaksi antarperusahaan jangka panjang tertentu dan (2) transaksi tersebut dimaksudkan dan berfungsi efektif sebagai lindung nilai atas investasi dan komitmen mata uang asing.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Translasi Mata uang Asing</div>
<div style="text-align: justify;">
Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban yang dinyatakan dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik.</div>
<div style="text-align: justify;">
Metode translasi ini dapat dikualifikasikan menjadi dua jenis : metode yang menggunakan kurs translasi tunggal untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestik dan metode yang menggunakan berbagai macam kurs.</div>
<div style="text-align: justify;">
1. metode kurs tunggal</div>
<div style="text-align: justify;">
Metode kurs tunggal, telah lama populer di eropa. Penggunaan nilai tukar kurs tunggal, kurs sekarang dan kurs penutupan untuk semua aset dan kewajiban mata uang asing.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. metode kurs ganda</div>
<div style="text-align: justify;">
Metode kurs ganda merupakan kombinasi kurs sekarang dan kurs historis dalam proses translasinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
a. metode current-noncurrent</div>
<div style="text-align: justify;">
aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk prusahaannya berdasarkan kurs sekarang. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laba rugi ( kecuali penyusutan) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh. Metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. metode metode monetary dan nonmonetary</div>
<div style="text-align: justify;">
menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs klasifikasi translasi yang tepat. Aktiva dan kewjiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos nin moneter aktiva tetap investasi jangka panjang dan persediaan investor di translasikan dengan mnggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi di translasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan konsep current-noncurrent. Metode ini melihat bahwa aktiva dan kwajiban menghadapi resiko mata uang asing. Metode moneter-nonmoneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini mentranslasikan seluruh aktiva non moneter berdasarkan kurs historis yang tidak cukup memadai untuk aktiva yang dinyatakan sebesar nilai pasar kininya. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena emmbandingkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan ynag diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi historis.</div>
<div style="text-align: justify;">
c. metode sementara</div>
<div style="text-align: justify;">
translasi mata uang asing merupakan proses konversi pengukurab atau penyajian ulang nilai tertentu. metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Kas diukur berdasarkan jumlah ynag dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang diperkitrakan akan diterima atau akan dibayarkan pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain diukur sebesar harga uang saat pos-pos tersebut diakuisisi atau terjadi ( harga historis). Namun beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan keuangan (harga kini), seperti persediaan berdasarkan aturan mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau harga pasar. Metode temporal memiliki keuntungan dan kerugian yang sama dengan metode moneter nonmoneter karena sengaja mengabaikan inflasi lokal. Metode ini memiliki keterbatasan dengan metode translasi lain. Akuntansi biaya historis juga mengabaikan inflasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengaruh laporan keungan</div>
<div style="text-align: justify;">
Tampilan dibawah ini menunjukan metode translasi terhadap laporan keuangan. Neraca sebuah anak perusahaan di meksiko dari suatu perusahaan multinasional yang berbasis di AS terhadap saldo dalam peso meksiko pada saat kurs nilai tukar sebesar P1= $0,13 seandainya peso mengalami depresuasu menjadi P1=$0,10 maka beberapa hasil akuntansi yang berbeda dapat timbul. Berdasarkan data diatas menunjukan metode translasi yang berbeda memberikan hasil akuntansi yang beragam, mulai dari kerugian sebesar $450 bila menggunakan metode kurs ini hingga keuntungan sebesar $360 bila menggunakan moneter nun moneter.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Model translasi mana yang terbaik</div>
<div style="text-align: justify;">
Terdapat 3 pertanyaan yang harus diperhatikan :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. apakah menggunakan lebih dari satu metode translasi diperbolehkan ?</div>
<div style="text-align: justify;">
2. juka ya, metode manakah yang dapat digunakan dan dalam kondisi apakah metode tersebut diterapkan ?</div>
<div style="text-align: justify;">
3. apakah terdapat situasi di mana translasi sama sekali todak boleh dilakukan ?</div>
<div style="text-align: justify;">
Terdapat 3 pendekatan translasi yang berbeda yang dapat diterima yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. metode historis</div>
<div style="text-align: justify;">
Objek translasi adalah megubah unit pengukuuran laporan keuangan anak perusahaan luar negeri kedalam mata uang domestik dan untuk membuat laporan keungan ana perusahaan luar negeri sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum dinegara asal induk perusahaan maka tujuan ini dapat dicapai dengan menggunakan kurs nilai tukar historis. Prinsip temporal lebih disukai karena secara umum memperthanakan prinsip akuntansu yang digunakan untuk mengukur aktiva dan kewajiban yang awalnya dinyatakan dalam amata uang asing.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. metode kini</div>
<div style="text-align: justify;">
Merupakan translasi (penyajian ulang) secara langsung dari satu jenis mata uang kedalam mata uang lainnya. Metode kurs ini lebih tepat digunkana apabila akun-akun anak perusahaan luar negeri yang ditranslasikan tetap mempertahankan mata uang lokal sebagai unit pengukuran.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. tidak dapat ditranslasi sama sekali</div>
<div style="text-align: justify;">
Dilakukan apabila tidak ada translasi yang memadai jika dilakukan antara mata uang yang sangat tidak stabil dan sangat stabil. Translasi dari satu mata uang itu ke yang lainnya tidak akan menghasilkan informasi yang bermakna meski menggunakan metode manapun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kurs kini yang tepat </div>
<div style="text-align: justify;">
Sejauh ini kurs nilai tukar yang sering digunakan dalam metode translasi adalah kurs historis dan kurs kini (sekarang). Kurs rata-rata sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk pos-pos beban. Beberapa negar menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk translasi yang berbeda. Dalam situasi ini harus dipilih bebrapa kurs nilai tukar yang ada. Alternatif yang disarankan adalah :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. kurs pembayaran deviden</div>
<div style="text-align: justify;">
2. kurs pasar bebas</div>
<div style="text-align: justify;">
3. kurs penalti atau preferensi yang dapat digunakan, seperti yang terkait dengan kegiatan impor ekspor.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kurs pasar bebas lebih disukai dengan satu pengecualian apabila terdapat kontrol nilai tukar khusus (terdapat beberapa jenis dana yang secara pasti telah dialokasikan untuk transaksi tertentu dengan kurs nilai tukar valuta asing yang khusus berlaku), kurs yang berlkau tersebut harus digunakan. Kurs nilai tukr dalam pasar bebas pada akhir tahun selanjutnya harus diterapkan untuk saldo akun kas keluar negeri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keuntungan dan kerugian translasi</div>
<div style="text-align: justify;">
PSAK No.10 menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian akibat translasi haru dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbul nya dan penyelesaiannya suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam periode transaksi maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan penambahan kurs untuk masing-masing periode. Secara internasional , perlakuan akuntansi atas penysuaian pnyesuaian tersebut juga berbeda seperti halnya prosedur translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar dari penanguhan hingga tidak ada penangguhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Penanguhan</div>
<div style="text-align: justify;">
2. penangguhan dan amortisasi</div>
<div style="text-align: justify;">
3. penangguhan parsial</div>
<div style="text-align: justify;">
4. tidak ditangguhkan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
perkembangan akuntansi translasi</div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa perspektif historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara Amerika, sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
1) Pra-1965 , APB No.4 diperbaharui dengan APB NO. 43 mendorong penggunaan metode kini-nonkini. Keuntungan dan kerugian transaksi langsung dimaksukan kedalam laba.</div>
<div style="text-align: justify;">
2) 1965-1975, Persediaan dapat ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang yang timbul karena pembelian dapat ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini diperbolehkan setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.</div>
<div style="text-align: justify;">
3) 1975-1981, FASB mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975. Mengubah praktik di AS dan praktik sejumlah perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode translasi menggunkan metode translasi temporal. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi dan harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs niali tukar.</div>
<div style="text-align: justify;">
4) 1981-Sekarang, FASB mempertimbangkan kembali FAS no. 8 dan setelah melalui banyak pertemuan publik dan dua draft sementara, menerbitkan statement of financial accouting standars No. 52 tahun 1981.</div>
<div style="text-align: justify;">
Translasi mata uang asing di negara lain</div>
<div style="text-align: justify;">
Kanada</div>
<div style="text-align: justify;">
CICA, badan standar akuntansi di inggris dan badan standar akuntansi internasional seluruhnya berpastisipasi dalam penyusunan FAS No. 52. Perbedaan utama antara standar di kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di kanada keuntungan dan kerugian translasi ditangguhkan dan diamortisasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Inggris</div>
<div style="text-align: justify;">
Perbedaan utama standar inggris dan AS berkaitan dengna anak perusahaan ynag berdiri sendiri di negara-negara yang mengalami hiperinflasi. Laporan keuangan poertama-tama harus disesuaikan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasi dengan menggunakan kurs kini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Australia</div>
<div style="text-align: justify;">
Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar non moneter untuk anak perusahaan di negara-negara yang berinflasi tinggi sebelum dilakuka translasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Selandia baru</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada dasarnya sama dengan australia, selandia baru juga mengharuskan metode translasi moneter nonmoneter untuk anak perusahaan yang operasinya terintegrasiinduk perusahaannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jepang</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada saat ini jepang mengubahn standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini disegala keadaan dengan penyesuaian translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
sumber : frederick D.S. Choi, Gary K. Meek. international accounting . 7th ed. 2011. prentice hall</div>
Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-59809704031167573192015-04-21T09:39:00.000-07:002015-04-21T09:39:42.509-07:00PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN<div style="text-align: justify;">
perkembangan pengungkapan</div>
<div style="text-align: justify;">
Perkembangan sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi. Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara pasar yang berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap sangat terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya memperoleh banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengungkapan Sukarela</div>
<div style="text-align: justify;">
Manajer memiliki informasi yang lebih baik dari pihak luar mengenai performa perusahaan mereka saat ini dan ke depannya. Manajer berinisiatif untuk mengungkap informasi seperti itu secara sukarela. Keuntungan dari pengungkapan tersebut mungkin menyangkut biaya transaksi yang lebih rendah dalam perdagangan sekuritas perusahaan, bunga yang lebih tinggi dari analisis keuangan dan investor. meningkatkan likuiditas dan biaya modal yang lebih rendah. Laporan yang paling terkini menyokong pandangan bahwa perusahaan bias mencapai keuntungan dalam pasar modal dengan mempertinggi pengungkapan mereka secara sukarela.</div>
<div style="text-align: justify;">
Investor diseluruh dunia menurut informasi yang mendetail dan berkala, tingkat pengungkapan sukarela meningkatakan Negara dengan pasar yang telah maju dan baru muncul. Dalam sebuah karya ilmiah klasik,penulis berpendapat bahwa komunikasi manajer dengan investor tidak sempurna ketika :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Manajer memiliki informasi kuat tentang perusahaan mereka</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Insentif manajer tidak sesuai dengan bunga dari semua pemegang saham</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Peraturan akuntansi dan audit tidak sempurna.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bukti-bukti kuat mengindikasikan bahwa manajer perusahaan sering memiliki insentif yang besar untuk menunda pengungkapan berita buruk, “mengatur” laporan keuangan mereka untuk memastikan kesan perusahaan yang lebih positif, dan menekankan keadaan dan prospek keuangan perusahaan. Perasingan yang buruk tercipta ketika pemilik informasi dibentuk oleh public mungkin mengimbangi keuntungan dari pengungkapan secara penuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
Walaupun mekanisme ini bisa mempengaruhi praktik dengan kuat, manajer biasanya meliputi bahwa keuntungan yang tidak terpenuhi dengan kebutuhan laporan biaya berlebihan. Dengan demikian,Pemilihan pengungkapan manajer mencerminkan keseluruhan akibat keperluan pengungkapan dan insentif mereka untuk menguraikan informasi dengan sukarela. Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketentuan Pengungkapan Wajib</div>
<div style="text-align: justify;">
Bursa efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan asing yang mencatatkan saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi non keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan negara tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”</div>
<div style="text-align: justify;">
Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Frost dan Lang, 4 prinsip mengenai bagaimana pasar dengan orientasi investor seharusnya beroperasi :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. keefektifan biaya.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. kebebasan dan fleksibilitas pasar.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. laporan keuangan yang transparan dan pengungkapan penuh yang lengkap</div>
<div style="text-align: justify;">
4. perlakuan yang sama antara perusahaan asing dan perusahaan domestik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Praktik pelaporan dan pengungkapan</div>
<div style="text-align: justify;">
Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Pengungkapan informasi yang melihat masa depan“Informasi yang melihat ke masa depan” yang mencakup:</div>
<div style="text-align: justify;">
(a) ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
(b) informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(c) laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan. </div>
<div style="text-align: justify;">
Kebanyakan perusahaan di masing-masing negara menyajikan pengungkapan informasi mengenai rencana dan tujuan manjemen. Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang mengungkapkan ramalan, dari paling rendah dua perusahaan di Jepang dan paling tinggi 31 perusahaan di Amerika Serikat. Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman menyangkut pengeluaran modal, bukan laba dan penjualan.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Pengungkapan segmen</div>
<div style="text-align: justify;">
Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Pengungkapan tanggung jawab sosial</div>
<div style="text-align: justify;">
Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Informasi mengenai kesejahteraan karyawan telah lama menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang permasalahan yang yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para investor karena memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan produktivitas perusahaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masalah lingkungan meliputi akibat dari proses produksi, produk , dan jasa udara, air, tanah, biodiversity, dan kesehatan manusia. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Prancis sekarang diharuskan untuk mengumumkan hasil aktivitas di lingkungan mereka. Di antaranya, informasi harus diserahkan dalam:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Air, bahan baku, dan konsumsi energi, dan tindakan yang di ambil ntuk meningkatkan efisiensi energi.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Tindakan untuk mengurangi polusi pada udara, air dan tanah, termasuk polusi suara, dan biayanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Sejumlah ketentuan untuk risiko lingkungan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pelaporan pertanggung jawaban sosial menmpunyai masalahnya sendiri, Sebagai contoh: Permasalah dengan tiga hal mendasar dengan cepat terlihat. Pengukuran profit cukup lancar; tidak dengan pengukuran proteksi lingkungan dan keadilan sosial. Kesuitannya adalah per bagian dimana tidak ada ukuran untuk mengukur kemajuan di semua area tersebut. Bagaimana keberhasilan linkungan bisa di pertimbangkan terhadap keadilan sosial yang telah maju- atau , untuk masalah itu, apakah memberikan perubahan terhadap profit? Dan bagaimana ketiga hal itu bisa tidak diperdagangkan satu sama lain? . . . pengukuran profit-satu fondasi dasar lama yang bagus-menawarkan pengujian kesuksesan bisnis yang jelas. Tidak dengan tiga fondasi dasar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Masalahnya adalah tidak hanya dengan tidak adanya ukuran yang memperbolehkan ketiga ukuran tersebut dibandingkan satu sama lainnya. Masalahnya juga tidak ada persetujuan pada apa kemajuan bagi lingkungan, atau kemajuan di lingkungan sosial sebenarnya berarti-tidak, paling tidak, jika anda mencoba untuk memastikannya. Dengan kata lain, tidak ada ukuran dimana proteksi dengan berbeda aspek bisa dibandingkan satu sama lainnya, apalagi dengan kriteria lainnya. Hal yang sama pun berlaku untuk keadilan sosial. Keunggulan yang paling besar dari satu fondasi dasar adalah menetapkan manajer untuk memperhitungkan sesuatu. Tidak dengan fondasi dasar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di samping kritik seperti itu, pelaporan pertanggungjawaban sosial menjadi model di antara semua perusahaan besar multinasional. Survei terkini menemukan bahwa sejumlah perusahaan mengeluarkan laporan pertanggungjawaban lingkungan, laporan ketahanan atau sosial, sebagai tambahan dalam laporan tahunan mereka, yang sedang berkembang. Hampir setengan dari 250 perusahaan terbesar di dunia mengeluarkan aporan seperti itu. Nilai pelaporan tertinggi adalah di negara dengan banyak perusahaan besar, seperti Prancis, Jerman, Jepang, Inggris Raya, dan Amerika Serikat. Nilai pelaporan pada industri tertentu juga sangat tinggi, khususnya untuk bahan kimia dan bahan sintesis, obat-obatan, elektronik dan komputer, otomotif dan migas. Survei lain dari perusahaan besar global menemukan bahwa perusahaan-perusahaan Eropa (khususnya Prancis, Jepang, dan Inggris Raya) dan perusahaan jepang adalah yang paling aktif dalam melaporkan soal ketahanan, dimana perusahaan Amerika Serikat menyusul. Survey juga menemukan bahwa sekitar 1//3 perusahaan yang telah diamati laporan ketahanan sosial mereka telah diaudit.</div>
<div style="text-align: justify;">
Petunjuk untuk laporam ketahanan sosial telah dikeluarkan oleh Global Reporting Inititiative (GRI), sebuah lembaga independen yang bergabung dengan Persatuan Progra, Lingkungan Nasional. Pola kerja GRI menyarankan adanya indikator pengungkapan kinerja di area:</div>
<div style="text-align: justify;">
Performa ekonomi, seperti pendapatan , kompensasi pegawai, donasi, pajak, dan sumbangan komunitas.</div>
<div style="text-align: justify;">
Performa lingkungan, seperti rumah kaca emisi gas dan penggunaan air.</div>
<div style="text-align: justify;">
Performa sosial, secara spesifik:</div>
<div style="text-align: justify;">
Praktik buruh, seperti jumlah pekerja, perputaran tenaga kerja/hubungan manajemen, kesehatan dan keamanan pekerja, pendidikan dan pelatihan.</div>
<div style="text-align: justify;">
HAM , seperi kebijakan non-diskriminasi, pekerja dibawah umur dan hak-hak pribumi</div>
<div style="text-align: justify;">
Masyarakat, seperti pengaruh komunitas, kebijakan anti korupsi, sogokan dan kontribusi kepada partai politik dan politisi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keamanan pelanggan, periklanan, dan privasi konsumen.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengungkapan Tata Kelola perusahaan</div>
<div style="text-align: justify;">
Pegelolaan perusahaan berhubungan dengan sarana internal perusahaan dimana perusahaan di jalankan atau dikendalikan –tanggung jawab, akuntabilitas, hubungan diantara pemegang saham,anggota direksi, dan manajer yang disusun supaya mencapai sasaran perusahaan. Dengan kata lain, pengelolaan perusahaan adalah system dimana perusahaan diarahkan dan dikendalikan. Diantara permasalahan pengelolaan perusahaan adalah hak dan perlakuan pemegang saham, pertanggungjawaban direksi, pengungkapan dan transaksi, dan peran pemegang saham.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dallas memberikan sebuah Rancangan kerja untuk memahami dan menilai pengelolaan perusahaan di sebuah negara adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Infrastruktur pasar, mencakup pola kepemilikan, keleluasaan dimana perusahaan terdaftar di masyarakat, hak kepemilikan, dan pasar untuk pengendaliaan perusahaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Lingkungan Hukum, meliputi system hukum dan hak pemegang saham dengan jelas diterangkan dan dengan konsisten dan dikuatkan secara efektif.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Lingkungan Peraturan, hamper mendekati dengan lingkungan hukum. Agen pengaturan bertanggung jawab atas pengaturan pasar supaya sesuai dengan hukum yang ada. Mereka memastikan aturan dan efisiensi pasar dan memperkuat ketentuan pengungkapan publik.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Infrastruktur informasi, bersinggungan dengan standar akuntansi yang digunakan dan apakah hasil laporan keuangan akurat, lengkap, dan tepat waktu. Ini juga mencakup struktur profesi auditing dan standar profesional untuk praktik audit dan kemandirian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengungkapan dan Pelaporan Bisnis di Internet dan XBRL</div>
<div style="text-align: justify;">
World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebaran informasi, dimana media cetak sekarang memainkan peranan sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha (Extensible Business Reporting Language – XBRL) merupakan tahap awal revolusi pelaporan keuangan. Bahasa komputer ini dibangun ke dalam hampir seluruh software untuk pelaporan akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan, dan kebanyakan pengguna tidak perlu lagi mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara langsung dapat menikmati manfaatnya. Pengelompokan XBRL telah dikembangkan untuk GAAP Amerika Serikat dan Jerman serta untuk IFRS, yang mampu membuat persiapan laporan keuangan sesuai dengan semua standar akuntansi ini. Pengelompokan GAAP nasional lainnya juga sedang dikembangkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan di Negara- Negara Berkembang</div>
<div style="text-align: justify;">
Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia Timur di tahun 1997.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaa dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih maju.</div>
<div style="text-align: justify;">
Namun demikian, permintaan investor atas informasi mengenai perusahaan yang tepat -waktu dan kredibel di Negara-negara pasar berkembang semakin banyak regulator memberikan respons terhadap permintaan ini dengan membuat ketentuan pengungkapan yang lebih ketat dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan penegakan aturan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Implikasi Bagi Para Pengguna Laporan Keuangan dan Para Manajer</div>
<div style="text-align: justify;">
Pengguna laporan keuangan mengharapkan tingkat pengungkapan dan praktik pelaporan keuangan yang luas sehingga manajer harus dan sukarela mengungkapkan laporan keuangan. Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat. Studi lebih lanjut mengenai biaya dan manfaat peningkatan pengungkapan dalam ruang lingkup internasional dapat memberikan bukti penting dalam pembahasan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
sumber : frederick D.S. Choi, Gary K. Meek. international accounting . 7th ed. 2011. prentice hall</div>
Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-60249095289619698992015-03-23T05:37:00.000-07:002015-03-23T05:37:15.687-07:00APAKAH KLASIFIKASI AKUNTANSI SUDAH KETINGGALAN JAMAN <span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px;">Pertanyaan Kasus :</span><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px; text-align: justify;">
1. Apakah anda setuju dengan pendapat yang dikemukakan Cairn bahwa klasifikasi akuntansi terlalu sederhana dan kurang relevan dalam dunia saat ini? Apakah usaha-usaha untuk mengklasifikasikan akuntansi tidak bermafaat dan ktinggalan zaman?Mengapa atau mengapa tidak?</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px; text-align: justify;">
2. Beberapa pengamat berpendapat bahwa pelaporan keuangan menjadi semakin mirip dikalangan “kelas dunia” perusahaan-perusahaan multinasional terbesar didunia dan khususnya yang mencatatkan sahamnya dibursa efek utama seperti London, New York dan Tokyo.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px; text-align: justify;">
Apakah relevansinya pendapat para pengamat ini terhadap klasifikasi akuntansi dan apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hal ini?</div>
<br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px;">Jawaban :</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px;" /><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px; text-align: justify;">
1. Saya sedikit setuju dengan pendapat tersebut karna dalam era modern ini masyarakat dituntut untuk lebih cepat, efisien dan efekttif dalam segala hal tidak terkecuali dalam hal klasifikasi akuntansi, oleh karna itu baik dari manusia ataupun instansi terkait harus melakukan pembaharuan terhadap klasifikasi akuntansi ini dengan adanya tekhnologi diharapkan akan dapat terciptanya klasifikasi akuntansi yang lebih akurat, tepat waktu dan tentunya efektif. </div>
<br style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px;" />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14.3000001907349px; line-height: 22.8800010681152px; text-align: justify;">
2. Relevansinya pendapat diatas dengan. klasifikasinya yakni standar pelaporan yang telah ditetapkan secara internasional dan penetapan tersebut bergantung pada pengklasifikan akuntansi dan hal-hal yang terkait lainnya. Faktor-faktor yang mungkin menyebabkan hal ini dikarenakan fungsi akuntansi salah satunya sebagai suatu media untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan mengharuskan par profesional berfokus pada hal ini untuk menciptakan suatu standar pelaporan yang wajib di terapkan secara internasional. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam penyampaian pelaporan informasi keuangan, oleh sebab itu dibuat keseragaman dikalangan bisnis secara Internasional.</div>
Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-49067815593116002492015-03-17T16:56:00.001-07:002015-03-17T16:56:52.658-07:00BAB 3 AKUNTANSI KOMPARATIF : EROPA Akuntansi komparatif Eropa berfokus pada lima anggota Uni Eropa (EU) yang terdiri dari:<br />
1. Republik Ceko<br />
2. Perancis<br />
3. Jerman<br />
4. Belanda<br />
5. Inggris<br />
<br />
Alasan mengapa negara-negara tersebut yang menjadi fokus dalam akuntansi komparatif Eropa:<br />
1. Perancis, Jerman, dan Belanda merupakan anggota asli di Masyarakat Ekonomi Eropa (Europan Economic Community) saat didirikan pad atahun 1957. Lalu Inggris bergabung pada tahun 1973. Keempat negara tersebut adalah beberapa pendiri International Accounting Standart Committee (lebih dikenal dengan International Accounting Standart Board / IASB)<br />
2. Republik Ceko merupakan negara yang perekonomian terbilang “berkembang”. Pada tahun 1989 saat blok Soviet terpecah, negara ini berubah dari ekonomi terencana menjadi ekonomi pasar.<br />
<br />
Pengamatan Tentang Standar dan Praktek Akuntansi<br />
<br />
Standar akuntansi merupakan regulasi atau peraturan (sering sekali termasuk hukum dan anggaran dasar) yang mengatur pengolahan laporan keuangan. Jadi standar akuntansi merupakan hasil dari susunan standar. Susunan standar akuntansi biasanya menggabungkan kombinasi dari kelompok sektor umum dan swasta. Hubungan antara standar akuntansi dan praktik akuntansi sangat rumit. Dalam beberapa kasus, praktik diambil dari standar dan pada kasus yang lainnya , standar diambil dari praktik. Praktik dapat dippengaruuhi oleh tekanan pasar, seperti tekanan-tekanan yang berhubungan dengan persaingan pendapatan dalam pasar modal.<br />
<br />
IFRS dalam Uni Eropa<br />
<br />
Pada thun 2002, Uni Eropa menyetujui sebuah aturan akuntansi yang mengharuskan semua perusahaan Uni Eropa yang terdaftar dalam sebuah pasar resmi untuk mengikuti IFRS dalam laporan keuangan gabungan merek yang dimulai pada tahun 2005. Negara-negara anggota dibebaskan untuk memperluas persyaratan ini bagi semua perusahaan, bukan hanya perusahaan yang terdaftar tetapi termasuk laporan keuangan perusahaan lain.<br />
<br />
Laporan Keuangan<br />
Laporan keuangan IFRS terdiri atas neraca gabungan, laporan laba rugi, laporan kas, laporan perubahan ekuitas (atau laporan laba rugi dan pengeluaran yang diakui), dan catatan penjelasan. Ungkapan catatan harus mencakup:<br />
1. Kebijakan Akuntansi yang diikuti<br />
2. Penilaian yang dibuat oleh manajemen dalam menerapkan kebijakan akuntansi yang penting<br />
3. Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber-sumber penting tentang ketidakpastian estimasi.<br />
<br />
Sistem Akuntansi Keuangan Lima Negara<br />
1. Perancis<br />
Perancis merupakan penyokong paling utama dunia dalam kesamaan akuntansi nasional. Menteri ekonomi nasional Perancis menyetujui Plan Comptable General (Undang-Undang Akuntansi Nasional) yang berisi:<br />
a. Tujuan dan prinsip laporan dan akuntansi keuangan<br />
b. Definisi asset, uutang, ekuitas pemegang saham, pendapatan, dan pengeuaran<br />
c. Aturan-aturan valuasi dan pengakuan<br />
d. Daftar akun, persyaratan penggunaannya, dan persyaratan tata buku lainnya yang telah <br />
distandarisasi<br />
e. Contoh laporan keuangan dan peraturan presentasinya.<br />
<br />
Dasar utama untuk regulasi akuntansi di Perancis adalah Undang-Undang Akuntansi 1983 da Dekrit Akuntansi 1983 yang menjadikan Plan Compatble General suatu kewajiban bagi semua perusahaan. Catatan akuntansi yang secara hukum memberikan bukti dan verifikasi, dianggap sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan. Undang-undang perpajakan sangat mempengaruhi akuntansi di Perancis, pengeluaran bisnis bisa dikurangi untuk pajak hanya jika benar-benar dilakukan dalam laporan keuangan tahunan.<br />
<br />
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi<br />
Ada 5 perusahaan besar yang terlibat dalam penyusunan standar di Perancis:<br />
1. Counseil National de la Compatible atau CNC (Badan Akuntansi Nasinal)<br />
2. Comite de la Reglementation Cmpatable atau CRC (Komite Regulasi Akuntansi)<br />
3. Autorite des Marches Financiers aau AMF (Otoritas Pasar Publik)<br />
4. Order des Express-Comptable atau OEC (Institut Akuntan Publik<br />
5. Compagnic Nationale des Commissaires aux Comtes atau CNCC (institut Nasional Undang-Undang Auditor)<br />
<br />
CNC terdiri dari 58 anggota yang mewakili profesi akuntansi, pegawai sipil, dan atasan, persatuan dagang, dan kelompok-kelompok sektor swasta lainnya. CNC mengonsultasikan masalah-masalah akuntansi yang memerlukan reglasi, tetapi tidak memiliki kekuatan pengaturan atau pelaksanaan<br />
<br />
Oleh karena kebutuhan akan cara penyediaan otoritas pengaturan yang cepat unstuk standarisasi, maka CRC didirikan pad atahun 1998 yang merubah peraturan dan rekomendasi CNC menjadi regulasi yang mengikat. Regulasi CRC dipublikasikan dalam official journal of the French telah mendapat persetujuan menteri. Jadi, CRC memiliki kekuatan pengaturan yang sebenarnya.<br />
<br />
Profesi akuntansi dan audit telah lama dipisahkan. Akuntan dan auditor Perancis diwakili dua badan yakni OEC dan CNCC. Keduanya berpartisipasi dalam pengembangan standar akuntansi melalui CNC dan CRC yang mewakili Perancis dalam IASB<br />
<br />
CNCC mengeluarkan sebuah buku pegangan anggota yang berisi standar profesional yang ekstensif dan mengeluarkan pula bulletin informasi yang memmmberikan bantuan teknis.<br />
<br />
AMF bertanggung jawab untuk mengatasi audit perusahaan-perusahaan yang terdaftar. Namun, AMF tergantung pada komite CNC, CENA untu melakukan tinjauan mutu audit demi kepentingannya. Dengan penetapa bersama AMF, CENA memeriksa audit dari setiap perusahaan yang terdaftar, sedikitnya sekali dalam 6 tahun. Pemeriksaan lebih lanjut juga dilakukan dalam kasus-kasus dimana pekerjaan auditor dianggap tidaklah sempurna.<br />
<br />
Patokan Akuntansi<br />
Semua perusahan Perancis harus mengikuti regulasi tetap dari ketentuan pada tingkat perusahaan pribadi. Akuntansi untuk perusahaan pribadi merupakan dasar hukum untuk membagikan deviden dan menghitung penghasilan wajib pajak. Terdapat beberapa pengecualian, aturan Perancis mengenai laporan keuangan gabungan yang mengikuti pendekatan isi pokok laporan kewajaran penyajian daripada bentuknya. Pengecualian tersebut yani bawa utang untuk kepentingan pasca pekerjaan tidak harus diakui dan pinjaman keuangan tidak perlu dikapitalisasi.<br />
<br />
2. Jerman<br />
Akhir perang dunia kedua, iklim akuntansi Jerman terus berubah. Pda tahun 1965, Corporate Law memindahkan sistem laporan keuangan Jerman kearah pemikiran Inggris-Amerika. Laporan manajemen dan persyaratan audit tambahan menjadi ketentuan wajib setelah pemberlakuan Undang-Undang Publikasi tahun 1969. Pada awal 1970an, Uni Eropa mengeluarkan perintah penyelarasan.<br />
Perlindungan terhadap kreditur merupakan perhtian yang fundamentall bagi akuntansi di Jerman yang dimasukkan dalam Hukum Komersial. Penilaian neraca yang konservatif merupakan ha utama bagi perlindungan kreditor dan hukum pajak secara garis besar menentukkan akuntansi komersial.<br />
<br />
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi<br />
Sebelum tahun 1998, Jerman tidak memiliki fungsi penetapan standar akuntansi keuangan sebagaimana yang dipahami di negara-negara berbahasa Inggris. Undang-undang tentang Pengendalian dan Transparansi tahun 1998 memperkenalkan keharusan bagi Kementrian Kehakiman untuk mengakui badan swasta yang menetapkan standar nasional untuk memenuhi tujuan berikut :<br />
a. Mengembangkan rekomendasi atas penerapan standar akuntansi dalam laporan keuangan konsolidasi.<br />
b. Memberikan nasehat kepada Kementrian Kehakiman atas legislasi<br />
akuntansi yang baru.<br />
c. Mewakili jerman atas organisasi akuntansi Internasional, seperti IASB.<br />
<br />
Komite Standar Akuntansi Jerman (GASC) atau Deutsches Rechnungslegungs Standar Committee (DRSC) didirikan tidak lama saat itu dan langsung diakui oleh Kementrian Kehakiman sebagai pihak berwenang dalam menetapkan standar di Jerman. GASC membawahi Badan Standar Akuntansi Jerman (GASB) yang melakukan pekerjaan teknis dan mengeluarkan standar akuntansi. Penting untuk dingat bahwa standar GASC adalah rekomendasi wajib yang hanya berlaku untuk laporan keuangan konsolidasi. Sejak berdirinya, GASB telah mengeluarkan Standar Akuntansi Jerman (GAS) untuk permasalahan seperti laporan arus kas, pelaporan segmen, pajak tangguhan dan translasi mata uang asing.<br />
<br />
Pelaporan Keuangan<br />
Ada 3 kelompok ukuran – kecil, menengah, besar – yang didefinisikan dalam jumlah dalam neraca, umlah penjualan per tahun, dan jumlah karyawan. Undang-undang akuntansi tahun 1985 secara khusus menetukan isi dan bentuk laporan keuangan, yang meliputi :<br />
a. Neraca<br />
b. Laporan Keuangan<br />
c. Catatan atas Laporan Keuangan<br />
d. Laporan Manajemen<br />
e. Laporan Auditor<br />
<br />
Undang-Undang 1985 mengharuskan pengungkapan catatan laporan keuangan. Perusahaan kecil dikecualikan dari ketentuan audit dan dapat meyusun neraca dalam bentuk yang diringkas. Perusahaan kecil dan menengah juga memiliki ketentuan pengungkapan yang lebih sedikit dalam catatan laporan keuangan dan menyusun laporan laba rugi yang ringkas. Perusahaan yang sahamnya diperdagangkan kepada public harus menyediakan laporan arus kas konsolidasi.<br />
<br />
Ciri utama sistem pelaporan keuangan di Jerman adalah laporan secara pribadi oleh auditor kepada dewan direkur pengelolah perusahaan dan dewan pengawasa perusahaan. Laporan ini berisi pendapat terhadap pospek masa depan perusahaan dan khususnya factor-faktor yang mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Auditor harus menjelaskan dan menganalisis pos-pos dalam neraca yang memiliki pengaruh material atas posisi keuangan perusahaan.<br />
<br />
Pengukuran Akuntansi<br />
<br />
Dua bentuk metode pembelian yang diizinkan adalah metode nilai Buku dan metode revaluasi. Aktiva dan kewajiban perusahaan yang diakuisisi dinilai sebesar nilai kini dan jumlah yang tersisah merupakan goodwill. Goodwill dapat disalinghapuskan terhadap cadangan dalam ekuitas atau diamortisasi secara sistematis selama umur manfaat ekonominya. Hukum tersebut menyebutkan periode 4 tahun sebagai periode amortisasi regular, akan tetapi periode hingga 20 tahun masih dapat dierima. Metode ekuitas harus dapat digunakan untuk perusahaan yang tidak konsolidasi dengan kepemilikan sebesar 20 % atau lebih.<br />
<br />
3. Republik Ceko<br />
Akuntansi di negara Ceko telah berganti arah beberapa kali, seiring dengan sejarah politik negaranya. Praktik dan prinsip akuntansinya digambarkan oleh negara-negara berbahasa Jerman di Eropa hingga akhir perang dunia II. Selanjutnya dengan pembangunan sebuah ekonomi sentral, praktik akuntansi didasarkan pada contoh Soviet.<br />
<br />
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi<br />
Akuntansi di Republik Ceko telah berubah arah selama beberapa kali pada abad ke-20, yang mencerminkan sejarah politiknya. Praktik dan prinsip akuntansi mencerminkan praktik dan prinsip akuntansi yang dianut Negara-negara Eropa yang berbahasa Jerman hingga akhir Perang Dunia II. Kemudian, karena perekonomian terencana oleh pusat sedang dibangun, praktik akuntansi didasarkan pada model Soviet. Kebutuhan administrasi berbagai pemerintah pusat dipenuhi melalui karakteristik seperti daftar akun yang seragam, metode akuntansi yang detail dan laporan keuangan yang seragam, yang wajib dibuat oleh seluruh perusahaan.<br />
<br />
Akuntansi di Ceko dipengaruhi oleh Hukum Komersial, Undang-undang akuntansi, dan Keputusan Kementrian Keuangan. Bursa Efek memiliki pengaruh yang kecil dan meskipun Hukum Komersial berasal dari Jerman, peraturan pajak tidak berpengaruh secara langsung. Penyajian benar dan wajar yang diatur dalam undang-undang akuntansi dan diambil dari Direktif UE diinterpretasikan dengan maksud bahwa akun pajak dan akun keuangan diperlukan secara beda. Undang-undang auditor disahkan pada tahun 1988. Suatu audit atas laporan keuangan diwajibkan untuk seluruh perusahaan perseroan dan perusahaan dengan kewajiban terbatas yang besar.<br />
<br />
Laporan Keuangan<br />
Laporan keuangan harus bersifat komparatif, terdiri dari : Neraca, Akun laba dan rugi (laporan laba rugi) dan Catatan. Laporan keuangan disetujui dalam rapat tahunan pemegang saham. Perusahaan yang sahamnya tercatat juga diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan per kuartal.perusahaan-perusahaan Di Ceko juga memiliki opsi untuk menggunakan IAS/ IFRS atau standar akuntansi Ceko pada saat menyusun laporan keuangan konsolidasi. Namun demikian, perusahaan yang tercatat dalam Pasar Utama Bursa Efek Praha diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan yang diaudit sesuai dengan IAS/ IFRS<br />
<br />
4. Belanda<br />
Belanda memiliki Undang-Undang Akuntansi dan persyaratan laporan keuangan yang cukup bebas tetapi standar praktik profesional yang sangat tinggi. Akuntansinyya diorientasikan ke arah kewajaran penyajian. Laporan keuangan dan akutansi pajak merupakan dua aktifitas yang terpisah. Inggris dan Amerika telah mempengaruhi akuntansi Belanda. Akuntansi di Belanda dianggap sebagai sebuah cabang ekonomi, banyak pemikiran dicurahkan untuk topik akuntansi. Pemikiran akademis memiliki pengaruh dalam praktik berjalan. Belanda merupakan penyokong awal dari Standar Internasional untuk akuntansi laporan keuangan dan laporan IASB<br />
<br />
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi<br />
Belanda memiliki undang-undang akuntansi dan persyaratan laporan keuangan yang cukup bebas tapi standar praktik profesional yang sangat tinggi. Belanda merupakan negara hukum, namun akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar. Pelaporan keuangan dan akuntansi pajak merupakan dua aktivitas terpisah. Lebih lanjut lagi, orientasi kewajaran berkembang tanpa adanya pengaruh dari pasar saham. Inggris dan Amerika Serikat telah mempengaruhi akuntansi Belanda sama seperti negara-negara Eropa continental lainnya, dan tidak seperti Negara continental lainnya, profesi akuntansi memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap standard dan aturan akuntansi.<br />
<br />
Regulasi di Belanda tetap liberal hingga tahun 1970 ketika Undang-undang Laporan Keuangan Tahunan diberlakukan. Undang-undang tersebut merupakan bagian dari program besar perubahan dalam bidang hukum perusahaan dan diperkenalkan sebagian untuk mencerminkan harmonisasi hukum perusahaan di dalam UE yang akan terjadi. Di antara provisi utama Undang-undang tahun 1970 tersebut adalah sebagai berikut :<br />
a. Laporan keuangan tahunan harus menunjukkan gambaran yang wajar mengenai posisi dan hasil keuangan selama suatu tahun, dan seluruh pos di dalamnya harus dikelompokkan dan dijelaskan secara memadai<br />
b. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan praktik usaha yang baik (yaitu prinsip akuntansi dapat diterima oleh kalangan usaha)<br />
c. Dasar penyajian aktiva dan kewajiban dan penentuan hasil operasi harus diungkapkan<br />
d. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan dasar yang konsisten dan pengaruh material dari perubahan dalam prinsip akuntansi harus diungkapkan secukupnya<br />
e. Informasi keuangan komparatif untuk periode sebelumnya harus diungkapkan dalam laporan keuangan dan catatan kaki yang menyertainya<br />
<br />
Laporan Keuangan<br />
Kualitas pelaporan keuangan Belanda sangat seragam. Laporan keuangan wajib harus disusun dalam bahasa Belanda, namun dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman dapat diterima. Laporan keuangan harus memuat Neraca, Laporan Laba Rugi, Catatan-catatan, Laporan Direksi, dan Informasi lain yang direkomendasikan. Laporan arus kas tidak diwajibkan, tetapi direkomendasikan oleh sebuah tuntunan dewan dan kebanyakan perusahaan Belanda membuatnya. Catatan laporan keuangan harus menjelaskan prinsip akuntansi yang digunakan dalam penilaian dan penetapan hasil dan alasan-alasan dibalik setiap perubahan akuntansi yang dilakukan. Laporan direksi mengevaluasi posisi keuangan pada tanggal neraca dan kinerja selama tahun keuangan. Selain itu juga memberikan informasi mengenai kinerja yang diharapkan selama tahun keuangan yang baru dan komentar atas setiap peristiwa setelah tanggal neraca yang signifikan. “Informasi lain yang direkomendasikan” harus mencakup laporan auditor dan penyisihan laba untuk tahun berjalan.<br />
<br />
Pengukuran Akuntansi<br />
Fleksibilitas Belanda dalam pengukuran akuntansi dapat dilihat dengan diperbolehkannya penggunaan nilai kini untuk aktiva berwujud seperti persediaan dan aktiva yang disusutkan. Karena perusahaan-perusahaan Belanda memiliki fleksibilitas dalam menerapkan aturan pengukuran, dapat diduga bahwa terdapat kesempatan untuk melakukan perataan laba. Pos-pos tertentu dapat mengabaikan laporan laba rugi dan langsung disesuaikan terhadap cadangan dalam ekuitas pemegang saham. Hal ini antara lain :<br />
a. Kerugian akibat bencana yang tidak mungkin atau tidak umum diasuransikan<br />
b. Kerugian akibat nasionalisasi atau sejenis penyitaan lainnya<br />
c. Konsekuensi akibat restrukturisasi keuangan<br />
<br />
5. Inggris<br />
<br />
Akuntansi di Inggris berkembang sebagai ilmu tunggal, kemudian Udang-Undang eprusahaan menambahkan susunan persyaratan lainnya. Sejak tahun 1970-an,sumber penting pengembangan Undang-Undang perusahaan adalah EU Directives, dimaa standar akuntansi dan penyuunan standar menjadi lebih otoritatif. Inggris merupakan negara pertama didunia yang mengembangkan profesi akuntansi serta konsep kewajaran penyajian hasil dan posisi keuangan.<br />
<br />
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi<br />
Akuntansi di Inggris berkembang sebagai cabang ilmu yang independen dan secara pragmatis menyikapi kebutuhan dan praktik usaha. Warisan akuntansi Inggris bagi dunia sangat penting. Inggris merupakan Negara pertama di dunia yang mengembangkan profesi akuntansi yang kita kenal sekarang. Konsep penyajian hasil dan posisi keuangan yang wajar (pandangan yang benar dan wajar) juga berasal dari Inggris. Pemikiran dan praktik akuntansi professional diekspor ke Australia, Kanada, Amerika Serikat dan bekas wilayah jajahan Inggris seperti Hong Kong, India, Kenya, Selandia Baru, Nigeria, Singapura dan Afrika Selatan.<br />
<br />
Dua sumber utama standar akuntansi keuangan di Inggris adalah hukum perusahaan dan profesi akuntansi. Kegiatan perusahaan yang didirikan di Inggris secara luas diatur oleh aktva yang disebut sebagai undang-undang perusahaan. Undang-undang perusahaan disesuaikan, diperluas, dan dikonsolidasikan sepanjang tahun. Undang-undang tahun 1981 juga menetapkan lima prinsip dasar akuntansi, meliputi:<br />
a. Pendapatan dan beban harus ditandingkan menurut dasar akrual<br />
b. Pos aktiva dan kewajiban secara terpisah dalam setiap kategori aktiva kewajiban dinilai secara terpisah<br />
c. Pos aktiva dan kewajiban secara terpisah dalam setiap kategori aktiva dan<br />
kewajiban dinilai secara terpisah<br />
d. Prinsip konversatisme (kehati-hatian) diterapkan, khususnya dalam pengakuan realisasi laba dan seluruh kewajiban dan kerugian yang diketahui<br />
e. Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten dari tahun ke tahun diwajibkan<br />
f. Prinsip kelangsungan usaha diterapkan untuk perusahaan yang menggunakan akuntansi<br />
<br />
Berikut enam badan akuntansi di Inggris yang berhubungan dengan komite konsultatif badan akuntansi yang berdiri pada tahun 1970 :<br />
a Institut Akuntan berijin resmi di Inggris dan di Wales (The Institute of Chartered Accountants in England and Wales – ICAEW)<br />
b. Institut Akuntan berijin resmi di Irlandia (The Institute of Chartered Accountants in Ireland - ICAI)<br />
c. Institut Akuntan berijin resmi di Skotlandia (The Institute of Chartered Accountants in Scotland – ICAS)<br />
d. Asosiasi Akuntansi berijin resmi dan bersertifikat (The Association of Chartered Certified Accountants – ACCA)<br />
e. Institut Akuntan Manajemen berijin resmi (The Chartered Institute of Manajement Accountans – CIMA)<br />
f. Institut Keuangan dan Akuntansi Publik berijin resmi (The Chartered Institute of Public Finance and Accountancy (CIPFA)<br />
<br />
Laporan Keuangan<br />
Pelaporan keuangan Inggris termasuk yang paling komperhensif di dunia. Laporan keuangan umumnya mencakup : Laporan direksi, Laporan laba dan rugi dan neraca, Laporan arus kas, Laporan total keuntungan dan kerugian yang diakui, Laporan kebijakan akuntansi, Catatan atas referensi dalam laporan keuangan dan Laporan auditor<br />
<br />
Laporan direksi membahas kegiatan usaha yang utama, pembahasan atas operasi dan kemungkinan pengembangan, peristiwa-peristiwa penting setelah tanggal neraca, dividen yang diusulkan, nama-nama anggota dewan direksi dan besarnya kepemilikan saham, serta kontribusi politik dan amal yang dilakukan.<br />
Sifat lain pelaporan keuangan di Inggris adalah bahwa perusahaan berukuran kecil dan menengah dikecualikan dari banyak kewajiban pelaporan keuangan. Undang-undang Perusahaan menetapkan kriteria ukuran. Secara umum, perusahaan berukuran kecil dan menengah diperbolehkan untuk menyusun akun yang diringkas beserta informasi wajib tertentu dalam jumlah minimum. Kelompok usaha yang berukuran kecil dan menegah dikecualikan dari penyusunan laporan konsolidasi.<br />
<br />
SUMBER:<br />
http://rasydinahmad0.blogspot.com/2014/05/akuntansi-komparataif-eropa.html<br />
http://windy2502.blogspot.com/2013/04/pengamatan-tentang-standar-dan-praktik.html<br />
http://www.slideshare.net/riska_khairul/sistem-akuntansi-keuangan-lima-negaraDennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-46052559292280994822015-03-17T16:51:00.005-07:002015-03-17T16:51:43.485-07:00BAB 2 PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONALBAB 2<br />
I. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN DUNIA AKUNTANSI<br />
Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antar negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.<br />
Beberapa karakteristik era ekonomi global yang ada dalam akuntansi internasional antara lain:<br />
1. Bisnis internasional<br />
2. Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi Negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional<br />
3. Ketergantungan pada perdagangan internasional<br />
Menurut Choi dan Muller (1998; 1) Bahwa ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang akuntansi internasional kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu<br />
1. faktor lingkungan,<br />
2. Internasionalisasi dari disiplin akuntansi, dan<br />
3. Internasionalisasi dari profesi akuntansi.<br />
Tantangan bagi profesi akuntan dalam pengembangan akuntansi :<br />
1. Skill dan kompetensi yang dimiliki<br />
2. Memahami Cross Functional Linkages, akuntan tidak hanya cukup mahir dalam teknik, prosedur dan standar akuntansi tetapi juga harus biasa memandang bisnis sebagai suatu bentuk terintegrasi. Seperti : kualitas produk, fleksibilitas produksi dan kemampuan untuk memproduksi dan mengekspor dengan cepat agar bisa memenangkan persaingan global<br />
3. Analisis keuangan dan perbandingannya<br />
Perkembangan Akuntansi Internasional sudah seharusnya diiringi oleh kemampuan individu yang bergerak dalam bidang akuntansi untuk ikut andil memajukan akuntansi. Akuntansi Internasional merupakan penghubung antarnegara. Delapan faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional harus dipahami dengan baik agar tercipta harmonisasi antarnegara yang bertransaksi.<br />
Selain itu ada delapan (8) factor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional, yaitu :<br />
1. Sumber pendanaan<br />
Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, seperti Amerika Serikat akuntansi memiliki focus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Pengungkapan dilakukan sangat lengkap untuk memenuhi ketentuan kepemilikan public yang luas. Sebaliknya, dalam sistem berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki focus pada perlindungan kreditor melalui pengukurang akuntansi yang konservatif dalam meminimumkan pembayaran dividen dan menjaga pendanaan yang mencukupi dalam rangka perlindungan bagi para peminjam. Oleh karena lembaga keuangan memilki akses langsung terhadap informasi apa saja yang diinginkan, pengungkapan public yang luas dianggap tidak perlu. Contohnya adalah Jepang dan Swiss.<br />
2. Sistem Hukum<br />
Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) danhukum umum (kasus). Dalam Negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap. Kodifikasi hukum utamanya diambil dari hukum Romawi dank ode Napoleon. Dalam Negara-negara yang menganut sistem kodifikasi hukum Latin-Romawi, hukum merupakan suatu kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur. Kodifikasi standar dan prosedur akuntansi merupakan hal yang wajar dan sesuai di sana. Dengan demikian, di Negara-negara yang menganut kodifikasi hukum, aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakupi banyak prosedur. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode lengkap. Tentu saja, terdapat hukum dasar, tetapi cenderung tidak terlalu detail dan lebih fleksibel bila dibandingkan dengan sistem kodifikasi umum. Hal ini mendorong usaha coba-coba dan memungkinkan penerapan pertimbangan. Hukum umum diambil dari kasus hukum Inggris. Pada kebanyakan Negara hukum umum, aturan akuntansi ditetapkan oleh organisasi professional sector swasta. Hal ini memungkinkan aturan akuntansi menjadi lebih adaptif dan inovatif. Kecuali untuk ketentuan dasar yang luas, kebanyakan aturan akuntansi tidak digabungkan secara langsung ke dalam hukum dasar. Kodifikasi hukum (kode hukum) cenderung terpaku pada muatan (isi) ekonominya. Sebagai contoh, sewa guna usaha di bawah aturan hukum umum biasanya tidak dikapitalisasi. Sebaliknya, sewa guna usaha di bawah hukum umum pada dasarnya dapat dikapitalisasi jika ia menjadi bagian dari pembeli property.<br />
3. Perpajakan<br />
Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak. Dengan kata lain, pajak keuangan dan pajak akuntansi adalah sama. Dalam kasus ini, sebagai contoh adalah kasus yang terjadi di Jerman dan Swedia. Di Negara lain seperti Belanda, akuntansi keuangan dan pajak berbeda: laba kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi keuangan yang disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dalam hukum pajak. Tentu saja, ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu. Penilaian persediaan menurut Masuk Terakhir Keluar Pertama (last-in, first-out- LIFO) di Amerika Serikat merupakan suatu contoh.<br />
4. Ikatan Politik dan Ekonomi<br />
Faktor Politik & Ekonomi sangat mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional karena kebijakan pemerintah dan keadaan ekonomi saat itu di suatu negara dapat membuat akuntansi sulit berkembang. Ide dan teknologi akuntansi dialihkan melaui penakhlukan, perdagangan dan kekuatan sejenis. Sistem pencatatan berpasangan (double-entry) yang berawal di Italia pada tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luas di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan pembaruan (rannaissance) lainnya. Kolonialisme Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaan Inggris. Pendudukan Jerman selama perang dunia II menyebabkan Perancis menerapkan Plan Comptable. Amerika Serikat memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya AS di Jepang setelah berakhirnya perang dunia II. Banyak Negara-negara berkembang menggunakan sistem akuntansi yang dikembangkan di tempat lain, entah karena dipaksakan kepada negara-negara tersebut (seperti India) atau karena pilihan mereka sendiri (seperti Negara-negara Eropa Timur sekarang meniru sistem akuntansi menurut aturan Uni Eropa (EU).<br />
5. Inflasi<br />
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.<br />
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi<br />
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Pada gilirannya, jenis transaksi menentukan masalah akuntansi yang dihadapi. Sebagai contoh, kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham atau sekuritisasi asset merupakan sesuatu yang jarang terjadi dalam perekonomian dengan pasar modal yang kurang berkembang. Saat ini, banyak perekonomian industry berubah menjadi perekonomian jasa. Masalah akuntansi seperti penilaian asset tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sector manufaktur menjadi semakin kurang penting. Tantangan-tantangan akuntansi yang baru, seperti penilaian asset tidak berwujud dan sumber daya manusia semakin berkembang.<br />
7. Tingkat Pendidikan<br />
Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit (sophisticated) akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Sebagai contoh pelaporan teknis yang kompleks mengenai varian perilaku biaya tidak akan berarti apa-apa, kecuali para pembaca memahami akuntansi biaya. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative tidak akan informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten. Pendidikan akuntansi yang professional sulit dicapai jika taraf pendidikan di suatu Negara secara umum juga rendah. Meksiko adalah salah satu contoh Negara di mana permasalahan ini telah berhasil ditanggulangi. Pada situasi lainnya, sebuah Negara harus mengimpor tenaga pelatihan atau mengirim warganya ke Negara lain untuk memperoleh kualifikasi yang layak. Hal terakhir inilah yang saat ini sedang diterapkan oleh Cina.<br />
8. Budaya<br />
Di sini budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat. Variable budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu Negara (seperti sistem hukum). Hofstede mendasari empat dimensi budaya nasional (nilai social):<br />
1. individualism,<br />
2. jarak kekuasaan,<br />
3. penghindaran ketidakpastian, dan<br />
4. maskulinitas. Analisis yang dilakukannya didasarkan pada data yang berasal dari para karyawan sebuah perusahaan multinasional besar dari AS yang beroperasi di 40 negara yang berbeda.<br />
Secara singkat, individualism merupakan kecenderungan terhadap suatu tatanan social yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun ketat dan saling tergantung. Jarak kekuasaan adalah sejauh mana hierarki dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil dapat diterima. Penghindaran ketidakpastian adalah sejauh mana masyarakat tidak merasa nyaman dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak pasti. Maskulinitas adalah sejauh mana peran gender dibedakan serta kinerja dan pencapaian yang dapat dilihat (nilai-nilai maskulin yang tradisional) ditekankan daripada hubungan dan perhatian.<br />
Empat dimensi budaya nasional menurut Hofstede, yaitu:<br />
a. Individualisme vs kolektivisme merupakan kecenderungan terhadap suatu tatanan social yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun ketat dan saling tergantung.<br />
b. Large vs Small Powr Distance (Jarak kekuasaan) adalah sejauh mana hierarki dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil dapat diterima.<br />
c. Strong vs Weak Uncertainty Avoidance (Penghindaran ketidakpasian) adalah sejauh mana masyarakat merasa tidak nyaman dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak pasti.<br />
d. Maskulinitas vs feminimitas adalah sejauh mana peranan gender dibedakan dan kinerja serta pencapaian yang dapat dilihat lebih ditekankan daripada hubungan dan perhatian.<br />
Choi et. al (1998; 36) menjelaskan sejumlah faktor lingkungan yang diyakini memiliki pengaruh langsung terhadap pengembangan akuntansi, antara lain :<br />
1. Sistem Hukum<br />
Kodifikasi standar-standar dan prosedur-prosedur akuntansi kelihatannya alami dan cocok dalam negara-negara yang menganut code law. Sebaliknya, pembentukan kebijakan akuntansi yang non legalistis oleh organisasi-organisasi professional yang berkecimpung dalam sektor swasta lebih sesuai dengan system yang berlaku di negara-negara hukum umum (common law). Dalam hukum perang atau situasi darurat nasonal lainnya, semua aspek fungsi akuntansi mungkin diatur oleh sejumlah pengadilan atau badan pemerintah pusat. Contohnya adalah dalam masa Nazi Jerman, ketika persiapan-persiapan perang yang intensif dan kemudian pada saat PD II memerlukan sistem akuntansi nasional yang sangat seragam untuk mengontrol semua aktivitas ekonomi nasional secara total.<br />
2. Sistem Politik<br />
Sistem politik yang ada pada suatu negara pun ikut mewarnai akuntansi, karena sistem politik tersebut “mengimpor” dan “mengekspor” standar-standar dan praktik-praktik akuntansi. Sebagai contoh, akuntansi Inggris yang ada semasa pergantian Abad 20, “diekspor” ke negara-negara persemakmuran. Belanda melakukan hal yang sama ke filipina dan Indonesia, Perancis ke negara-negara jajahannya di Asia da Afrika. Jerman menggunakan simpati politik untuk mempengaruhi, antara lain, akuntansi di Jepang dan Swedia.<br />
3. Sifat Kepemilikan Bisnis<br />
Kepemilikan publik yang besar atas saham-saham perusahaan menyiratkan prinsip-prinsip pelaporan dan pengungkapan akuntansi keuangan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang kepemilikannya didominasi oleh keluarga atau bank. Misalnya, kepemilikan publik yang sangat tinggi atas saham-saham korporasi di AS telah menghasilkan apa yang dinamakan Sunshine accounting standards of wide open disclosure, sedangkan ketidakhadiran partisipasi public dalam kepemilikan saham perusahaan di Perancis telah membatasi komunikasi keuangan yang efektif hanya ke saluran komunikasi ”insider” saja. Kepemilikan Bank yang tinggi di Jerman juga menghasilkan respon akuntansi yang berbeda. Di AS, AICPA membuat rekomendasi khusus bagi standar dan praktik akuntansi keuangan tertentu yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan non publik yang lebih kecil.<br />
4. Perbedaan Besaran dan Kompleksitas Perusahaan-Perusahaan Bisnis<br />
Dikotomi yang terjadi antara perusahaan besar dan kecil terus berlanjut, mulai dari masalah asuransi, hingga keseluruh hirarki perusahaan induk-anak, termasuk masalah kompleksitas. Perusahaan konglomerasi besar yang beroperasi dalam lini bisnis yang sangat beragam membutuhkan teknik-teknik pelaporan keuangan yang berbeda dengan perusahaan kecil yang menghasilkan produk tunggal. Perusahaan-perusahaan multinasional juga membuthkan system akuntansi yang berbeda dengan sistem akuntansi perusahaan-perusahaan domestik.<br />
5. Iklim Sosial<br />
Iklim sosial turut memberikan sumbangan dalam pengembangan akuntansi diberbagai belahan dunia. Di Perancis, mengarah pada pelaporan tanggungjawab sosial, sebaliknya di Swiss masih sangat konservatif sehingga perusahaanperusahaan besar swiss melaporkan kondisi keuangannya yang relatif ringkas. Orang Italia masih sangat berorientasi pada pajak, bahkan di beberapa Negara Amerika bagian Timur dan Selatan, akuntansi sama dengan pembukuan dan dianggap tidak cocok secara sosial.<br />
6. Tingkat Kompetensi Manajemen Bisnis Dan Komunitas Keuangan<br />
Kompetensi atau kemampuan manajemen bisnis dan pengguna dari output akuntansi akan sangat menentukan perkembangan akuntansi. Karena secanggih dan sehebat apapun output akuntansi, jika manajemen bisnis dan para pengguna tidak dapat membaca, mengartikan, dan memahaminya hal tersebut tidak akan ada gunanya.<br />
7. Tingkat Campur Tangan Bisnis Legislatif<br />
Regulasi mengenai perpajakan mungkin memerlukan prinsip-prinsip akuntansi tertentu. Seperti di Swedia, dimana kelonggaran pajak tertentu harus dibukukan secara akuntansi sebelum bisa diklaim bagi tujuan pajak; ini juga merupakan situasi bagi penilaian persediaan metode LIFO di AS. Hukum-hukum perlindungan sosial yang beragam juga mempengaruhi standar-standar akuntansi. Contohnya adalah kewajiban membayar pesangon dio beberapa negara Amerika Selatan.<br />
8. Ada Legislasi Akuntansi tertentu<br />
Dalam beberapa kasus, terdapat peraturan legislative khusus untuk aturan-aturan dan teknik-teknik akuntansi tertentu. Di AS, SEC menentukan standar-standar pengungkapan dan akuntansi bagi perusahaan-perusahaan besar, dengan mengacu pada FASB.<br />
9. Kecepatan Inovasi Bisnis<br />
Semula, kegiatan merger dan akuisisi tidak diperhitungkan secara akuntansi, namun karena penggabungan bisnis yang begitu popular di erofa memaksa akuntansi turut berkembang untuk memenuhi kebutuhan dari mereka yang berkepentingan.<br />
10. Tahap pembangunan Ekonomi<br />
Negara yang masih mengandalkan ekonomi pertanian membuthkan prinsipprinsip akuntansi yang berbeda dengan negara industri maju. Di negara pertanian, tingkat ketergantungan pada kredit dan kontrak bisnis jangka panjang mungkin masih kecil. Sehingga akuntansi akrual yang canggih tidak berguna dan yang dibutuhkan adalah akuntansi kas sederhana.<br />
11. Pola pertumbuhan Ekonomi<br />
Kondisi perekonomian yang stabil mendorong peningkatan persaingan memperebutkan pasar-pasar yang ada sehingga memerlukan suatu pola akuntansi yang stabil dan akan jauh berbeda pada negara yang kondisinya sedang mengalami perang berkepanjangan.<br />
12. Status Pendidikan dan Organisasi Profesional<br />
Karena ketiadaan profesionalisme akuntansi yang terorganisir dan sumber<br />
otoritas akuntansi local suatu negara, standar-standar dari area lain atau negara lain mungkin digunakan untuk mengisi kekosongan tersebut. Adaptasi faktorfaktor akuntansi dari Inggris merupakan pengaruh lingkungan yang signifikan dalam akuntansi dunia sampai akhir PD II. Sejak saat itu, proses adaptasi internasional beralih ke sumber-sumber dari AS. Pengembangan akuntansi, baik yang berasal dari negara itu sendiri atau yang diadaptasi dari negara-negara lain, tidak akan sukses kecuali jika kondisi-kondisi lingkungan seperti yang terdapat dalam daftar diatas dipertimbangkan secara penuh.<br />
Seperti halnya dunia bisnis pada umumnya, praktik-praktik akuntansi beserta pengungkapan informasi finansial di perusahaan di berbagai negara dipengaruhi oleh berbagai faktor. Radebaugh dan Gray (1997:47) menyebutkan sedikitnya ada dua belas faktor yang mempengaruhi sistem akuntansi perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah sifat kepemilikan perusahaan, aktivitas usaha, sumber pendanaan dan pasar modal, sistem perpajakan, eksistensi dan pentingnya profesi akuntan, pendidikan dan riset akuntansi, sistem politik, iklim sosial, tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, tingkat inflasi, sistem perundang-undangan, dan aturan-aturan akuntansi.<br />
Lebih rinci, Radebaugh dan Gray menjelaskan hubungan antara faktor-faktor tersebut di atas dengan sistem akuntansi perusahaan sebagai berikut:<br />
1. Sifat kepemilikan perusahaan<br />
Kebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang dimiliki publik dibandingkan dengan pada perusahaan keluarga.<br />
2. Aktivitas usaha<br />
Sistem akuntansi dipengaruhi oleh jenis aktivitas usaha, misalnya agribisnis yang berbeda dengan manufaktur, atau perusahaan kecil yang berbeda dengan perusahaan multinasional.<br />
3. Sumber pendanaan<br />
Kebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sumber pendanaan dari para pemegang saham eksternal dibandingkan dengan pada perusahaan dengan sumber pendanaan dari perbankan atau dari dana keluarga.<br />
4. Sistem perpajakan<br />
Negara-negara seperti Perancis dan Jerman menggunakan laporan keuangan perusahaan sebagai dasar penentuan utang pajak penghasilan, sedangkan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris menggunakan laporan keuangan yang telah disesuaikan dengan aturan perpajakan sebagai dasar penentuan utang pajak dan disampaikan terpisah dengan laporan keuangan untuk pemegang saham.<br />
5. Eksistensi dan pentingnya profesi akuntan<br />
Profesi akuntan yang lebih maju di negara-negara maju juga membuat system akuntansi yang dipakai lebih maju dibandingkan dengan di negara-negara yang masih menerapkan sistem akuntansi yang sentralistik dan seragam.<br />
6. Pendidikan dan riset akuntansi<br />
Pendidikan dan riset akuntansi yang baik kurang dijalankan di negara-negara yang sedang berkembang. Pengembangan profesi juga dipengaruhi oleh pendidikan dan riset akuntansi yang bermutu.<br />
7. Sistem politik<br />
Sistem politik yang dijalankan oleh suatu negara sangat berpengaruh pada sistem akuntansi yang dibuat untuk menggambarkan filosofi dan tujuan politik di negara tersebut, seperti halnya pilihan atas perencanaan terpusat (central planning) atau swastanisasi (private enterprises).<br />
8. Iklim social<br />
Iklim sosial diartikan sebagai sikap atas penghargaan terhadap hak-hak pekerja dan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut pada umumnya dipengaruhi atas sistem sosial tersebut.<br />
9. Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan<br />
Perubahan struktur perekonomian dari agraris ke manufaktur akan menampilkan sisi lain dari sistem akuntansi, antara lain dengan mulai diperhitungkannya depresiasi mesin. Industri jasa juga memunculkan pertimbangan atas pencatatan aktiva tak berwujud seperti merek, goodwill dan sumber daya manusia.<br />
10. Tingkat inflasi<br />
Timbulnya hyperinflation di beberapa negara di kawasan Amerika Selatan membuat adanya pemikiran untuk menggunakan pendekatan lain sebagai alternatif dari pendekatan historical cost.<br />
11. Sistem perundang-undangan<br />
Di negara-negara seperti Perancis dan Jerman yang menggunakan civil codes, aturan-aturan akuntansi yang dipakai cenderung rinci dan komprehensif, berbeda dengan Amerika Serikat dan Inggris yang menggunakan common law.<br />
12. Aturan-aturan akuntansi<br />
Standar dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak sepenuhnya sama dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan standar dan aturan akuntansi lebih banyak ditemukan di negara-negara yangtelah memasukkan aturan-aturan profesional dalam aturan-aturan perusahaan, seperti di Inggris dan Amerika Serikat. Sementara itu Christopher Nobes dan Robert Parker (1995:11) menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah<br />
1. sistem hukum,<br />
2. pemilik dana,<br />
3. pengaruh system perpajakan, dan<br />
4. kemantapan profesi akuntan.<br />
5. inflasi,<br />
6. teori akuntansi dan<br />
7. accidents of history<br />
<br />
II. PERKEMBANGAN AKUNTANSI DALAM EKONOMI YANG BERORIENTASI PASAR<br />
Akuntansi keuangan yang berorientasi pada makrekonomi mungkin mengakui secara formal nilai penemuan dari mineral atau kandungan minyak, menghitung beban depresiasi atas peralatan produkstif berdasarkan unit produksi, dan mengizinkan penghapusan biaya tertentu dengan cepat jika hal ini merupakan kepentingan pembangunan ekonomi regional atau nasional.<br />
Pola Mikroekonomis<br />
Ekonomi yang berorientasi pada pasar, termasuk ekonomi yang tidak begitu banyak mendapat campur tangan administrasi pemerintah pusat, mempercayakan sebagian besar kesejahteraan ekonomi kepada aktivitas-aktivitas bisnis dari indvidu-individu dan masing-masing perusahaan bisnis. Dengan demikian, dalam ekonomi ini, terdapat suatu orientasi fundamental yang mengarah pada setiap sel dari akivitas ekonomi. Hal ini begitu berurat berakar di organisasi-organisasi ekonomi barat dimana orientasi ini berlaku bagi banyak proses bisnis, hukum, legislative dan sosial.<br />
Dengan aktivitas-aktivitas swasta dan bisnis sebagai inti urusan dalam ekonomi yang berorientasi kepada pasar dan dengan akuntansi melakukan fungsi jasa bagi bisnis dan perusahaan-perusahaan bisnis, tampaknya wajar saja bahwa akuntansi akan mengorientasikan dirinya kepada pertimbangan-pertimbangan mikro yang sama, yang telah terbentuknya secara mapan dalam lingkungannya. Beberapa pernyataan yang berkaitan dengan pola ini menyangkut:<br />
1. Perusahaan menyediakan titik-titik vokal bagi aktivitas-aktivitas ekonomi<br />
2. Kebijakan utama perusahaan bisnis adalah untuk menjamin kelangsungan hidupnya.<br />
3. Optimasi dalam pengertian ekonomi adalah kebijakkan terbaik perusahaan untuk bertahan<br />
4. Akuntansi, sebagai cabang ekonomi bisnis, mendapatkan konsep-konsep dan aplikasi aplikasinya dari analisis ekonomi.<br />
Konsep akuntansi utama dalam pola pengembangan yang didasarkan pada mikro ekonomi adalah bahwa proses akuntansi harus mempertahankan secara konstan jumlah investasi modal moneter dalam perusahaan dalam nilai riil.<br />
Disiplin Independen<br />
Menganggap akuntansi sebagai fungsi jasa dari bisnis memberikan ruang yang cukup untuk menyimpulkan bahwa akuntansi dapat membangun kerangka yang berguna bagi dirinya yang disaring dari proses bisnis yang dilayaninya. Jika hal ini mungkin dilakukan, maka dukungan konseptual dari suatu disiplin seperti ekonomi tidak dibutuhkan. Akuntansi dengan kata lain , bergantung pada dirinya menjadi suatu disiplin yang independen.<br />
Pendekatan terhadap perkembangan Akuntansi.<br />
a. Pendekatan makro ekomomi<br />
b. Pendekatan mikro ekonomi<br />
c. Pendektan independen<br />
d. Pendekatan yang seragam<br />
<br />
Klasifikasi awal yang dilakukan adalah yang diusulkan oleh Mueller pertengahan tahun 1960-an. 1a mengidentifikasikan empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di negara-negara Barat dengaii sistem ekonomi berorientasi pasar.<br />
1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi,<br />
Praktik akuntansi didapatkan dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional. Tujuan perusahaan umumnya mengikuti dan bukan memimpin kebijn nasional, karena perusahaan bisnis mengoordinasikan kegiatan mereka dengan kebijakan oasional. Karenanya, sebagai contoh, suatu kebijakan nasional berupa lapangan kerja yangstabil dengan menghindari perubahan besardalam siklusbisnisakan menghasilkan praktik akuntansi yang meratakan laba. Atau, untuk mendorong perkembangan industri tertentu, suatu negara dapat mengizinkan penghapusan pengeluaran modal secara cepat pada beberapa industri tersebut. Akuntansi di Swedia berkembang dan pendekatan makroekonomi.<br />
2. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi.<br />
Akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Fokusnya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan harus memperlahankan modal fisik yang dimiliki. Juga sama pentingnya bahwa perusahaan memisahkan secara jelas modal dari laba untuk mengevaluasi dan mengendalikan aktivitas usaha. Pengukuran akuntansi yang didasarkan pada biaya penggañtian sangat didukung karena paling sesuai dengan pendekatan ini. Akuntansi di Belanda berkembang dari mikroekonorni.<br />
3. Berdasarkan pendekatan independen,<br />
Akuntansi berasal dan praktik bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dan pertimbangan, coba-coba, dan kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai Fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya di ambi1 dan proses bisnis yang dijalankan, diambilkan dari cabang keilmuan seperti ekonomi. Bisnis menghadapi kerumitan dunia nyata dan ketidakpastian yang senantiasa terjadi melalui pengalaman, praktik, dan intuisi. Akuntansi berkembang dengan cara yang sama. Sebagai contoh, laba secara sederhana merupakan hal yang paling bermanfaat dalam praktik dan pengungkapan secara pragmatis menjawab kebutuhan para pengguna. Akuntansi berkembang secara independen di lnggris dan Amerika Serikat.<br />
4. Berdasarkan pendekatan yang seragam,<br />
Akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Keragaman dalam pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan perancang pemerintah, otoritas pajak dan bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis. Secara umum, pendekatan seragam digunakan di negara-negara dengan keterlibatan pemerintah yang besar dalam perencanaan ekonomi di mana akuntansi digunakan antara lain untuk mengukur kinerja, mengalokasikan sumber daya, mengumpulkan pajak dan mengendalikan harga. Prancis, dengan bagan akuntansi nasional yang seragam, merupakan pendukung utama pendeka tan seragam. Sistem Hukum: Akuntansi Hukum Umum dengan Hukum Kode.<br />
Akuntansi juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan sistem hukum suatu negara. Pandangan ini telah mendominasi pemikiran akuntansi selama kurang lebih 20 lahun lerakhir.<br />
1. Aktuntansi dalam negara-negara ukum umum memiliki karakter berorienlasi lerhadap “penyajian wajar,” transparansi dan pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak. Pasar saham mendominasi sumber-sumber keuangan dan pelaporan keuangan ditujukan untuk kebutuhan informasi investor luar. Penentuan standar akuntansi cenderung merupakan aktivitas sektor swasta dengan peranan penting yang dimainkan oleh profesi akuntansi. Akuntansi hukum umum sering disebut sebagai “Anglo Saxon,” “lnggris-Arnerika,” atau “berdasarkan mikro.” Akuntansi hukum umum berawal di Inggris dan kemudian diekspor ke negara-negara seperti Australia, Kanada, Hong Kong, India, Malaysia, Pakistan dan Amerika Serikat.<br />
2. Akuntansi dalam negara-negara hukim kodememiliki karaterislik berorientasi legalistik, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara akuntansi keuangan dan pajak. Bank atau pemerintah (“orang dalam”) mendominasi sumber keuangan dan pelaporan keuangan ditujukan untuk perlindungan kreditor. Penentuan standar akuntansi cenderung merupakan aktivitas sektor publik dengan relatif sedikil pengaruh dari profesi akuntansi. Akuntansi hukum kode sering disehut “kontinental,” “legalistik,” atau “seragam secara makro.” Ini ditemukan di kebanyakan negara-negara Eropa Kontinental dan bekas koloni mereka di Afrika, Asia, dan Amerika.<br />
Pemberian karakter akuntansi memparalelkan hal yang disebut sebagai model “pemegang sahani” dan “pihak berkepentingan” (atau kelola perusahaan dalam negara hukum umum dan hukum kode. Sistem hukum suatu negara dan sistem keuangannya dapat dikaitkan dalam suatu hubungan sebab akibal. Suatu sistem legal dalam hukum umum menekankan hak pemegang saham dan menawarkan perlindungan yang lebih kuat<br />
Hukum melindungi investor luar an secara hukum sangat ditegakkan. Hasilnya adalah pasar iiodal yang kuat berkembang di negara-negara hukum umum dan pasar modal yang lemah berkembang di negara-negara hukum kode. Perusahaan-perusahaan di negara hukum urnum memperoleh modal dalam jumlah yang besar metalui penawaran publik saham kepada sejumtah investor, dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan di negara hukuni kode. Karena investor memiliki posisi wajar terhadap perusahaan, terdapat permintaan akan informasi akuntansi yang mencerminkan kinerja operasi dan posisi keuangan dengan akurat. Pengungkapan publik menyelesaikan masalah informasi yang tidak seimbang (asimetris) antara perusahaan dan investor.<br />
III. NEGARA YANG DOMINAN DALAM PERKEMBANGAN PRAKTEK AKUNTANSI<br />
Beberapa negara yang dominan terhadap perkembangan akuntansi antara lain:<br />
a. Prancis<br />
b. Jepang<br />
c. Amerika Serikat<br />
Dalam perkembangannya negara Prancis dan Jepang masih kurang dominan ketimbang Amerika Serikat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan akuntansi Jepang yang dalam perkembangannya saat ini didasarkan pada IFRS yang ada.<br />
Akuntansi Internasional adalah dimensi internasional dalam akuntansi sebagai pengguna (users), hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan akuntansi dari prespektif internasional (global) serta aturan-aturan dan standar akuntansi pada beberapa negara.<br />
Didalam perkembangannya akuntansi internasional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beberapa Negara:<br />
a. Sumber pendanaan<br />
Amerika serikat dan Inggris memiliki pasar ekuitas yang kuat, memiliki focus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas) dan dirancang untuk membantu investor untuk menganalisis kas masa depan dan resiko, sedangkan system berbasis kredit memiliki focus atas perlindungann kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif. Sebagai contoh Jepang dan swiss yang mengungkapkan pengungkapan public secara luas dianggap tidak perlu karena lembaga keuangan mempunyai akses yang sangat luas untuk mendapatkan informasi yang diinginkan.<br />
b. Perpajakan<br />
Jerman dan swedia menentukan peraturan pajak secara efektif dengan menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun yang diklaim pajak. Belanda menentukan laba kena pajak didasarkan pada laba akuntansi keuangan<br />
c. Ikatan politik dan Ekonomi<br />
Berawal di tali dan menyebar di negara eropa bersama dengan gagasan pembaruan. Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di wilayah kekuasaan. Amerika memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya As di jepang dan banyak Negara yang mengunakan system akuntansi yang dikembangkan di tempat lain entah dipaksakan atau karena pilihan sendiri.<br />
d. Inflansi<br />
Inflansi mempengaruhi kencenderungan suatu Negara menerapakan perubahan harga terhadap akun akun perusahaan . Israel, meksiko, dan beberapa Negara di amerika selatan mengunakan akuntansi tingkat harga umum karena berpengalaman dengan hyperinflansi.<br />
IV. KLASIFIKASI AKUNTANSI DAN BISA MEMBANDINGKANNYA<br />
Klasifikasi yang dimaksud adalah bagaimana membedakan klasifikasi atau perbandingan sistem akuntansi keuangan nasional dan regional. Klasifikasi merupakan dasar untuk memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional berbeda-beda. Kita juga dapat menganalisis apakah sistem-sistem tersebut cenderung menyatu atau berbeda.<br />
Tujuan dari klasifikasi adalah mengelompkkan sistem akuntansi keuangan menurut karakteristik khususnya. Klasifikasi mengungkapkan struktur dasar dimana anggota-anggota kelompok memiliki kesamaan dan yang membedakan kelompok-kelompok yang beraneka ragam satu sama lain. Dengan mengenali kesamaan dan perbedaan, pemahaman kita mengenai sistem akuntansi akan lebih baik. Klasifikasi merupakan cara untuk melihat dunia. <br />
Dasar Klasifikasi Akuntansi Internasional Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu :<br />
1. Pendekatan Deductive<br />
Yaitu mengidentifikasikan faktor lingkungan yang relevan dan mengkaitkan itu dengan praktek akuntansi nasional, pengelompokan internasional atau pola perkembangan yang diajukan.<br />
2. Pendekatan Inductive<br />
Praktek akuntansi individual dianalisa, pola perkembangan atau pengelompokan diidentifikasikan dan di akhir penjelasan dibuat dari sudut pandang ekonomi, sosial, politik dan faktor-faktor lainnya.<br />
V. PERBEDAAN ANTARA PENYAJIAN WAJAR DAN KEPATUHAN TERHADAP HUKUM DAN NEGARA MANA YANG DOMINAN PENERAPANNYA<br />
Perbedaan penyajian wajar dan kepatuhan terhadap hukum mengalami banyak permasahan. Ini menyangkut penyesuaian yang dilakukan terhadap pemberlakuan IFRS sebagai dasar penyajian. Beberapa masalah diantaranya :<br />
1. Depresiasi, di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva selama masa manfaat ekonomi.<br />
2. Sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap (properti) diperlakukan seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna usaha operasi yang biasa (kepatuhan hukum).<br />
3. Pensiun dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat Anda berhenti bekerja (kepatuhan hukum).<br />
Isu Penting Perbedaan Penyajian Wajar dan Ketaatan Terhadap Hukum<br />
Isu penting yang terjadi saat ini adalah tentang pemberlakuan IFRS sebagau dasar penyajian. Sehingga negara-negara yang belum melakukan penyajian wajar melalukan penyesuaian terhadap laporannya.<br />
Ada beberapa alasan mengapa banyak perbedaan akuntansi pada tingkat nsional menjadi semakin hilang, yaitu:<br />
1. Pentingnya pasar saham sebagai sumber keuangan terasa semakin berkembang di seluruh dunia. Modal sifatnya semakin menjadi global, sehingga menuntut adanya standar laporan keuangan perusahaan yang diakui secara mendunia.<br />
2. Pelaporan keuangan ganda kini menjadi hal yang umum. Satu set laporan sesuai dengan ketentuan pelaporan keuangan domestic local, sedangkan yang satu lagi menggunakan prinsip akuntansi dan berisi pengungkapan yang ditujukan kepada investor internasional.<br />
3. Beberapa Negara yang menganut kodifikasi hukum, secara khusus Jerman dan Jepang, mengalihkan tanggung jawab pembentukan standar akuntansi dari pemerintah kepada kelompok sektor swasta yang profesional dan independen. Hal ini membuat proses penetapan standar menjadi mirip dengan proses di negara-negara hukum umum. Dan hal tersebut dilihat sebagai suatu cara untuk secara lebih aktif mempengaruhi agenda-agenda IASB.<br />
VI. PERBEDAAN ANTARA PENYAJIAN WAJAR DAN KEPATUHAN TERHADAP HUKUM<br />
Perbedaan antara penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi. Akuntansi hukum umum berorientasi pada kebutuhan pengambilan keputusan oleh investor luar. Akuntansi kepatuhan hukum dirancang untuk memenuhi ketentuan yang dikenakan pemerintah seperti perhitungan laba kena pajak atau mematuhi rencana ekonomi pemerintah nasional. Setelah tahun 2005, seluruh perusahaan Eropa yang mencatatkan sahamnya akan menggunakan akuntansi penyajian wajar dalam laporan konsolidasinya karena mereka akan menggunakan IFRS. Akuntansi kepatuhan hukum dirancang untuk memenuhi ketentuan yang dikenakan pemerintah seperti perhitungan laba kena pajak atau mematuhi rencana ekonomi pemerintah nasional.<br />
Sumber:<br />
1. buku Akuntansi Internasional (International Accounting) karangan Frederick D. D. Choi Buku 1 Edisi ke 6 penerbit Salemba 4.<br />
2. Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 5 BUKU 1. Jakarta : Salemba Empat.Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-17984305093271725662015-03-17T16:49:00.001-07:002015-03-17T16:49:07.476-07:00BAB 1 PENDAHULUAN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AKUNTANSI INTERNASIONALBAB 1 : PENDAHULUAN, PENGERTIAN & RUANG LINGKUP AKUNTANSI INTERNASIONAL<br />
<br />
Pendahuluan Pengertian Akuntansi Internasional<br />
<br />
Perkembangan yang cepat dalam pasar internasional dan aktivitas investasi lintas batas negara memberikan arti bahwa penerapan akuntansi yang berbasis internasional menjadi prioritas utama bagi kalangan profesional yang diharuskan untuk mampu mengkomunikasikan informasi keuangan sesuai dengan peraturan internasional yang telah tersedia. Akuntansi Internasional menurut Iqbal, Melcher, dan Elmallah (1997:18), didefinisikan sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Akuntansi akan terus berkembang seiring dengan perubahan lingkungan bisnis agar dapat memberikan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.<br />
Adapun tujuan dari adanya Akuntansi Internasional, diantaranya:<br />
1. Untuk mengidentifikasi sejarah perkembangan Akuntansi Internasional<br />
2. Memperkenalkan berbagai perbedaan nasional dalam akuntansi di dunia<br />
3. Meringkas evolusi bisnis sampai zaman modern<br />
4. Membahas pentingnya dimensi akuntansi dalam bisnis global dan topik-topik penting yang membentuk Akuntansi Internasional.<br />
Yang membedakan Akuntansi Internasional adalah studi akuntansinya yang melibatkan perusahaan multinasional (Multinasional Company / MNC) dengan operasi dan transaksi yang melintasi batas negara .<br />
<br />
Proses Akuntansi<br />
Proses akuntansi merupakan serangkaian kegiatan yang diawali dengan transaksi dan berakhirnya dengan penutupan buku sampai seluruh proses pencatatan pada periode tertentu. Proses akuntansi secara luas meliputi:<br />
1. Pengukuran<br />
Merupakan suatu proses mengidentifikasi, mengelompokkan, dan menghitung aktivitas ekonomi atau transaksi. Pengukuran memberikan masukan mendalam mengenai probabilitas operasi suatu perusahaan dan kekuatan posisi keuangan.<br />
<br />
2. Pengungkapan<br />
Proses dimana pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada para pengguna laporan keuangan dan digunakan dalam pengambilan keputusan. Bidang ini memusatkan perhatian pada isu-isu seperti apa yang akan dilaporkan, kapan dilaporkan, dengan cara apa, dan kepda siapa akan dilaporkan.<br />
<br />
3. Auditing<br />
Merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan menilai bukti-bukti secara objektif, yang berkaitan dengan aseri-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.<br />
<br />
Ruang Lingkup Akuntansi Internasional<br />
Ruang lingkup dari Akuntansi Internasional, terdiri dari 2 aspek, diantaranya:<br />
1. Akuntansi Internasional membahas mengenai gambaran standar akuntansi dan praktek-praktek akuntansi di berbagai negara di dunia serta membandingkan standar dan praktek-praktek akuntansi tersebut pada masing-masing negara yang dibahas.<br />
<br />
2. Transaksi Internasional membahas mengenai pelapran keuangan, penjabaran dan transaksi valuta asing, sistem informasi, penganggaran, sistem penilaian kerja, perpajakan, dan audit internasional. Dalam aspek ini juga termasuk pembahasan akuntansi manajemen untuk bisnis internasional. Jadi dapat disimpulkan bahwa Akuntansi Internasional merupakan suatu standar sistem informasi Akuntansi Internasional dalam pelaporan keuangan untuk kegiatan-kegiatan bisnis yang melibatkan dua atau lebih negara serta penetapan praktek-praktek Akuntansi diberbagai negara.<br />
<br />
SUMBER :<br />
<br />
https://aditz19.wordpress.com/2013/03/25/pendahuluan-pengertian-akuntansi-internasional/<br />
https://id.scribd.com/doc/242710175/Resume-Buku-Akuntansi-Internasional-sedikit-docx<br />
https://akuntansiumkm.wordpress.com/2010/05/20/proses-akuntansi/<br />
http://onesnite.blogspot.com/2013/03/pendahuluan-akuntansi-internasional.html<br />
http://keuanganlsm.com/pengertian-auditing/Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-46108239001690242042015-01-06T08:22:00.000-08:002015-01-06T08:22:17.629-08:00Jurnal Skripsi<div class="MsoNormalCxSpFirst" style="text-align: justify;">
1. Judul : ANALISIS MANAJEMEN LABA DAN
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN
AKUISISI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2009.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
2. PENGARANG : Annisa Meta<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
ABSTRAK<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
The purpose of this
study was to obtain empirical evidence of whether the acquirer<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
conduct earnings
management prior to the implementation of mergers and acquisitions. Also<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
aims to determine
changes in the acquirer's financial performance before and after mergers and<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
acquisitions.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
Earnings management by
firms is to proxy discretionary accrual (DA). Then for the<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
measurement of company
performance measured by financial ratios include total asset turn<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
over, net provit
margin,and return on asset. The analysis was done by using independent sample<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
t-test and paired
sample test.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
The results shows that
there is an indication of earnings management done by taking over<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
companies before
mergers and acquisitions by utilizing income increasing accruals.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
Furthermore, the
company's financial performance as measured by total asset turnover ratio has<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
increased after the
merger and acquisition, while net profit margin and return on assets has<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
decreased after the
mergers and acquisitions.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
Keywords : merger,
acquisition, earnings management, performance<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
3. RUMUSAN MASALAH :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
A. Untuk membuktikan
bahwa telah terjadi tindakan manajemen
laba pada perusahaan pengakuisisi sebelum melakukan merger dan akuisisi ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
B.Untuk membuktikan bahwa terdapat perbedaan kinerja
keuangan perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah merger dan akuisisi ?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
4. OBJEK :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
Objek penelitian ini
adalah perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Dalam<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
penelitian ini
pengambilan sampel yang dilakukan secara non probability sampling, yaitu dengan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
pendekatan purposive
sampling dengan kriteria sebagai berikut. (1) Perusahaan publik yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dan melakukan merger dan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
akuisisi antara tahun
2008 sampai dengan tahun 2009.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
(2) Perusahaan termasuk
industri manufaktur dan industri lain selain kelompok<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
perusahaan yang
bergerak di bidang asuransi dan industri finance atau perusahaan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
perbankan dan lembaga
keuangan lainnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
(3) Perusahaan memiliki
tanggal merger dan akuisisi yang jelas. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
(4) Menerbitkan laporan
keuangan auditan secara lengkap selama satu tahun sebelum<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
merger dan akuisisi
serta setelah merger dan akuisisi dengan periode berakhir per 31<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
Desember.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
5. VARIABEL : SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
Pengujian Hipotesis<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
Uji independent sample
t-test digunakan untuk menguji hipotesis 1, yakni untuk<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
mengetahui apakah pihak
manajemen melakukan tindakan manajemen laba dengan cara<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
menaikkan atau
menurunkan nilai akrual perusahaan pada periode sebelum pelaksanaan merger<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
dan akuisisi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
Uji paired sample
t-test digunakan untuk menguji hipotesis 2, yakni untuk membuktikan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
apakah terdapat
perbedaan kinerja keuangan jika dilihat dari segi rasio aktivitas yang di ukur<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
dengan total asset
turnover dan rasio profitabilitas yang di ukur dengan net provit margin dan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
return on asset pada
periode sebelum dan setelah pelaksanaan merger dan akuisisi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
6. DATA : Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
1. Data
sekunder, merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui
studi kepustakaan, yaitu literature dari buku maupun artikel. Data juga
diperoleh dari internet.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
7. METODE PENGUMPULAN DATA :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
studi pustaka yang
dilakukan dalam rangka mengumpulkan teori-teori atau literatur-literatur<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
yang dapat dipergunakan
sebagai landasan yang berhubungan dengan masalah yang sedang teliti.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
Berkaitan dengan
data-data yang digunakan dalam penelitian ini, data-data yang dibutuhkan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
terdiri dari data
sekunder. Data mengenai harga saham diperoleh dari Indonesian Capital Market<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
Directory (ICMD), idx
statistic, dan Bursa Efek Indonesia (BEI) di pojok BEI.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
8. METODE ANALISIS DATA :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
Analisis rasio keuangan
digunakan untuk menganalisis keputusan merger dan akuisisi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
terhadap kondisi
keuangan rasio-rasio tersebut dibandingkan dengan rasio sebelum merger dan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
akuisisi. Langkah
pertama yang dilakukan adalah menghitung masing-masing rasio keuangan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
yang sudah ditetapkan
sebagai variabel penelitian. Hasil perhitungan rasio-rasio ini selanjutnya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
digunakan sebagai data
dalam pengujian statistik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
9. Kesimpulan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
Berdasarkan hasil
analisis dan pembahasan yang telah disampaikan sebelumnya,<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
simpulan yang dapat
diambil dalam penelitian ini, adalah:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
1. Penelitian ini
membuktikan bahwa tidak terdapat praktik manajemen laba yang dilakukan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
perusahaan pengakuisisi
dengan cara menaikkan nilai akrual (income increasing<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
accruals) sebelum
merger dan akuisisi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
2. Penelitian ini
membuktikan bahwa kinerja keuangan yang diproksikan dengan total asset<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
turnover (TATO), net
provit margin (NPM) dan return on asset (ROA) mengalami<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
perubahan yang
berbeda-beda baik sebelum maupun sesudah merger dan akuisisi. TATO<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
mengalami kenaikan
sesudah merger dan akuisisi dibandingkan sebelum merger dan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
akuisisi, sedangkan NPM
dan ROA mengalami penurunan sesudah merger dan akuisisi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-44422977513882169992015-01-06T07:06:00.003-08:002015-01-06T07:06:45.199-08:00Prinsip Aturan danEtika AkuntansiPRINSIP DAN ATURAN ETIKA<br />
<br />
Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun non atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik yang ada.<br />
Jenis Profesi yang ada antara lain :<br />
1. Akuntan Publik<br />
Akuntan publik merupakan satu-satunya profesi akuntansi yang menyediakan jasa audit yang bersifat independen. Yaitu memberikan jasa untuk memeriksa, menganalisis, kemudian memberikan pendapat / asersi atas laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.<br />
2. Akuntan Manajemen<br />
Akuntan manajemen merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di perusahaan-perusahaan. Akuntan manajemen bertugas untuk membuat laporan keuangan di perusahaan<br />
3. Akuntan Pendidik<br />
Akuntan pendidik merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di lembaga-lembaga pendidikan, seperti pada sebuh Universitas, atau lembaga pendidikan lainnya. Akuntan manajemen bertugas memberikan pengajaran tentang akuntansi pada pihak-pihak yang membutuhkan.<br />
4. Akuntan Internal<br />
Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya terutama ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.<br />
5. Konsultan SIA / SIM<br />
Salah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan diluar pekerjaan utamanya adalah memberikan konsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan sistem informasi dalam sebuah perusahaan.Seorang Konsultan SIA/SIM dituntut harus mampu menguasai sistem teknologi komputerisasi disamping menguasai ilmu akuntansi yang menjadi makanan sehari-harinya. Biasanya jasa yang disediakan oleh Konsultan SIA/SIM hanya pihak-pihak tertentu saja yang menggunakan jasanya ini.<br />
6. Akuntan Pemerintah<br />
Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembagian (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan instansi pajak.<br />
<br />
<br />
KODE ETIK PROFESI<br />
Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Kode etik profesi, kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.<br />
<br />
MENURUT UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN)<br />
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh kelompok itu. Salah satu contoh tertua adalah ; SUMPAH HIPOKRATES, yang dipandang sebagai kode etik pertama untuk profesi dokter. Hipokrates adalah doktren Yunani kuno yang digelari : BAPAK ILMU KEDOKTERAN. Beliau hidup dalam abad ke-5 SM. Menurut ahli-ahli sejarah belum tentu sumpah ini merupakan buah pena Hipokrates sendiri, tetapi setidaknya berasal dari kalangan murid-muridnya dan meneruskan semangat profesional yang diwariskan oleh dokter Yunani ini. Walaupun mempunyai riwayat eksistensi yang sudah-sudah panjang, namun belum pernah dalam sejarah kode etik menjadi fenomena yang begitu banyak dipraktekkan dan tersebar begitu luas seperti sekarang ini. Jika sungguh benar zaman kita di warnai suasana etis yang khusus, salah satu buktinya adalah peranan dan dampak kode-kode etik ini.<br />
Profesi adalah suatu MORAL COMMUNITY (MASYARAKAT MORAL) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama. Kode etik profesi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negative dari suatu profesi, sehingga kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat. Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, seban dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis. Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang kali dapat juga membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil SELF REGULATION (pengaturan diri) dari profesi.<br />
Dengan membuat kode etik profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan citacita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus. Pada umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik.<br />
Kode Etik Profesi Akuntan Publik<br />
Sehubungan dengan perkembangan yang terjadi dalam tatanan global dan tuntutan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian Laporan Keuangan, IAPI merasa adanya suatu kebutuhan untuk melakukan percepatan atas proses pengembangan dan pemutakhiran standar profesi yang ada melalui penyerapan Standar Profesi International. Sebagai langkah awal IAPI telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk Standar Profesional Akuntan Publik, Dewan Standar Profesi sedang dalam proses “adoption” terhadap International Standar on Auditing yang direncanakan akan selesai di tahun 2010, berlaku efektif 2011.<br />
Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 5 prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu:<br />
1. Prinsip Integritas<br />
2. Prinsip Objektivitas<br />
3. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional<br />
4. Prinsip Kerahasiaan<br />
5. Prinsip Perilaku Profesional<br />
Selain itu, Kode Etik Profesi Akuntan Publik juga merinci aturan mengenai hal-hal berikut ini:<br />
Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan<br />
Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP<br />
Seksi 220 Benturan Kepentingan<br />
Seksi 230 Pendapat Kedua<br />
Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya<br />
Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional<br />
Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-Tamahan Lainnya<br />
Seksi 270 Penyimpanaan Aset Milik Klien<br />
Seksi 280 Objektivitas – Semua Jasa Profesional<br />
Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance<br />
Kode Etik Profesi Akuntan Publik<br />
Setiap bidang profesi tentunya harus memiliki aturan-aturan khusus atau lebih dikenal dengan istilah “Kode Etik Profesi”. Dalam bidang akuntansi sendiri, salah satu profesi yang ada yaitu Akuntan Publik. Sebenarnya selama ini belum ada aturan baku yang membahas mengenai kode etik untuk profesi Akuntan Publik. Namun demikian, baru-baru ini salah satu badan yang memiliki fungsi untuk menyusun dan mengembangkan standar profesi dan kode etik profesi akuntan publik yang berkualitas dengan mengacu pada standar internasional yaitu Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) telah mengembangkan dan menetapkan suatu standar profesi dan kode etik profesi yang berkualitas yang berlaku bagi profesi akuntan publik di Indonesia.<br />
Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) ini terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian A dan Bagian B. Bagian A dari Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar etika profesi dan memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut. Bagian B dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual tersebut pada situasi tertentu.<br />
Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam kantor akuntan publik (KAP) atau Jaringan KAP, baik yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukan merupakan anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional yang meliputi jasa assurance dan jasa selain assurance seperti yang tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi. Untuk tujuan Kode Etik ini, individu tersebut di atas selanjutnya disebut ”Praktisi”. Anggota IAPI yang tidak berada dalam KAP atau Jaringan KAP dan tidak memberikan jasa profesional seperti tersebut di atas tetap harus mematuhi dan menerapkan Bagian A dari Kode Etik ini. Suatu KAP atau Jaringan KAP tidak boleh menetapkan kode etik profesi dengan ketentuan yang lebih ringan daripada ketentuan yang diatur dalam Kode Etik ini. Setiap Praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur oleh perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku ternyata berbeda dari Kode Etik ini. Dalam kondisi tersebut, seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku tersebut wajib dipatuhi, selain tetap mematuhi prinsip dasar dan aturan etika profesi lainnya yang diatur dalam Kode Etik ini.<br />
Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu sendiri meliputi delapan butir pernyataan (IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan. Delapan butir tersebut terdeskripsikan sebagai berikut :<br />
1) Tanggung Jawab profesi<br />
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semuakegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.<br />
2) Kepentingan Publik<br />
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.<br />
3) Integritas<br />
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.<br />
4) Objektivitas<br />
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.<br />
5) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional<br />
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.<br />
6) Kerahasiaan<br />
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.<br />
7) Perilaku Profesional<br />
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.<br />
8) Standar Teknis<br />
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.<br />
<br />
Prinsip Integritas<br />
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip. Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Dalam hal tidak terdapat aturan standar, panduan khusus, atau dalam menghadapi pendapat yang bertentangan, anggota harus menguji keputusan atau perbuatanya dengan bertanya apakah anggota telah melakukan apa yang seorang berintegrasi lakukan dan apakah seorang telah menjaga integritas dirinya. Integritas mengharuskan anggota menaati baik bentuk maupun jiwa standar teknis dan etika. Integritas juga mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip objektivitas dan kehati-hatian professional. Prinsip integritas mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan profsional dan hubungan bisnisnya. Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi, atau informasi lainnya yang diyakini dapat terdapat :<br />
· Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan<br />
· Pernyataan atau informasi yang diberikan tidak hati-hati atau,<br />
· Penghilangan atau penyembunyian informasi yang menyesatkan atas informasi yang seharusnya diungkapakan.<br />
· Praktisi tidak melanggar paragraph kedua dari kode etik ini jika ia memberikan laporan yang dimodifikasi atas hal-hal yang diatur dalam paragraph kedua tersebut.<br />
<br />
<br />
Referensi :<br />
https://www.google.com/?gws_rd=ssl#q=prinsip+dan+aturan+etika+jasa+audit&start=10<br />
http://ratrianicp.wordpress.com/2013/01/08/prinsip-etika-profesi-akuntan/Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-20210874339486283792015-01-06T07:01:00.004-08:002015-01-06T07:01:33.011-08:00 Etik Profesi AkuntansiKode Etik Profesi Akuntansi Menurut IAI<br />
(Ikatan Akuntansi Indonesia)<br />
<br />
<br />
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan.<br />
Etika Profesional yang mengatur perilaku akuntan yang menjalankan praktik akuntan public di Indonesia. Pada tahun 1998, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) merumuskan etika profesional baru yang diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia. Etika profesional baru ini berbeda dengan etika profesional yang berlaku dalam tahun-tahun sebelumnya. Kode etik IAI ini dikembangkan dengan struktur baru. Kompartemen yang dibentuk dalam organisasi IAI terdiri dari 4 macam yaitu:<br />
1) Kompartemen Akuntan Publik<br />
2) Kompartemen Akuntan Manajemen<br />
3) Kompartemen Akuntan Pendidik<br />
4) Kompartemen Akuntan Sektor Publik.<br />
Masing- masing kompartemen digunakan untuk mengorganisasi anggota IAI yang berprofesi sebagai Akuntan Publik, Manajemen, Pendidik, serta Akuntan Sektor Publik. Sebagai induk organisasi, IAI merumuskan Prinsip Etika yang berlaku umum untuk semua anggota IAI.<br />
Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat. Dalam kongresnya tahun 1973, IAI untuk pertama kalinya menetapkan Kode Etik bagi profesi Akuntan di Indonesia. Pembahasan mengenai kode etik IAI ditetapkan dalam Kongres VIII tahun 1998.<br />
Dalam kode etik yang berlaku sejak tahun 1998, IAI menetapkan delapan prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI dan seluruh kompartemennya. Setiap kompartemen menjabarkan 8 (delapan) Prinsip Etika ke dalam Aturan Etika yang berlaku secara khusus bagi anggota IAI. Setiap anggota IAI, khususnya untuk Kompartemen Akuntansi Sektor Publik harus mematuhi delapan Prinsip Etika dalam Kode Etika IAI beserta Aturan Etikanya.<br />
<br />
Prinsip Etika Profesi Akuntan :<br />
a) Tanggung Jawab Profesi<br />
Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.<br />
<br />
b) Kepentingan Publik<br />
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.<br />
<br />
c) Integritas<br />
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.<br />
<br />
d) Obyektivitas<br />
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.<br />
<br />
e) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional<br />
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya tkngan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh matifaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.<br />
<br />
f) Kerahasiaan<br />
Setiap anggota harus, menghormati leerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.<br />
<br />
g) Perilaku Profesional<br />
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.<br />
<br />
h) Standar Teknis<br />
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.<br />
<br />
Sumber :<br />
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika<br />
http://kodeetikiai.blogspot.com/<br />
http://adhebadriah.blogspot.com/2013/01/etika-profesi-akuntansi.html<br />
<div>
<br /></div>
Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-68906300844544958382015-01-06T06:58:00.002-08:002015-01-06T06:58:29.443-08:00Manajemen LabaManajemen laba<br />
<br />
<br />
Pengertian Manajemen Laba<br />
<br />
Copeland (1968 :10) dalam Utami (2005) mendefinisikan manajemen laba sebagai, “some ability to increase or decrease reported net income at will”. Ini berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajer. Scott (2000) dalam Rahmawati dkk. (2006) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua:<br />
1)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang, dan political costs (opportunistic earnings management).<br />
2)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (efficient earnings management), dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar perusahaannya melalui manajemen laba, misalnya dengan membuat perataan laba (income smoothing) dan pertumbuhan laba sepanjang waktu.<br />
<br />
<br />
Pengertian Manajemen Laba Menurut Para Ahli<br />
<br />
1)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pengertian manajemen laba menurut Schipper (1989) dalam Rahmawati dkk. (2006) yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).<br />
2)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pengertian manajemen laba menurut Assih dan Gudono (2000) adalah suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Addopted Accounting Principles (GAAP) untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan.<br />
3)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pengertian manajemen laba menurut Fischer dan Rozenzwig (1995) adalah tindakan manajer yang menaikkan (menurunkan) laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.<br />
4)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pengertian manajemen laba menurut Healy dan Wallen (1999) adalah ketika manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi.<br />
<br />
Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa (Setiawati dan Na’im, 2000 dalam Rahmawati dkk, 2006).<br />
<br />
<br />
Pola Manajemen Laba<br />
Menurut menurut Scott (2003) pola manajemen laba dapat dilakukan dengan cara:<br />
a)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Taking a bath<br />
Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan Chief Executive Officer(CEO) baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa yang akan datang.<br />
<br />
b)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Income minimization<br />
Income minimization adalah menurunkan jumlah laba yang akan dilaporkan. Cara ini dilakukan saat perusahaan memperoleh tingkat profitabilitas yang tinggi dengan maksud untuk memperoleh perhatian secara politis. Kebijakan yang diambil dapat berupa penghapusan atas barang modal dan aktiva tak berwujud, pembebanan pengeluaran iklan, riset dan pengembangan dipercepat.<br />
<br />
c)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Income maximization<br />
Income maximization adalah memaksimalkan laba yang dilaporkan agar memperoleh bonus yang lebih besar, income maximization dilakukan pada saat laba mengalami penurunan. Kecenderungan manajer untuk memaksimalkan laba juga dapat dilakukan pada perusahaan yang melakukan suatu pelanggaran perjanjian utang.<br />
<br />
d)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Income smoothing<br />
Income smoothing dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.<br />
Manajemen laba dilakukan melalui pemilihan kebijakan akuntansi atau dengan mengendalikan transaksi akrual. Transaksi akrual merupakan transaksi yang tidak berpengaruh terhadap aliran kas masuk ataupun kas keluar. Transaksi akrual terdiri dari transaksi diskresioner dan non-diskresioner. Akrual diskresioner adalah akrual yang masih dapat diubah atau dipengaruhi oleh kebijakan yang dibuat manajemen atau manajemen mempunyai beberapa fleksibilitas untuk mengendalikan jumlahnya, misalnya penentuan ketetapan kebijakan pemberian kredit, kebijakan cadangan kerugian piutang dagang, dan penilaian persediaan. Akrual non-diskresioner adalah akrual yang tidak dapat dipengaruhi oleh kebijakan yang dibuat manajemen atau manajemen tidak mempunyai fleksibilitas untuk mengendalikan jumlahnya, misalnya penggunaan metoda akuntansi dalam perusahaan minyak antara full method dan successful effort, dan perubahan akrual karena perubahan volume bisnis (Scott: 2000). Manajemen laba yang berusaha meninggikan (menurunkan) laba menyebabkan adanya akrual diskresioner positif (negatif).<br />
<br />
Teknik Manajemen Laba<br />
Setiawati dan Na’im (2000) teknik manajemen laba seringkali dilakukan dengan tiga cara, yaitu:<br />
a)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi<br />
Cara manajemen untuk mempengaruhi laba melalui judgement terhadap estimasi akuntansi antara lain: estimasi tingkat piutang tidak tertagih (Rahmawati: 2007), estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, dan estimasi biaya garansi.<br />
<br />
b)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Mengubah metoda akuntansi<br />
Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh: merubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode depresiasi angka tahun ke metodedepresiasi garis lurus. Strategi manajemen laba dengan pemilihan metoda akuntansi Dan pengaturan waktu transaksi mempengaruhi manajemen laba dengan proksi akrual kelolaan (Rahmawati dkk., 2010). Semakin besar manajemen laba dengan menggunakan strategi pemilihan metoda dan pengaturan waktu transaksi semakin besar pula manajemen laba (yang diproksikan dengan akrual kelolaan).<br />
<br />
c)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Menggeser perioda biaya atau pendapatan<br />
Beberapa orang menyebut rekayasa jenis ini sebagai manipulasi keputusan operasional (Fischer dan Rosenzweig: 1995). Contoh rekayasa periode biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian sampai periode akuntansi berikutnya (Daley dan Vigeland: 1993), mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai periode akuntansi berikutnya, kerja sama dengan vendor untuk mempercepat atau menunda pengiriman tagihan sampai periode akuntansi berikutnya, mempercepat atau menunda pengiriman produk ke pelanggan, menjual investasi sekuritas untuk memanipulasi tingkat laba, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai (Bartov: 1993). Perusahaan yang mencatat persediaan menggunakan asumsi LIFO, juga dapat merekayasa peningkatan laba melalui pengaturan saldo persediaan (Frankel dan Trezervant: 1994).<br />
<br />
Faktor-Faktor Pendorong Manajemen Laba<br />
Dalam Positif Accounting Theory terdapat tiga faktor pendorong yang melatarbelakangi terjadinya manajemen laba (Watt dan Zimmerman, 1986), yaitu:<br />
1)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Bonus Plan Hypothesis<br />
Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan yang memberikan bonus besar berdasarkan laba lebih banyak menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan.<br />
<br />
2)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Debt Covenant Hypothesis<br />
Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba (Sweeney, 1994 dalam Rahmawati dkk, (2006). Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal.<br />
<br />
3)<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Political Cost Hypothesis<br />
Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan dengan laba yang tinggi pemerintah akan segera mengambil tindakan, misalnya: mengenakan peraturan antitrust, menaikkan pajak pendapatan perusahaan, dan lain-lain.<br />
<br />
Referensi :<br />
http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-manajemen-laba/<br />
http://semangadmu.blogspot.com/2013/11/manajemen-laba-apakah-termasuk-fraud.html<br />
http://books.google.co.id/books/about/Manajemen_Laba_Teori_Model_Empiris.html?id=j4lzrAw1TGcC&redir_esc=y<br />
http://www.academia.edu/6283269/ANALISIS_MANAJEMEN_LABA_DAN_KINERJA_KEUANGAN_PERUSAHAAN_PENGAKUISISI_YANG_BERGERAK_DIBIDANG_REAL_ESTATE_and_PROPERTY_SEBELUM_DAN_SESUDAH_MERGER_ATAU_AKUISISIDennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-40524368033348047542014-11-30T07:31:00.002-08:002014-11-30T07:31:34.174-08:00Tulisan 3AUDIT FORENSIK<br />
Audit Forensik terdiri dari dua kata, yaitu audit dan forensik. Audit adalah tindakan untuk membandingkan kesesuaian antara kondisi dan kriteria. Sementara forensik adalah segala hal yang bisa diperdebatkan di muka hukum / pengadilan.<br />
Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), forensic accounting / auditing merujuk kepada fraud examination. Dengan kata lain keduanya merupakan hal yang sama, yaitu:<br />
“Forensic accounting is the application of accounting, auditing, and investigative skills to provide quantitative financial information about matters before the courts.”<br />
Menurut D. Larry Crumbley, editor-in-chief dari Journal of Forensic Accounting (JFA) “Akuntansi forensik adalah akuntansi yang akurat (cocok) untuk tujuan hukum. Artinya, akuntansi yang dapat bertahan dalam kancah perseteruan selama proses pengadilan, atau dalam proses peninjauan judicial atau administratif”.<br />
Dengan demikian, audit forensik bisa didefinisikan sebagai tindakan menganalisa dan membandingkan antara kondisi di lapangan dengan kriteria, untuk menghasilkan informasi atau bukti kuantitatif yang bisa digunakan di muka pengadilan.<br />
Karena sifat dasar dari audit forensik yang berfungsi untuk memberikan bukti di muka pengadilan, maka fungsi utama dari audit forensik adalah untuk melakukan audit investigasi terhadap tindak kriminal dan untuk memberikan keterangan saksi ahli (litigation support) di pengadilan.<br />
Audit Forensik dapat bersifat proaktif maupun reaktif. Proaktif artinya audit forensik digunakan untuk mendeteksi kemungkinan-kemungkinan risiko terjadinya fraud atau kecurangan. Sementara itu, reaktif artinya audit akan dilakukan ketika ada indikasi (bukti) awal terjadinya fraud. Audit tersebut akan menghasilkan “red flag” atau sinyal atas ketidakberesan. Dalam hal ini, audit forensik yang lebih mendalam dan investigatif akan dilakukan.<br />
Tugas Akuntansi Forensik<br />
Akuntan forensik bertugas memberikan pendapat hukum dalam pengadilan (litigation). Disamping itu, ada juga peran akuntan forensik dalam bidang hukum diluar pengadilan (non itigation) misalnya dalam membantu merumuskan alternatif penyelesaian perkara dalam sengketa, perumusan perhitungan ganti rugi dan upaya menghitung dampak pemutusan / pelanggaran kontrak.<br />
Akuntansi forensik dibagi ke dalam dua bagian: jasa penyelidikan (investigative services) dan jasa litigasi (litigation services). Jasa Penyelidikan mengarahkan pemeriksa penipuan atau auditor penipuan, yang mana mereka menguasai pengetahuan tentang akuntansi mendeteksi, mencegah, dan mengendalikan penipuan, dan misinterpretasi. Jasa litigasi merepresentasikan kesaksian dari seorang pemeriksa penipuan dan jasa-jasa akuntansi forensik yang ditawarkan untuk memecahkan isu-isu valuasi, seperti yang dialami dalam kasus perceraian. Sehingga, tim audit harus menjalani pelatihan dan diberitahu tentang pentingnya prosedur akuntansi forensik di dalam praktek audit dan kebutuhan akan adanya spesialis forensik untuk membantu memecahkan masalah.<br />
<br />
Perbandingan antara Audit Forensik dengan Audit Tradisional (Keuangan)<br />
Audit Tradisional<br />
Audit Forensik<br />
Waktu<br />
Berulang<br />
Tidak berulang<br />
Lingkup<br />
Laporan Keuangan secara umum<br />
Spesifik<br />
Hasil<br />
Opini<br />
Membuktikan fraud (kecurangan)<br />
Hubungan<br />
Non-Adversarial<br />
Adversarial (Perseteruan hukum)<br />
Metodologi<br />
Teknik Audit<br />
Eksaminasi<br />
Standar<br />
Standar Audit<br />
Standar Audit dan Hukum Positif<br />
Praduga<br />
Professional Scepticism<br />
Bukti awal<br />
Perbedaan yang paling teknis antara Audit Forensik dan Audit Tradisional adalah pada masalah metodologi. Dalam Audit Tradisional, mungkin dikenal ada beberapa teknik audit yang digunakan. Teknik-teknik tersebut antara lain adalah prosedur analitis, analisa dokumen, observasi fisik, konfirmasi, review, dan sebagainya. Namun, dalam Audit Forensik, teknik yang digunakan sangatlah kompleks.<br />
Teknik-teknik yang digunakan dalam audit forensik sudah menjurus secara<br />
spesifik untuk menemukan adanya fraud. Teknik-teknik tersebut banyak yang bersifat mendeteksi fraud secara lebih mendalam dan bahkan hingga ke level mencari tahu siapa pelaku fraud. Oleh karena itu jangan heran bila teknik audit forensik mirip teknik yang digunakan detektif untuk menemukan pelaku tindak kriminal. Teknik-teknik yang digunakan antara lain adalah metode kekayaan bersih, penelusuran jejak uang / aset, deteksi pencucian uang, analisa tanda tangan, analisa kamera tersembunyi (surveillance), wawancara mendalam, digital forensic, dan sebagainya.<br />
Praktik Ilmu Audit Forensik<br />
Penilaian risiko fraud<br />
Penilaian risiko terjadinya fraud atau kecurangan adalah penggunaan ilmu audit forensik yang paling luas. Dalam praktiknya, hal ini juga digunakan dalam perusahaan-perusahaan swasta untuk menyusun sistem pengendalian intern yang memadai. Dengan dinilainya risiko terjadinya fraud, maka perusahaan untuk selanjutnya bisa menyusun sistem yang bisa menutup celah-celah yang memungkinkan terjadinya fraud tersebut.<br />
Deteksi dan investigasi fraud<br />
Dalam hal ini, audit forensik digunakan untuk mendeteksi dan membuktikan adanya fraud dan mendeteksi pelakunya. Dengan demikian, pelaku bisa ditindak secara hukum yang berlaku. Jenis-jenis fraud yang biasanya ditangani adalah korupsi, pencucian uang, penghindaran pajak, illegal logging, dan sebagainya.<br />
Deteksi kerugian keuangan<br />
Audit forensik juga bisa digunakan untuk mendeteksi dan menghitung kerugian keuangan negara yang disebabkan tindakan fraud.<br />
Kesaksian ahli (Litigation Support)<br />
Seorang auditor forensik bisa menjadi saksi ahli di pengadilan. Auditor Forensik yang berperan sebagai saksi ahli bertugas memaparkan temuan-temuannya terkait kasus yang dihadapi. Tentunya hal ini dilakukan setelah auditor menganalisa kasus dan data-data pendukung untuk bisa memberikan penjelasan di muka pengadilan.<br />
Uji Tuntas (Due diligence)<br />
Uji tuntas atau Due diligence adalah istilah yang digunakan untuk penyelidikan guna penilaian kinerja perusahaan atau seseorang , ataupun kinerja dari suatu kegiatan guna memenuhi standar baku yang ditetapkan. Uji tuntas ini biasanya digunakan untuk menilai kepatuhan terhadap hukum atau peraturan.<br />
Dalam praktik di Indonesia, audit forensik hanya dilakukan oleh auditor BPK, BPKP, dan KPK (yang merupakan lembaga pemerintah) yang memiliki sertifikat CFE (Certified Fraud Examiners). Sebab, hingga saat ini belum ada sertifikat legal untuk audit forensik dalam lingkungan publik. Oleh karena itu, ilmu audit forensik dalam penerapannya di Indonesia hanya digunakan untuk deteksi dan investigasi fraud, deteksi kerugian keuangan, serta untuk menjadi saksi ahli di pengadilan. Sementara itu, penggunaan ilmu audit forensik dalam mendeteksi risiko fraud dan uji tuntas dalam perusahaan swasta, belum dipraktikan di Indonesia.<br />
Penggunaan audit forensik oleh BPK maupun KPK ini ternyata terbukti memberi hasil yang luar biasa positif. Terbukti banyaknya kasus korupsi yang terungkap oleh BPK maupun KPK. Tentunya kita masih ingat kasus BLBI yang diungkap BPK. BPK mampu mengungkap penyimpangan BLBI sebesar Rp84,8 Trilyun atau 59% dari total BLBI sebesar Rp144,5 Trilyun. Temuan tersebut berimbas pada diadilinya beberapa mantan petinggi bank swasta nasional. Selain itu juga ada audit investigatif dan forensik terhadap Bail out Bank Century yang dilakukan BPK meskipun memberikan hasil yang kurang maksimal karena faktor politis yang sedemikian kental dalam kasus tersebut.<br />
Gambaran Proses Audit Forensik<br />
Identifikasi masalah<br />
Dalam tahap ini, auditor melakukan pemahaman awal terhadap kasus yang hendak diungkap. Pemahaman awal ini berguna untuk mempertajam analisa dan spesifikasi ruang lingkup sehingga audit bisa dilakukan secara tepat sasaran.<br />
Pembicaraan dengan klien<br />
Dalam tahap ini, auditor akan melakukan pembahasan bersama klien terkait lingkup, kriteria, metodologi audit, limitasi, jangka waktu, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk membangun kesepahaman antara auditor dan klien terhadap penugasan audit.<br />
Pemeriksaan pendahuluan<br />
Dalam tahap ini, auditor melakukan pengumpulan data awal dan menganalisanya. Hasil pemeriksaan pendahulusan bisa dituangkan menggunakan matriks 5W + 2H (who, what, where, when, why, how, and how much). Investigasi dilakukan apabila sudah terpenuhi minimal 4W + 1H (who, what, where, when, and how much). Intinya, dalam proses ini auditor akan menentukan apakah investigasi lebih lanjut diperlukan atau tidak.<br />
Pengembangan rencana pemeriksaan<br />
Dalam tahap ini, auditor akan menyusun dokumentasi kasus yang dihadapi, tujuan audit, prosedur pelaksanaan audit, serta tugas setiap individu dalam tim. Setelah diadministrasikan, maka akan dihasilkan konsep temuan. Konsep temuan ini kemudian akan dikomunikasikan bersama tim audit serta klien.<br />
Pemeriksaan lanjutan<br />
Dalam tahap ini, auditor akan melakukan pengumpulan bukti serta melakukan analisa atasnya. Dalam tahap ini lah audit sebenarnya dijalankan. Auditor akan menjalankan teknik-teknik auditnya guna mengidentifikasi secara meyakinkan adanya fraud dan pelaku fraud tersebut.<br />
Penyusunan Laporan<br />
Pada tahap akhir ini, auditor melakukan penyusunan laporan hasil audit forensik. Dalam laporan ini setidaknya ada 3 poin yang harus diungkapkan. Poin-poin tersebut antara lain adalah:<br />
1. Kondisi, yaitu kondisi yang benar-benar terjadi di lapangan.<br />
2. Kriteria, yaitu standar yang menjadi patokan dalam pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu, jika kondisi tidak sesuai dengan kriteria maka hal tersebut disebut sebagai temuan.<br />
3. Simpulan, yaitu berisi kesimpulan atas audit yang telah dilakukan. Biasanya mencakup sebab fraud, kondisi fraud, serta penjelasan detail mengenai fraud tersebut.Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-46472177705623886172014-11-30T07:30:00.002-08:002014-11-30T07:30:48.855-08:00Tulisan 2KECURANGAN DALAM AKUNTANSI<br />
istilah umum, dan mencakup semua sarana dengan berbagai kecerdikan yang dapat dirancang oleh manusia, yang terpaksa dilakukan oleh satu individu, untuk mendapatkan keuntungan lebih dari pihak lain oleh pernyataan palsu. Tidak ada aturan yang pasti dan tidak berubah-ubah yang dapat diletakkan sebagai proporsi umum dalam mendefinisikan penipuan, karena termasuk kejutan, tipuan, licik dan cara-cara yang tidak adil dimana pihak lain ditipu. Batas-batas hanya mendefinisikannya adalah mereka yang membatasi kecurangan manusia.<br />
<br />
Faktor-faktor Kecurangan Akuntansi<br />
Berdasarkan penelitian Cressey (2006) penyebab atau pemicu fraud dibedakan atas tiga hal yang dapat digambarkan sebagai berikut :<br />
1. Tekanan (Unshareable pressure/ incentive)<br />
Merupakan motivasi seseorang untuk melakukan fraud. Motivasi melakukan fraud, antara lain motivasi ekonomi, alasan emosional (iri/cemburu, balas dendam, kekuasaan, gengsi), nilai (values) dan apa pula karena dorongan keserakahan. Menurut SAS no. 99, terdapat empat jenis kondisi yang umum terjadi pada pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut adalah financial stability, external pressure, personal financial need, dan financial targets.<br />
2. Adanya kesempatan / peluang (Perceived Opportunity)<br />
Yaitu kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang melakukan atau menutupi tindakan tidak jujur. Biasanya hal ini dapat terjadi karena adanya internal control perusahaan yang lemah kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui penerapan proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud.<br />
3. Rasionalisasi (Rationalization)<br />
Merupakan elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari pembenaran sebelum melakukan kejahatan, bukan sesudah melakukan tindakan tersebut. Rasionalisasi diperlukan agar si pelaku dapat mencerna perilakunya yang illegal untuk tetap mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang dipercaya, tetapi setelah kejahatan dilakukan, rasionalisasi ini ditinggalkan karena sudah tidak dibutuhkan lagi. Rasionalisai atau sikap (attitude), yang paling banyak digunakan adalah hanya meminjam (borrowing) asset yang dicuri dan alasan bahwa tindakannya untuk membahagiakan orang-orang yang dicintainya.<br />
<br />
Tipe-Tipe Kecurangan<br />
Pada dasarnya terdapat dua tipe kecurangan, yaitu eksternal dan internal. Kecurangan ekstrenal (eksternal fraud) adalah kecurangan yang dilakukan oleh pihak luar terhadap entitas.<br />
Misalnya, kecurangan eksternal mencakup : kecurangan yang dilakukan pelanggan terhadap usaha, wajib pajak terhadap pemerintah, atau pemegang polis terhadap perusahaan asuransi. Tipe kecurangan internal (internal fraud). Kecurangan internal adalah tindakan tidak legal dari karyawan, manajer, dan eksekutif terhadap perusahaan.<br />
Penggolongan kecurangan<br />
1. Penyimpangan atas asset<br />
Penyalahgunaan/pencurian asset atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk kecurangan yang mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/ dihitung (defined value)<br />
2. Pernyataan palsu atau salah pernyataan<br />
Tindakan dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan dalam penyajian laporan keuangan untuk memperoleh keuntungan.<br />
3. Korupsi<br />
Merupakan kecurangan yang sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan orang lain.<br />
<br />
Contoh Kasus Kecurangan Akuntansi<br />
1. WorldCom<br />
Perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Amerika Serikat, mengakui telah Melakukan skandal akuntansi yang menyebabkan perdagangan sahamnya di bursa NASDAQ terhenti. Beberapa minggu kemudian, WorldCom menyatakan diri bangkrut. Perusahaan telah memberi gambaran yang salah tentang kinerja perusahaan dengan cara memalsukan milyaran bisnis rutin sebagai belanja modal, sehingga labanya overstated sebesar $11 milyar pada awal 2002. Perusahaan juga meminjamkan uang lebih dari $400 juta kepada Chief Executive Officer (CEO)-nya waktu, Bernard Ebbers, untuk menutupi kerugian perdagangan pribadinya. Ironisnya meski di dakwa telah melakukan pemalsuan, konspirasi dan laporan keuangan yang salah, mantan CEO WorldCom tersebut mengaku tidak bersalah (Mehta, 2003; Klayman, 2004; Reuters, 2004).<br />
<br />
2. Enron Corp<br />
Perusahaan terbesar ke tujuh di AS yang bergerak di bidang industri energi, para manajernya memanipulasi angka yang menjadi dasar untuk memperoleh kompensasi moneter yang besar. Praktik kecurangan yang dilakukan antara lain yaitu di Divisi Pelayanan Energi, para eksekutif melebih-lebihkan nilai kontrak yang dihasilkan dari estimasi internal. Pada proyek perdagangan luar negerinya misal di India dan Brasil, para eksekutif membukukan laba yang mencurigakan. Strategi yang salah, investasi yang buruk dan pengendalian keuangan yang lemah menimbulkan ketimpangan neraca yang sangat besar dan harga saham yang dilebih-lebihkan. Akibatnya ribuan orang kehilangan pekerjaan dan kerugian pasar milyaran dollar pada nilai pasar (Schwartz, 2001; Mclean, 2001). Kasus ini diperparah dengan praktik akuntansi yang meragukan dan tidak independennya audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen terhadap Enron. Arthur Anderson, yang sebelumnya merupakan salah satu “The big six” tidak hanya melakukan memanipulasi laporan keuangan Enron tetapi juga telah melakukan tindakan yang tidak etis dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Independensi sebagai auditor terpengaruh dengan banyaknya mantan pejabat dan senior KAP Arthur Andersen yang bekerja dalam department akuntansi Enron Corp. Baik Enron maupun Anderson, dua raksasa industri di bidangnya, sama-sama kolaps dan menorehkan sejarah kelam dalam praktik akuntansi.<br />
<br />
<br />
3. Skandal Manipulasi Laporan Keuangan PT. Kimia Farma Tbk.<br />
PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 miliar.<br />
<br />
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut.<br />
Selanjutnya diikuti dengan pemberitaan di harian Kontan yang menyatakan bahwa Kementerian BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik Pemerintah di PT KAEF setelah melihat adanya indikasi penggelembungan keuntungan (overstated) dalam laporan keuangan pada semester I tahun 2002. Dimana tindakan ini terbukti melanggar Peraturan Bapepam No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan poin 2 – Khusus huruf m – Perubahan Akuntansi dan Kesalahan Mendasar poin 3) Kesalahan Mendasar, sebagai berikut:<br />
“Kesalahan mendasar mungkin timbul dari kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta dan kecurangan atau kelalaian.<br />
Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar harus diperlakukan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali (restatement) untuk periode yang telah disajikan sebelumnya dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode sajian sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode. Pengecualian dilakukan apabila dianggap tidak praktis atau secara khusus diatur lain dalam ketentuan masa transisi penerapan standar akuntansi keuangan baru”.<br />
<br />
4. Kasus KAP Andersen dan Enron<br />
Kasus KAP Andersen dan Enron Kasus KAP Andersen dan Enron terungkap saat Enron mendaftarkan kebangkrutannya ke pengadilan pada tanggal 2 Desember 2001. Saat itu terungkap, terdapat hutang perusahaan yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan nilai investasi dan laba yang ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. Sebelum kebangkrutan Enron terungkap, KAP Andersen mempertahankan Enron sebagai klien perusahaan, dengan memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran dokumen atas kebangkrutan Enron, dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa pada periode pelaporan keuangan yang bersangkutan tersebut, perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar $ 393, padahal pada periode tersebut perusahaan mengalami kerugian sebesar $ 644 juta yang disebabkan oleh transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Enron. Analisa : Pelanggaran etika dan prinsip profesi akuntansi telah dilanggar dalam kasus ini, yaitu pada prinsip pertama berupa pelanggaran tanggung jawab profesi untuk memelihara kepercayaan masyarakat pada jasa professional seorang akuntan. Prinsip kedua yaitu kepentingan publik juga telah dilanggar dalam kasus ini. Seorang akuntan seharusnya tidak hanya mementingkan kepentingan klien saja, tapi juga kepentingan publik.<br />
<br />
5. Kasus Mulyana W.Kusuma<br />
Kasus Mulyana W. Kusuma Kasus ini terjadi sekitar tahun 2004. Mulyana W Kusuma sebagai seorang anggota KPU diduga menyuap anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit keuangan berkaitan dengan pengadaan logistic pemilu. Logistic untuk pemilu yang dimaksud yaitu kotak suara, surat suara, amplop suara, tinta, dan teknologi informasi. Setelah dilakukan pemeriksaan, badan dan BPK meminta dilakukan penyempurnaan laporan. Setelah dilakukan penyempurnaan laporan, BPK sepakat bahwa laporan tersebut lebih baik daripada sebeumnya, kecuali untuk teknologi informasi. Untuk itu, maka disepakati bahwa laporan akan diperiksa kembali satu bulan setelahnya. Setelah lewat satu bulan, ternyata laporan tersebut belum selesai dan disepakati pemberian waktu tambahan. Di saat inilah terdengar kabar penangkapan Mulyana W Kusuma. Mulyana ditangkap karena dituduh hendak melakukan penyuapan kepada anggota tim auditor BPK, yakni Salman Khairiansyah. Dalam penangkapan tersebut, tim intelijen KPK bekerjasama dengan auditor BPK. Menurut versi Khairiansyah ia bekerja sama dengan KPK memerangkap upaya penyuapan oleh saudara Mulyana dengan menggunakan alat perekam gambar pada dua kali pertemuan mereka. Penangkapan ini menimbulkan pro dan kontra. Salah satu pihak berpendapat auditor yang bersangkutan, yakni Salman telah berjasa mengungkap kasus ini, sedangkan pihak lain berpendapat bahwa Salman tidak seharusnya melakukan perbuatan tersebut karena hal tersebut telah melanggar kode etik akuntan<br />
<br />
<br />
SUMBER : http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00539-AK%20Bab2001.pdf<br />
http://davidparsaoran.wordpress.com/2009/11/04/skandal-manipulasi-laporan-keuangan-pt-kimia-farma-tbk/<br />
akuntansipendidik.blogspot.com/2012/09/skandal-atau-kecurangan-akuntansi-fraud.html<br />
http://airdanruanggelap.blogspot.com/2012/11/pelanggaran-kode-etik-yang-terjadi-pada_26.htmlDennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-24690032106491297712014-11-30T07:29:00.002-08:002014-11-30T07:29:52.195-08:00Tulisan 1The Big 4 Auditors<br />
<br />
The Big 4 Auditors adalah kelompok empat firma Jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan swasta. Empat besar auditor tersebut adalah :<br />
1. PricewaterhouseCooper<br />
2. Deloitte Touche Tohmatsu<br />
3. Ernst & Young<br />
4. KPMG<br />
Pada awalnya kelompok big 4 ini dikenal dengan nama Big 8, akan tetapi dengan melalui serangkaian merger dan juga skandal besar dunia, maka jadilah kelompok ini kita kenal sebagai The Big 4 Auditors. Berikut ini akan saya ceritakan secara singkat tentang perubahan The Big 8 hingga menjadi The Big Four.<br />
Sejarah The Big 4<br />
Pada tahun 1979, ada 8 kantor akuntan publik besar yang dikenal dengan big 8 yang mendominasi di dunia internasional, delapan kantor akuntan tersebut adalah :<br />
1. Arthur Andersen<br />
2. Arthur Young & Company<br />
3. Coopers & Lybrand<br />
4. Ernst & Whinney<br />
5. Deloitte, Haskins and Sells (Gabungan Haskins & Sells dengan satu perusahaan di eropa)<br />
6. KPMG (terbentuk karena bergabungnya Peat Marwick International dan KMG Group)<br />
7. Price Waterhouse<br />
8. Touche Ross<br />
Pada Juni 1989 Ernst & Whinney memutuskan untuk bergabung dengan Arthur Young dan kemudian membentuk Ernst & Young . Kemudian pada bulan Agustus ditahun yang sama Deloitte, Haskins & Sells pun melakukan merger dengan Touche Ross yang kemudian menghasilkan kantor akuntan Deloitte & Touche. Maka dengan ini, kelompok big 8 berubah menjadi big 6 .<br />
Pada Juli 1998 Kantor Akuntan Price Waterhouse memutuskan untuk bergabung dengan Kantor Coopers & Lybrand yang kemudian membentuk Kantor akuntan PricewaterhouseCoopers. Dengan terbentuknya kantor akuntan PricewaterhouseCoopers ini, maka kelompok the big 6 berubah menjadi big 5 dengan anggota 5 Kantor Akuntan sebagai berikut :<br />
1. Arthur Andersen<br />
2. PricewaterhouseCoopers<br />
3. Deloitte Touche Tohmatsu<br />
4. Ernst & Young<br />
5. KPMG<br />
Pada tahun 2001 terjadi suatu peristiwa yang kita kenal sebagai Skandal Enron. Dalam Skandal Enron ini, kantor akuntan Arthur Andersen didakwa melawan hukum karena menghancurkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengauditan Enron, dan dianggap menutup-nutupi kerugian jutaan dolar dalam skandal Enron. Kejadian ini menyebabkan kebangkrutan bisnis Arthur Andersen yang bersifat global. Kantor-kantor partner di seluruh dunia yang berada di bawah bendera Arthur Andersen seluruhnya dijual dan kebanyakan bergabung menjadi kantor akuntan internasional lainnya Dengan adanya kejadian ini, maka hanya tersisa empat kantor akuntan internasional yang kita kenal dengan nama big 4 sampai saat ini.<br />
The Big 4 di Indonesia<br />
Berikut ini kantor akuntan Big 4 dengan afiliasinya di Indonesia :<br />
1. KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja – affiliate of Ernst & Young<br />
2. KAP Osman Bing Satrio – affiliate of Deloitte<br />
3. KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja – affiliate of KPMG<br />
4. KAP Haryanto Sahari – affiliate of PwC<br />
<br />
SUMBER : http://andi-shannaz.students-blog.undip.ac.id/2010/05/01/the-big-4-auditors/Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-26993732534375601092014-10-28T19:51:00.000-07:002014-10-28T19:51:47.319-07:00tugas sofskill artikel bahasa inggrisDennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-40830463856660968392014-06-24T16:08:00.003-07:002014-06-24T16:10:06.169-07:00Tugas Sofskill Bulan ke 4Tugas Softskill Bahas inggris Bisnis 2 bulan ke 4<br />
<br />
Relative clauses – defining relative clauses<br />
<br />
Relative clauses add extra information to a sentence by defining a noun. They are usually divided into two types – defining relative clauses and non-defining relative clauses.Defining relative clauses<br />
<br />
Look at this sentence:<br />
The woman who lives next door works in a bank.<br />
‘who lives next door’ is a defining relative clause. It tells us which woman we are talking about.<br />
<br />
Look at some more examples:<br />
Look out! There’s the dog that bit my brother.<br />
The film that we saw last week was awful.<br />
This is the skirt I bought in the sales.<br />
Can you identify the defining relative clauses? They tell us which dog, which film and which skirt we are talking about.Relative pronouns<br />
Relative clauses are often introduced by a relative pronoun (usually who, which, that, but when, where and whose are also possible)<br />
<br />
With defining relative clauses we can use who or that to talk about people.<br />
She’s the woman who cuts my hair.<br />
She’s the woman that cuts my hair.<br />
And we can use that or which to talk about things.<br />
The dog that bit my brother.<br />
The dog which bit my brother.<br />
It is also sometimes possible to omit the relative pronoun.<br />
This is the skirt that I bought in the sales.<br />
This is the skirt which I bought in the sales.<br />
This is the skirt I bought in the sales.<br />
In this sentence ‘skirt’ is the object of the verb (buy). ‘I’ is the subject. When the relative pronoun is the object, it can be omitted.<br />
The film we saw last week was awful.<br />
BUT The dog bit my brother. This is not possible because the dog is the subject of the verb, ‘bite’.<br />
<br />
Exercise 37. Relative Clauses<br />
<br />
The last record which produced by this company became a gold record.<br />
Checking accounts that require a minimum balance are very common now.<br />
The professor whose you spoke yesterday is not here today.<br />
John whose grades are the highest in the school, has received a scholarship.<br />
Felipe bought a camera that has three lenses.<br />
Frank are who were nominated for the office of treasurer.<br />
The doctor is with a patient whose leg was broken in an accident.<br />
Jane is the woman who is going to China next year.<br />
Janet wants a typewriter whose self-corrects.<br />
This book that I found last week, contains some useful information.<br />
Mr. Bryant whose team has lost the game, looks very sad.<br />
James wrote an article whose indicated that he diskiled the president.<br />
The director of the program whose graduated from Havard University, is planning to retire next year.<br />
This is the book that I Have been looking for all year.<br />
William whose brother is a lawyer, want to become a judge.<br />
<br />
<br />
Exercise 38. Relative Clause Reduction<br />
<br />
George is the man chosen to represent the committee at the convention.<br />
All of the money accepted has already been released.<br />
The papers on the table belong to Patricia.<br />
The man brought to the police station confessed to the crime.<br />
The girl drinking coffe, is Mary Allen.<br />
John’s wife, a professor, has written several papers on this subject.<br />
The man talking to the policeman, is my uncle.<br />
The book on the top shelf, is the one that I need.<br />
The number of students have been counted is quite high.<br />
Leo Evans, a doctor, eats in this restaurant every day.<br />
<br />
http://novenrique.blogspot.com/2010/02/relative-clause-adalah-bagian-dari.html<br />
<div>
<br /></div>
Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-10576275493949542652014-05-20T21:42:00.000-07:002014-05-20T21:42:18.136-07:00tugas sofskill bulang ke 3Tugas Softskill Materi Bulan Ketiga<br />
<br />
1. Passive Voice<br />
Exercise 35<br />
1) The president is called by somebody every day.<br />
2) The other members are being called by John.<br />
3) Mr. Watson will be called by somebody tonight.<br />
4) Considerable damage has been caused by the fire.<br />
5) The supplies should be bought by the teacher for this class.<br />
<br />
<br />
2. Causative Verb<br />
Execise 36 Page 135<br />
1. The techer made Juan leave (leave) the room.<br />
2. Toshiko had her car repaired (repair) by a mechanic.<br />
3. Ellen got marvin to type (type) her paper.<br />
4. I made Jane call (call) her friend on the telephone.<br />
5. We got our house to paint (paint) last week.<br />
6. Dr. Bryd is having the students written (write) a composition.<br />
7. The policemen made the suspect lain (lie) on the ground.<br />
8. Mark got his transcripts to send (send) to university.<br />
9. Maria is getting her hair to cut (cut) tomorrow.<br />
10. We will have to get the Dean signed (sign) this form.<br />
11. The teacher let Al leave (leave) the classroom.<br />
12. Maria got Ed to wash (wash) the pipettes.<br />
13. She always has her car fixed (fix) by the same mechanic.<br />
14. Gene got his book to publish (publish) by a subsidy publisher.<br />
15. We have to help Janet found (find) her keys.<br />
<br />
Article<br />
PASSIVE VOICE<br />
Pengertian Passive Voice<br />
Passive voice adalah suatu grammatical construction(bentuk gramatikal) dimana subject kalimat tidak melakukan aksi, melainkan menerima aksi atau ditindaklanjuti (receiver of action) oleh agent lain (doer of action) baik disebutkan ataupun tidak.<br />
Sebaliknya, pada konstruksi active, subjectberhubungan langsung dengan verb dengan bertindak sebagai pelaku aksi.<br />
Kalimat aktif dapat ditransformasi menjadi pasif, namun hanya transitive verb (diikuti direct object) yang dapat diberlakukan demikian.<br />
Rumus Passive Voice<br />
Rumus passive voice adalah sebagai berikut di bawah ini.<br />
Description: passive voice<br />
Catatan:<br />
· Auxiliary verb dapat berupa primary auxiliary verb be (is, are, am, was, were, be, been, being), kombinasi antara dua primary (is/are being, was/were being, has/have been) atau antaraprimary dan modal auxiliary verb (will be, will have been).<br />
· Past participle yang digunakan berupa kata kerja transitive.<br />
Contoh:<br />
She can’t drive a car. (active voice, transitive), He always come on time. (active voice, intransitive)<br />
· Perubahan bentuk dari base form ke past tense dan past participle secara regular atau irregular.<br />
Contoh:<br />
play (base form) —> played (past participle), sing (base form) —> sung (past participle)<br />
Contoh Kalimat Passive Voice pada Auxiliary Verb be:<br />
<br />
the books<br />
Were<br />
edited<br />
The books were edited by Beatrice Sparks.<br />
(Buku-buku tsb disunting oleh Beatrice Sparks.)<br />
Pengecualian pada Transitive Verbs<br />
Tidak semua transitive verb, kata kerja yang memiliki direct object, dapat dipasifkan. Beberapa kata kerja tersebut yang antara lain: have, become, lack, look like, mean, dll akan terdengar tidak wajar maknanya ketika dipasifkan. Beberapa contoh kalimat dari kata kerja tersebut adalah sebagai berikut.<br />
Contoh:<br />
· I have a great new idea. —> tidak dapat dipasifkan dengan: A great new idea is had by me.<br />
· The snack contains aspartame. —> tidak dapat dipasifkan dengan: Aspartame is contained by the snack.<br />
<br />
CAUSATIVE VERBS<br />
Pengertian Causative Verb<br />
Causative verb adalah kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan bahwa subject tidak bertanggungjawab langsung terhadap aksi yang terjadi melainkan seseorang atau sesuatu yang lain yang melakukan aksi tersebut.<br />
Fungsi & Rumus Causative Verbs<br />
· Kalimat causative verb terbagi menjadi 2 macam, yaitu active (aktif) dan passive (pasif). Pada kalimat active causative verb, agent yang mengerjakan aksi diketahui. Sebaliknya, pada kalimatpassive causative verb, agent biasanya tidak disebutkan.<br />
· Let, make, have, & get merupakan causative verb yang umum digunakan, ada yang menggunakan action verb berupa bare infinitive (infinitive without to) dan ada pula yang to infinitive.<br />
Adapun fungsi dan rumus secara umum sebagai berikut.<br />
Verb<br />
Fungsi<br />
Rumus Active & Passive Causative<br />
Let<br />
membiarkan seseorang melakukan sesuatu.<br />
Active:<br />
S + let + agent + action verb (bare infinitive) + …<br />
Make<br />
memaksa atau sangat menyakinkan seseorang untuk melakukan sesuatu<br />
Active:<br />
S + (make-made) + agent + action verb (bareinfinitive) + …<br />
Have<br />
menginginkan seseorang mengerjakan sesuatu untuk subjek<br />
Active:<br />
S + (have-had) + agent + action verb (bareinfinitive) + object<br />
Passive:<br />
S + (have-had) + object + action verb (V-3)<br />
Get<br />
mirip dengan have namun dengan struktur kalimat yang berbeda<br />
Active:<br />
S + (get-got) + agent + action verb (to infinitive) + …<br />
Passive:<br />
S + (got) + object + action verb (V-3)<br />
Contoh Causative Verbs: Active dan Passive<br />
Beberapa contoh causative verb pada struktur active maupun passive adalah sebagai berikut.<br />
Rumus<br />
Verbs<br />
Contoh Causative Verbs<br />
Active Causative Verbs<br />
have-had<br />
Lala had her friend take her result test.<br />
The student had the teacher speak slowly.<br />
get-got<br />
She got her parents to buy her a tennis racket.<br />
The boy got his cat to chase a mouse.<br />
make-made<br />
The woman made her daughter eat up the tomatoes.<br />
The manager makes her staff work hard.<br />
Let<br />
My father lets me choose my own future carrier.<br />
The shepherd lets his sheep graze in the meadow.<br />
Passive Causative Verbs<br />
have-had<br />
I had my house renovated last week.<br />
He had his book returned as soon as possible.<br />
get-got<br />
Teddy got the money saved in the bank.<br />
Yulia got her bedroom cleaned.Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-91414103557409855712014-04-17T07:07:00.003-07:002014-04-17T07:07:54.955-07:00Conector WordsTUGAS BAHASA INGGRIS BISNIS BULAN KE-2<br />
<br />
Sentence Connectors<br />
By kenneth Beare<br />
1. Sentence Reductions<br />
2. Sentence Checker<br />
3. Correct Sentence<br />
4. Sentence Structure<br />
<br />
Sentence connectors are words and phrases that connect sentence to help with understanding. Sentence connectors are also known as linking language. This linking language can be used to other what you have you say, show opposition, provide clarification and so on. Many grammar books, you will find information about sentence connectors when reading about subordinating conjuctions, coordinating conjuctions and so on.<br />
<br />
Once you have mastered the basics of correct usage in written English, you woll want to express yourself in increasingly complex way. One of the best ways to improve your writing style is to use sentence connectors.Sentence connectors are used to express relationship betwen ideas and to combine sentence. The used of these connectors will ad sophistication to your writing style.<br />
<br />
<br />
Type of Connector<br />
Connector(s)<br />
Examples<br />
Coordinating conjunctions<br />
for (cause), so (effect)<br />
Professionals can sometimes be extremely impatient, for their positions are at times rather stressful.<br />
Subordinating conjunctions<br />
because, since<br />
Since high level positions are at times rather stressful, professionals can sometimes be extremely impatient.<br />
Conjunctive adverbs<br />
therefore, as a result, consequently<br />
High level positions are at times rather stressful; therefore, professionals can sometimes be extremely impatient.<br />
Prepositions<br />
because of, due to, as a result of<br />
Due to the stressful nature of high level positions, professionals can sometimes be extremely impatient.<br />
<br />
<br />
Exercise 33 : Because / Because of<br />
page : 121<br />
<br />
1. it was difficult to deliver th letter because the sender had written the wrong address on the encelope<br />
2. we decided to leave early because the party was boring<br />
3. rescue attempts were temporarily halted because of the bad weather.<br />
4. They visited their friends often because of they enjoyed their company.<br />
5. Paul cannot go to the football game because of his grades.<br />
6. Marcella was awarded a scholarship because of her superior scholastic ability.<br />
7.Nobody ventured outdoors because of the hurricane warnings<br />
8. We plan to spend our vacation in the mountains because the air is pure there.<br />
9. We have to drive around the bay because the bridge was destroyed in the storm.<br />
10. The chickens have died because of the intense heat<br />
<br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
Exercise 34 : so/such</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
page : 124 </div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
1. The sun shone so brightly that maria had to put on her sunglasses.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
2. Dean was such a powerfull swimmer that he always on the races.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
3. There were so few students registered that the calss was cancelled.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
4. we had such wonderful memories of that places that we decided to return.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
5. We had such good a time at the party that we hated to leave.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
6. The benefit was such great a success that the promoters decided to repeat it.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
7. It was such a nice day that we decided to go to the beach.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
8. Jane looked so sick that the nurse told her to go home.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
9. Those were such difficult assignments that we spent two weeks finishing them.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
10. Ray called at such an early hour that we weren't awake yet.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
11.The book looked so interisting that he decided to read it.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
12. He worked so carefully that it took him a long time to complete the project.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
13. We stayed in the sun for such a long time that we became sunburned.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
14. There were so many people on the bus that we decided to walk.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
15. The program was so entertaining that nobody wanted to miss it.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; text-align: left; text-indent: 18pt;">
<br /></div>
Dennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-68515329549788438492014-03-18T15:58:00.006-07:002014-03-18T15:58:59.464-07:00TIPS CARA AGAR CEPAT MEMANJANGKAN RAMBUTambut adalah mahkota wanita sehingga wanita selalu ingin mahkotanya tersebut terlihat tetap indah dan tergerai dengan panjang. Memiliki rambut yang panjang dan indah adalah impian bagi kebanyakan wanita. Oleh karena itu banyak sekali orang yang mengidamkan untuk memiliki rambut panjang yang indah. Namun biasanya membutuhkan waktu yang agak lama untuk membuat rambut pendek anda menjadi bertambah panjang. Hal ini juga tergantung dari shampoo apa yang anda gunakan. Lalu bagaimana sih cara agar rambut cepat panjang ? simak dibawah ini<br />
Cara Agar Rambut Cepat Panjang Dari Dalam<br />
<br />
<b>cara agar rambut cepat panjang</b><br />
<br />
a. Mengkonsumsi Air Putih. Air putih memiliki banyak sekali khasiat yang sangat bagus untuk tubuh, termasuk untuk rambut kita. Kekurangan cairan tubuh dapat membuat rambut menjadi kering dan cepat rapuh sehingga untuk mencegahnya, kita harus meminum air yang cukup untuk mencegah rambut menjadi kering dan cepat patah.<br />
b. Mengkonsumsi Protein. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak protein juga baik untuk membuat rambut kita cepat panjang. Beberapa jenis makanan seperti daging merah, kacang-kacangan, susu, telur, dan ayam adalah makanan sumber protein yang bisa membantu merangsang pertumbuhan rambut anda.<br />
Cara Agar Rambut Cepat Panjang Dari Luar<br />
<br />
a. Menggunakan Kulit Apel. Kulit apel ternyata juga baik untuk merawat rambut anda setelah diketahui berbagai macam nutrisi yang terkandung di dalamnya yang dapat memperlancar sirkulasi darah ke kulit kepala. Jika sirkulasi darah di kepala lancar, maka pertumbuhan rambut pun akan terangsang. Cara merawat rambut menggunakan kulit apel adalah dengan mengoleskan kulit apel yang sudah dihaluskan. Setelah itu, diamkan rambut selama sekitar 20 menit, lalu bilas dengan air bersih.<br />
b. Menggunakan Minyak Zaitun. Cararnya adalah dengan meneteskan minyak zaitun secukupnya sampai merata ke seluruh kulit kepala lalu pijit kulit kepala secara perlahan. Ulangi cara ini secara rutin setiap pagi dan jangan lupa untuk selalu membilas rambut hingga bersih setelah mengoleskan minyak zaitun ke kulit kepala.<br />
c. Menggunakan Jeruk Nipis. Selain terkenal karena kandungan Vitamin C nya yang tinggi, jeruk nipis juga bisa anda gunakan untuk memanjangkan rambut anda secara alami. Caranya adalah dengan mengoleskan air perasan jeruk nipis dari ujung sampai pangkal rambut. Setelah itu pijit pelan kulit kepala selama 15 menit, lalu bilas sampai bersih.<br />
d. Perhatikan Frekuensi Keramas. Keramas memang baik dilakukan, akan tetapi jangan terlalu sering keramas karena akan menimbulkan dampak yang buruk bagi rambut anda. Shampoo memiliki kandungan bahan kimia yang banyak sehingga jika anda sering menggunakan bahan-bahan kimia tersebut untuk rambut anda, bisa membuat keadaan rambut semakin buruk. Itulah kenapa anda dianjurkan untuk keramas paling tidak dua hari sekali.<br />
e. Creambath. Disarankan untuk melakukan creambath sekali setiap bulannya. Hal ini dimaksudkan untuk membuat kepala menjadi sejuk karena anda mendapatkan pijatan saat creambath yang bagus untuk menghilangkan stres. Selain itu, creambath bisa membuat peredaran di kepala menjadi lebih lancar sehingga rambut anda akan tampil lebih indah dan mendorong pertumbuhan rambut.<br />
f. Hindari Rambut Kering. Usahakan untuk tidak menggunakan blow dry terlalu sering karena membahayakan rambut dan bisa membuatnya mudah rontok, kering, dan juga kusam karena terlalu sering terkena angin yang dihasilkan oleh blow dry. Oleh karena itu sebaiknya anda mengeringkan rambut secara alami saja, yaitu dengan menganginkan diluar rumah sehingga membuat rambut anda tetap sehat.<br />
Nah itulah tips tentang cara agar rambut cepatpanjang, semoga bermanfaat<br />
<br />
SUMBER : http://frackasyster.blogspot.com/2013/07/cara-agar-rambut-cepat-panjang.htmlDennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-30769831699053788782014-03-18T15:54:00.001-07:002014-03-18T15:54:15.440-07:00TIPS MENGECILKAN PERUTMempunyai perut buncit jelas bukan sesuatu yang keren. Apalagi bagi para wanita yang selalu ingin tampak terlihat langsing dan seksi. Hal tersebut juga bisa membuat Anda kurang merasa percaya diri. Perut yang ramping tentunya lebih indah dan membuat kita tampil lebih percaya diri.<br />
<br />
Nah, pertanyaannya adalah bagaimana cara mengecilkan perut yang buncit itu? Apakah cukup dengan olahraga saja? Sebenarnya banyak cara untuk mendapatkan perut yang rata, salah satunya dengan melakukan olahraga tertentu seperti sit up, kemudian diet juga bisa membuat tubuh lebih ramping.<br />
<br />
Tapi disini saya tidak akan mengajak Anda melakukan diet maupun sit up, melainkan mengajak Anda makan. Mungkin selama ini Anda mengira bahwa semua jenis makanan bisa membuat tubuh malah gemuk. Ternyata anggapan itu salah besar. Ada beberapa jenis makanan yang justru mampu membakar lemak dan kalori sehingga mampu mengecilkan perut dan membuat tubuh langsing.<br />
<br />
Berikut ini daftar makanan yang berguna dalam rangka mengecilkan perut dan melangsingkan tubuh.<br />
<br />
1. Alpukat<br />
<br />
Buah alpukat yang diyakini sebagai buah para dewa di surga ini bisa membantu Anda mengecilkan pinggul. Para ilmuwan menduga lemak tak jenuh yang terkandung dalam alpukat bisa meningkatkan hormon penunda lapar yang disebut Leptin. Hormon ini bisa membuat otak Anda berpikir kalau tubuh sudah kenyang sehingga Anda berhenti makan.<br />
<br />
2. Biji-bijian utuh atau Oat<br />
<br />
Siap menukar perut buncit Anda dengan perut ramping? Maka gantilah sarapan Anda dengan bahan yang berasal dari biji-bijian utuh atau oat. Penelitian menunjukkan bahwa bahan makanan ini membantu mengecilkan bagian perut. Hasil penelitian juga menunjukkan 3.000 pria dan wanita yang beralih ke biji-bijian utuh bisa mendapatkan perut yang rata. Contoh makanan yang masuk kategori ini adalah beras merah, quinoa, sereal gandum, roti gandum, dan pasta.<br />
<br />
3. Buncis<br />
<br />
Buncis adalah sumber protein yang kaya akan flavanoid. Dalam penelitian selama 14 tahun, antioksidan spesial ini menunjukkan bisa membantu menurunkan akumulasi lemak berlebih pada perut. Kecilkan perut dan tubuh Anda dengan makanan ini.<br />
<br />
4. Cabe merah<br />
<br />
Sepiring cabai cayyene atau jalapeno atau cabai merah mengandung Capsaicin, pemicu rasa pedas pada cabai, yang menurut para ilmuwan bisa menurunkan selera makan dan mengurangi jumlah makanan di kemudian harinya. Komponen yang sama pada cabai juga bisa menghilangkan cadangan lemak.<br />
<br />
5. Jamur<br />
<br />
Jika Anda ingin mencoba trik menurunkan kalori yang mudah dan lezat, ganti daging dengan jamur untuk setiap resep masakan Anda. Secara otomatis, Anda akan memotong 420 kalori dari makanan Anda, sebagian karena Anda mengurangi lemak jenuh yang terdapat pada daging. Dan penelitian menunjukkan jamur sama nikmatnya dan mengenyangkan seperti daging.<br />
<br />
6. Jeruk Bali<br />
<br />
Dari semua makanan yang dikabarkan bisa memicu penurunan berat badan, jeruk bali adalah yang paling terkenal. Penelitian menunjukkan bahwa buah ini mampu membantu mendapatkan tubuh ramping seperti seorang selebritas. Penelitian lain menunjukkan makan setengah buah ini sebelum makan besar bisa membantu orang yang melakukan diet kehilangan beberapa kilogram berat tubuhnya.<br />
<br />
7. Kacang-kacangan<br />
<br />
Kacang mungkin banyak mengandung lemak. Namun, kacang seperti pisctachio mengandung lemak tak jenuh yang menyehatkan. Dan seperti kacang lainnya, pistachio memberi tambahan protein dan serat. Semua ini menjelaskan kenapa pistachio mampu membantu orang diet dengan menekan selera makan dan menurunkan berat badan.<br />
<br />
8. Minyak Zaitun<br />
<br />
Minyak yang kaya rasa ini bisa ditemukan pada salad dan marinade, mengandung lemak tunggal tak jenuh yang disebut Asam Oleik. Asam ini memicu proses rumit di dalam usus yang secara langsung memerintahkan otak berpikir Anda kenyang dan membuat Anda berhenti makan. Minyak Zaitun juga berperan dalam diet gaya Meditteranian yang menyehatkan jantung.<br />
<br />
9. Nasi dengan sayuran<br />
<br />
Menambahkan sayuran berserat tinggi, seperti brokoli dan wortel pada nasi, akan membantu menurunkan jumlah kalori. Tapi, bukan hanya itu, menambahkan sayuran pada nasi pada saat makan siang mampu memperlambat perut menjadi kosong. Hasil akhirnya? Anda akan merasa kenyang lebih lama. Dalam penelitian, orang akan mengurangi jumlah makan malam kalau mereka menambahkan sayuran pada makan siang mereka.<br />
<br />
10. Telur<br />
<br />
Ganti sarapan pagi dengan makanan pembakar lemak, alih-alih pancake lebih baik, ganti dengan telur dua butir. Berdasarkan penelitian, telur mengalahkan karbohidrat dalam hal mengenyangkan dan bisa membuat kita tahan untuk tidak memakan kudapan. Di sinilah terbukti telur mampu membantu menurunkan 65 persen berat tubuh.<br />
<br />
11. Yogurt<br />
<br />
Makanan yang biasanya ditempatkan dalam wadah berbentuk gelas ini mengandung banyak kalsium. Penelitian menunjukkan kalsium bisa membantu menghambat pertambahan berat badan dengan membantu absorpsi lemak pada usus kecil.<br />
<br />
Oke, itu dia cara melangsingkan perut dan membuat tubuh langsing dengan makanan. Namun, tetap saja Anda harus banyak berolahraga dan melaksanakan pola hidup sehat.<br />
<br />
sumber : http://manfaatnyasehat.blogspot.com/2013/10/cara-mengecilkan-perut-buncit.htmlDennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-38483790765499827.post-78584341813888334712014-03-18T09:20:00.002-07:002014-03-18T09:20:23.095-07:00TUGAS SOFTSKILL MINGGU PERTAMA1. CONDITIONAL SENTENCES<br />
Exercise 21 Hal. 97-98<br />
<br />
1. understood<br />
2. would not have been<br />
3. will give<br />
4. would had<br />
5. would have been<br />
6. had<br />
7. stopped<br />
8. needed<br />
9. have<br />
10. enjoyed<br />
11. painting<br />
12. were<br />
13. writes<br />
14. had permitted<br />
15. had spent<br />
16. Iwill accept<br />
17. mother buys<br />
18. had decided<br />
19. would have written<br />
20. will leak<br />
21. studied<br />
22. hears<br />
23. see<br />
24. gets<br />
25. turn<br />
26. were<br />
27. would have called<br />
28. would have talked<br />
29. explained<br />
30. spoke<br />
<br />
<br />
2. ADVERB, ADJECTIVE, AND COMPARISON DEGREE<br />
Exercise 26 Hal. 107<br />
<br />
1. Rita plays the violin well.<br />
2. That is an intense novel.<br />
3. The sun is shining brightly.<br />
4. The girls speak fluent French.<br />
5. The boys speak Spanish fluently.<br />
6. The table has a smooth surface.<br />
7. We must figure our income tax returns accurately.<br />
8. We don't like to drink bitter tea.<br />
9. The plane will arrive soon.<br />
10. He had an accident because he was driving too fast.<br />
<br />
Exercise 27 Hal. 109<br />
<br />
1. Your cold sounds terrible.<br />
2. The pianist plays very well.<br />
3. The food in the restaurant always tasted good.<br />
4. The campers remained calmly despite the thunderstrom.<br />
5. They became sick after eating the contaminated food.<br />
6. Professor Calandra looked quick at the students sketches.<br />
7. Paco was working diligently on the project.<br />
8. Paul protested vehemently about the new proposals.<br />
9. Our neighbour appeared relaxed after their vacation.<br />
10. The music sounded too noisy to be classical.<br />
<br />
Exercise 28 Hal. 114<br />
<br />
1. as soon<br />
2. more important<br />
3. as well<br />
4. more expensive<br />
5. as hot<br />
6. more talented<br />
7. more colorful<br />
8. happier<br />
9. worse<br />
10. faster<br />
<br />
Exercise 29 Hal. 114<br />
<br />
1. The Empire State Building is taller than the Statue of Liberty.<br />
2. California is farther from New York than Pennsylvania.<br />
3. Hi assignment is different from mine.<br />
4. Louie reads more quickly than his sisters.<br />
5. No animal is so big as King Kong.<br />
6. Than report is less impressive than the government's.<br />
7. Sam wears the same shirt as his teammates.<br />
8. Dave paints much more realistically than his professor.<br />
9. The twins have less money at the end of the month than they have at the beginning.<br />
10. Her sports car is different from Nancy's.<br />
<br />
Exercise 30 Hal. 117<br />
<br />
1. best<br />
2. happiest<br />
3. faster<br />
4. creamiest<br />
5. more colorful<br />
6. better<br />
7. good<br />
8. more awkwardly<br />
9. least<br />
10. prettier<br />
11. the best<br />
12. from<br />
13. less impressive<br />
14. the sicker<br />
15. than<br />
16. twice as much as<br />
17. few<br />
18. much<br />
19. farthest<br />
20. more famousDennykusumohttp://www.blogger.com/profile/18404460460323207182noreply@blogger.com0